Ngeri! Nanny Dipenjara Setelah Melecehkan Anak Asuhnya dan Hamil

Nanny tersebut pun dijatuhi hukuman penjara 20 tahun

24 Oktober 2019

Ngeri Nanny Dipenjara Setelah Melecehkan Anak Asuh Hamil
Parents.com/Hillsborough County Sherrif's Office

Seorang nanny umumnya dipekerjakan untuk membantu menjaga dan mengurus anak, tetapi tidak demikian yang terjadi di Florida, Amerika Serikat. Baru-baru ini terjadi kasus di mana seorang nanny dijatuhi hukuman 20 tahun karena melakukan pelecehan seksual.

Tidak tanggung-tanggung, pelecehan seksual dilakukan nanny bernama Marissa Mowry (28 tahun), kepada anak asuhnya yang saat itu berusia 11 tahun.

Agar tahu kisah lengkapnya, berikut rangkuman Popmama.com dari Parents:

1. Lakukan pelecehan seksual sampai positif hamil

1. Lakukan pelecehan seksual sampai positif hamil
Pixabay/JuliaFiedler

Kasus pelecehan seksual ini terjadi pada tahun 2014, tepatnya ketika Mowry masih berusia 22 tahun. Pada Januari 2014, ia bekerja pada sebuah keluarga, di mana tugasnya adalah menjaga seorang anak laki-laki berusia 11 tahun.

Saat itu, ia mulai melakukan kontak seksual pada anak tersebut. Selanjutnya, ia beberapa kali melakukan pelecehan seksual tanpa pengaman. Sampai kemudian, Mowry positif hamil. Pada musim gugur tahun 2014 silam, Mowry pun melahirkan.

2. Korban sempat mengadu pada orang tuanya

2. Korban sempat mengadu orang tuanya
Pixabay/Myriams-Fotos

Kemudian pada tahun 2017, korban pun akhirnya memberanikan diri untuk bercerita pada ibunya. Sang ibu kemudian menghubungi polisi, lalu melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut.

Terkejut bukan main, hasil tes DNA membenarkan bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Mowry. Demikian dilaporkan oleh Tampa Bay Times.

Kasus ini pun kemudian diselidiki oleh polisi, sampai akhirnya Mowry mengaku bersalah atas berbagai tuduhan pelecehan seksual pada anak-anak.

3. Nanny dijatuhi hukuman 20 tahun penjara

3. Nanny dijatuhi hukuman 20 tahun penjara
Pixabay/succo

Hakim pun  memutuskan memberi hukuman 20 tahun penjara pada Mowry. Setelah bebas nanti, Mowry masih harus menyelesaikan 10 tahun masa percobaan pelaku pelecehan seksual di Florida.

Kini Mowry sudah berusia 28 tahun, sementara korbannya berusia 17 tahun dan anak mereka berusia 5 tahun.

Ibu korban buka suara pada Tampa Bay Times dan mengatakan bahwa tindakan Mowry mengubah kehidupan putranya.

Dia mengatakan bahwa putranya, yang masih berstatus pelajar sampai saat ini, kerap membawa sang bocah ke sekolah di pagi hari sebelum ia sendiri bersekolah. Ia juga kerap mengajak anaknya tersebut bermain di belakang rumah sepulang sekolah.

"Kejadian ini tidak menghancurkan hidup putra saya, tetapi mengubah hidupnya. Tapi paling tidak kini ia telah berubah menjadi salah satu sosok ayah yang menakjubkan,” ungkap sang ibu penuh haru.

Bagaimana orang tua harus bersikap saat anak menceritakan pengalaman pelecehan?

Dikutip dari Parents Protect, sebanyak tiga perempat anak-anak yang mengalami pelecehan seksual tidak memberi tahu siapa pun tentang hal itu, termasuk pada orang tuanya.

Mirisnya, pelaku pelecehan seksual lebih sering adalah orang yang kita kenal, dan bahkan bisa jadi orang yang kita sayangi. Misalnya seperti anggota keluarga, kerabat, tetangga atau bahkan pengasuh alias nanny. Semakin dekat hubungan antara pelaku dan korban, semakin kecil kemungkinan korban akan membicarakannya.

Orang tua perlu cermat ‘membaca’ petunjuk yang mungkin diberikan oleh anak, bahwa ada sesuatu yang tengah terjadi. Informasi dari anak mungkin tidak jelas dan mereka mungkin tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi. Jadi kebijakan dan pemahaman orang tua pun penting untuk menanggapinya, misalnya seperti:

  • Memberikan respons dan perhatian lebih

Ketika anak mencoba memberi tahu Mama tentang adanya situasi pelecehan seksual, segera tanggapi dan berikan perhatian. Jangan anggap semua ucapan anak adalah bohong belaka, cari tahu dan gali informasi lebih dalam. Jika perlu, libatkan psikolog atau profesional lain untuk membantu mendampingi anak.

  • Tunjukkan rasa percaya

Jika seorang anak cukup mempercayai Mama untuk memberi tahu apa yang sedang dialaminya, meskipun sulit untuk percaya tapi tunjukkan empati dan rasa percaya. Umumnya, sangat kecil kemungkinannya bahwa seorang anak akan dengan sengaja membuat tuduhan palsu tentang perilaku seksual orang dewasa.

Tekanan pada anak untuk diam sangat besar. Dibutuhkan keberanian luar biasa untuk anak bisa berbicara tentang pelecehan. Jadi, berilah dukungan dengan cara mendengarkan cerita dari anak, jangan langsung menolak atau memotong pembicaraannya.

  • Tetap tenang

Setiap orang tua tentu akan sangat terkejut mendengarkan cerita seperti ini dari buah hatinya, tetapi upayakan untuk tetap tenang dan tidak terbawa emosi. Jika Mama marah, anak mungkin berpikir Mama akan menghukum dan membuatnya semakin takut. Kondisi demikian bisa jadi membuat anak juga akan kesal atau tertekan, sehingga cenderung semakin tertutup.

  • Utamakan kepedulian

Pastikan anak tahu bahwa Mama mencintai mereka dan bahwa mereka tidak melakukan kesalahan, jadi jangan lupa untuk terus memberi tahu mereka. Anak perlu melihat bahwa Mama sebagai orang dewasa sekaligus orang tua mempercayai dan melindungi mereka.

Ingat ya, Ma. Jika memang kondisinya sudah semakin terungkap, jangan ragu untuk segera melapor atau meminta bantuan dari pihak berwajib. Pendampingan dari psikolog juga mungkin diperlukan untuk membantu mengatasi trauma pada anak.

The Latest