Muncul Benjolan di Belakang Telinga, Apa Penyebabnya?
Jangan panik Ma, cari tahu tentang penyebab kondisi ini terjadi
27 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Segala sesuatu yang tak biasa terkait dengan kesehatan seringkali memang membuat khawatir ya, Ma. Termasuk jika tiba-tiba muncul benjolan di belakang telinga.
Dalam kebanyakan kasus, benjolan atau nodul di belakang telinga sebenarnya tidak berbahaya.
Kondisi ini kemungkinan menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Jarang munculnya benjolan di belakang telinga menjadi tanda yang berbahaya.
Namun demikian, Mama perlu tahu bahwa ada beberapa hal yang bisa menyebabkan muncul benjolan di belakang telinga.
Apa saja, ya? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
1. Infeksi bakteri atau virus
Salah satu hal yang paling sering terjadi dan menyebabkan muncul benjolan di belakang telinga adalah karena infeksi. Ya, beberapa jenis infeksi bakteri dan virus dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar leher dan wajah Mama.
Contoh infeksi tersebut misalnya seperti radang tenggorokan dan mononukleosis infeksius (virus Epstein-Barr).
Beberapa kondisi lain juga dapat menyebabkan munculnya benjolan di belakang telinga, termasuk campak dan cacar air.
Selain infeksi umum, jerawat juga bisa menimbulkan munculnya benjolan ini lho, Ma. Jenis jerawat yang paling sering menyebabkan hal ini adalah jenis jerawat vulgaris. Ini merupakan masalah umum yang terjadi ketika folikel rambut di kulit tersumbat.
Sel-sel kulit mati dan minyak yang menyumbat ini kemudian akan muncul menjadi jerawat.
Dalam kasus tertentu, jerawat ini akan tumbuh menjadi besar, padat dan menimbulkan nyeri.
2. Mastoiditis jika terjadi peradangan
Jika Mama mengalami infeksi telinga dan tidak segera diobati, Mama mungkin akan mengalami infeksi yang lebih serius yakni mastoiditis.
Infeksi ini berkembang di tonjolan tulang di belakang telinga, yang disebut mastoid. Oleh sebab itu, peradangan di area ini disebut sebagai mastoiditis.
Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menimbulkan berkembangnya kista berisi nanah. Pada akhirnya, Mama akan merasakannya sebagai benjolan yang nyeri di belakang telinga.
Tanda lain yang bisa Mama rasakan saat mengalami mastoiditis yakni demam dan keluarnya cairan dari dalam telinga.
Segera cek ke dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan ya, Ma.
3. Abses, kemungkinan terjadi setelah ada infeksi
Abses berkembang ketika jaringan atau sel-sel di suatu area tubuh terinfeksi. Tubuh Mama akan merespons infeksi dengan mencoba membunuh bakteri atau virus yang menyerang tersebut.
Nah, untuk melawan bakteri, tubuh akan mengirimkan sel darah putih ke daerah yang terinfeksi.
Sel-sel darah putih ini kemudian mulai menumpuk di area yang terinfeksi dan muncul nanah. Nanah sendiri merupakan cairan kental yang berkembang dari sel darah putih mati, jaringan, bakteri, dan zat penyerang lainnya.
Salah satu ciri khas dari abses adalah seringkali terasa menyakitkan dan hangat saat disentuh.
Jika ukuran abses yang Mama alami kecil, ada kemungkinan ia akan bisa hilang dan mengering dengan sendirinya.
Namun apabila abses terjadi dalam ukuran yang lebih besar, biasanya Mama akan memerlukan antibiotik dari dokter.
Editors' Pick
4. Otitis media
Otitis media adalah istilah lain untuk infeksi telinga. Bisa disebabkan oleh bakteri atau virus. Ketika infeksi terjadi, muncul penumpukan cairan dan bengkak pada belakang telinga.
Telinga pun seringkali akan terlihat bengkak dan kemerahan. Sama seperti abses, beberapa kasus ringan otitis media bisa hilang dengan sendirinya.
Namun apabila tak kunjung sembuh dan Mama merasakan gejala lain seperti demam tinggi dan nyeri terus-menerus, segera cek ke dokter untuk mendapatkan pengobatan, Ma.
5. Limfadenopati
Limfadenopati yakni pembengkakkan di kelenjar getah bening Mama, yang biasanya disebabkan oleh infeksi, peradangan atau bahkan kanker. Kelenjar getah bening merupakan bagian kecil yang terdapat di beberapa bagian tubuh seperti di bawah lengan, leher, panggul, dan di belakang telinga.
Saat ada infeksi, kelenjar getah bening akan membengkak. Nah, ketika jumlah sel yang melawan infeksi bertambah, makan akan terjadi penumpukan di area sekitar kelenjar getah bening.
6. Kista sebasea
Kista sebasea adalah benjolan non-kanker yang muncul di bawah kulit. Kondisi ini paling sering terjadi dan berkembang di area kepala, leher, dan dada.
Jenis kista ini berkembang di sekitar kelenjar sebaceous, yang bertanggungjawab untuk memproduksi minyak yang melumasi kulit dan rambut. Dalam kebanyakan kasus, kista sebasea tidak menimbulkan nyeri. Namun sering juga yang akan sampai memicu sedikit nyeri.
Jangan ragu untuk cek dan berkonsultasi ke dokter jika Mama curiga mengalaminya. Sebab kondisi ini juga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, Ma.
Bacajuga: Bukan Tunas Gigi! Ternyata Benjolan Putih di Gusi Newborn adalah Kista
7. Lipoma
Lipoma adalah benjolan lemak yang berkembang di antara lapisan kulit Mama. Lipoma dapat berkembang di bagian tubuh mana saja dan pada umumnya tidak berbahaya.
Lipoma tidak selalu dapat dideteksi dari permukaan kulit, tetapi ketika mereka tumbuh lebih besar, semakin besar kemungkinan Mama akan dapat merasakannya dengan tangan.
Kapan Benjolan di Belakang Telinga Harus Dicek ke Dokter?
Meski dalam kebanyakan kasus munculnya benjolan di belakang telinga bukan karena sesuatu yang berbahaya, namun sebaiknya segera cek ke dokter jika benjolan ini diiringi dengan kondisi lain seperti nyeri, kemerahan atau keluar cairan dari telinga.
Juga ketika benjolan bergeser atau tumbuh semakin besar. Munculnya gejala umum lain seperti demam tinggi juga sebaiknya diperiksakan.
Benjolan di bawah kulit dan di belakang telinga jarang disebabkan oleh kanker, tetapi selalu lebih aman untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Nantinya biasanya akan dilakukan pemeriksaan menyeluruh.
Baca juga:
- Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui dan Cara Mengatasinya
- Raffi Ahmad dan Nagita Kaget Ada Benjolan di Bawah Lidah Rafathar
- Benjolan di Ketiak Saat Hamil, Berbahayakah?