Sering Keputihan dan Gatal? Waspadai Gejala Vaginitis

Jangan abaikan kondisi keputihan disertai gatal

17 November 2024

Sering Keputihan Gatal Waspadai Gejala Vaginitis
Pixabay/Free-Photos

Pernahkah Mama merasa ada keputihan dan gatal-gatal di area organ intim, bahkan rasanya sangat mengganggu?

Jika ya, bisa jadi itu adalah vaginitis. Ini merupakan salah satu masalah pada vagina yang sering dialami oleh para perempuan.

Oleh sebab itu, menjaga kebersihan dan mencegah kelembapan di area vagina pun menjadi hal penting, Ma. Selain tidak nyaman, vaginitis juga bisa memicu peradangan yang lebih parah di area organ intim.

Berikut ini Popmama.com rangkum informasi tentang vaginitis yang perlu Mama ketahui:

1.  Apa itu vaginitis?

1.  Apa itu vaginitis
Pexels/Moose Photos

Vaginitis merupakan suatu kondisi di mana terjadi infeksi atau peradangan di vagina. Sebagian besar ditandai dengan munculnya keputihan, aroma tak sedap, gatal yang tak kunjung berhenti, serta nyeri saat buang air kecil.

Dalam kondisi lanjut, vaginitis juga bisa menyebabkan munculnya flek lho, Ma.

Tapi ada juga vaginitis yang tidak menimbulkan gejala seperti disebutkan di atas.

Dengan kata lain, pengidapnya tidak merasakan ada kondisi apapun, padahal telah terjadi infeksi di area organ intimnya.

Editors' Pick

2. Penyebab vaginitis

2. Penyebab vaginitis
Freepik

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penyebab terjadi vaginitis pada intinya adalah perubahan pada keseimbangan bakteri jahat dan bakteri baik di vagina.

Jika bakteri jahat semakin banyak, maka vagina rentan mengalami infeksi atau peradangan. Nah, beberapa hal yang bisa mengganggu keseimbangan tersebut salah satunya penggunaan antibiotik sembarangan.

Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri. Tapi apabila dikonsumsi berlebihan atau tidak sesuai aturan, maka bakteri baik pun bisa ikut mati, Ma.

Selain itu, vaginitis juga bisa muncul karena penyakit menular seksual. Termasuk di antaranya klamidia dan herpes genital.

Penggunaan produk pembersih vagina yang tak sesuait dengan kulit Mama juga bisa memicu vaginitis. Demikian pula jika Mama sering menggunakan celana dalam ketat atau berbahan tidak menyerap keringat.

3. Gejala vaginitis

3. Gejala vaginitis
Pixabay/Pexels

Pada awalnya, biasanya akan muncul rasa gatal. Namun gatal tersebut tak kunjung hilang, malah justru semakin parah dan ditambah dengan munculnya keputihan.

Setelah itu, Mama akan merasa tidak nyaman. Kemudian dalam kondisi lanjut, biasanya Mama juga akan merasa nyeri, terutama saat buang air kecil maupun saat berhubungan intim.

Segera cek ke dokter jika Mama mengalami gejala tersebut ya, Ma. Terutama jika Mama juga sudah sampai mengalami flek atau demam.        

4. Diagnosis vaginitis

4. Diagnosis vaginitis
Pexels/Martin Lopez

Biasanya dokter akan memberikan diagnosis vaginitis kepada Mama melalui diskusi. Mama bisa menjelaskan dengan detail gejala-gejala yang Mama alami, sekaligus kebiasaan perawatan kebersihan vagina sehari-hari.

Dengan begitu, dokter bisa lebih mudah mengenal apakah yang Mama alami benar vaginitis.

Dokter juga bisa meminta Mama untuk melakukan pengecekan di laboratorium. Nanti akan dilihat dari sampel cairan vagina Mama, apakah benar terjadi perubahan kadar pH serta ada bakterinya.

5. Pengobatan vaginitis

5. Pengobatan vaginitis
Pexels/JESHOOTS.com

Setelah benar ketahuan Mama mengalami vaginitis, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan. Salah satunya konsumsi obat antibiotik dan antijamur.

Tapi ingat ya, Ma. Cobalah untuk menaati aturan dokter saat diberi resep obat antibiotik dan antijamur. Ini supaya bakteri dan jamur yang ada bisa cepat teratasi dan tak kunjung malah bertambah banyak.

Selain minum obat, upayakan untuk selalu menjaga kebersihan dan kelembapan di area vagina. Salah satunya rutin mengganti celana dalam jika terasa sudah tidak nyaman. Pilih yang berbahan lembut.

Setelah membersihkan vagina, jangan lupa keringkan terlebih dahulu sebelum memakai celana dalam. Saat membersihkan, lebih baik gunakan air bersih dan sabun tanpa pewangi untuk mengurangi peradangan.

Meski vaginitis bukan penyakit yang berbahaya, namun jangan dianggap remeh ya, Ma. Jika dibiarkan, vaginitis bisa membuat Mama rentan terkena penyakit menular seksual seperti klamidia. Segera cek ke dokter jika Mama curiga mengalaminya.

Baca juga:

The Latest