Didiagnosis Penebalan Dinding Rahim, Berbahaya atau Tidak?
Jika tidak segera diobati dan berlanjut makin parah, kondisi ini bisa memicu kanker
4 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lapisan dinding rahim (endometrium) pada dasarnya akan berubah-ubah saat siklus haid, terutama akibat respons terhadap hormon. Saat awal siklus haid, indung telur menghasilkan estrogen sehingga dinding rahim menebal.
Proses ini terjadi secara alamiah sebagai bentuk persiapan rahim untuk kehamilan. Selanjutnya pada pertengahan siklus haid, sel telur dilepaskan dan menjadi proses ovulasi.
Nah, ketika ovulasi telah usai, selanjutnya progesteron akan mulai diproduksi oleh tubuh. Hormon ini berfungsi untuk mempersiapkan endometrium menutrisi sel telur yang dibuahi. Saat kehamilan tidak terjadi, estrogen dan progesteron pun akan menurun.
Saat progesteron terus menurun, haid akan terjadi dan lapisan dinding rahim akan meluruh sempurna.
Apabila siklus tersebut tidak terjadi secara normal, efeknya yakni dinding rahim tidak meluruh dan justru terus berkembang. Salah satunya akibat kelebihan hormon estrogen.
Yuk kenali lebih lanjut informasi dari Popmama.com tentang penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium berikut ini:
1. Apa itu penebalan dinding rahim?
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, penebalan dinding rahim adalah suatu kondisi di mana lapisan rahim menjadi terlalu tebal. Meski bukan kanker, namun dalam beberapa kasus, hal ini dapat juga memicu kanker rahim.
Seperti disebutkan sebelumnya, hormon estrogen dan progesteron sama-sama dibutuhkan oleh tubuh perempuan saat siklus haid. Ketika salah satunya mengalami keabnormalan, maka efeknya bisa menjadi gangguan pada proses peluruhan dinding rahim.
Misalnya saat produksi hormon estrogen terlalu berlebihan, efeknya bisa membuat progesteron tidak diproduksi dan lapisan dinding rahim tidak meluruh. Dinding rahim pun menjadi terus berkembang dan menebal. Sel-sel yang terus dihasilkan menghasilkan lapisan yang terus bergabung menjadi abnormal.
Kondisi ini sangat umum terjadi dan bisa dialami oleh perempuan di usia berapa saja. Namun dibutuhkan pengobatan medis dari dokter untuk mengatasi kasus penebalan dinding rahim ini, Ma.
Editors' Pick
2. Penyebab penebalan dinding rahim
Ada beberapa kondisi yang diyakini menjadi penyebab terjadinya penebalan dinding rahim secara abnormal. Paling sering disebabkan oleh kelebihan estrogen. Ketidakseimbangan hormon ini juga sering dikaitkan dengan kanker rahim. Oleh sebab itu, kasus penebalan dinding rahim kerap dianggap sebagai pre-kanker.
Selain itu, beberapa hal yang menjadi penyebab penebalan dinding rahim di antaranya:
- Menjelang masa menopause
Mendekati menopause di mana ovulasi menjadi tidak teratur atau sudah menopause, risiko untuk mengalami penebalan dinding rahim biasanya akan menjadi lebih besar. Ini karena pada waktu ini biasanya progesteron tak lagi diproduksi oleh tubuh
- Pernah menjalani terapi pengganti estrogen
Misalnya dengan mengonsumsi obat-obatan yang bertindak sebagai pengganti estrogen atau menjalani terapi obat perawatan kanker payudara
- Periode menstruasi yang tidak teratur
Terutama yang berhubungan dengan sindrom ovarium polikistik atau infertilitas
- Kegemukan
Saat berat badan berlebihan, biasanya produksi hormon dalam tubuh juga akan mengalami masalah atau gangguan. Salah satunya gangguan pada produksi hormon progesteron dan estrogen
3. Tanda dan gejala
Ada beberapa tanda dan gejala khas dari penebalan dinding rahim yang perlu diperhatikan oleh kaum perempuan. Salah satu tanda yang tak boleh diremehkan adalah perdarahan abnormal pada rahim.
Selain itu, tanda lain dari penebalan dinding rahim yakni:
- Perdarahan selama siklus haid yang tiba-tiba lebih hebat atau berlangsung lebih lama daripada biasanya
- Siklus haid lebih pendek dari 21 hari (dihitung dari hari pertama siklus haid hingga hari pertama siklus haid berikutnya
- Perdarahan apapun yang terjadi padahal sudah mengalami menopause
Namun demikian, mungkin saja ada tanda atau gejala lain yang dialami selain seperti disebutkan di atas. Jadi, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter untuk menentukan apakah benar ini kasus penebalan dinding rahim ya, Ma.
4. Pemeriksaan dan diagnosis
Seperti disebutkan sebelumnya, kasus penebalan dinding rahim akan jauh lebih baik jika terdiagnosis dan diobati lebih cepat.
Dokter awalnya mungkin akan melakukan pemeriksaan melalui tanya jawab. Setelah itu pemeriksaan diagnostik seperti USG transvaginal juga bisa dilakukan.
Pemeriksaan USG transvaginal dilakukan untuk mengukur ketebalan lapisan dinding rahim. Pada tes ini, perangkat kecil diletakkan melalui vagina dan gelombang suara yang muncul pun diubah menjadi gambar.
Namun jika dokter ingin memastikan apakah penebalan dinding rahim yang terjadi adalah karena kanker atau bukan, satu-satu pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah dengan mengambil sampel kecil jaringan dinding rahim dan dicek di mikroskop (biopsi).
5. Cara mengobati penebalan dinding rahim
Setelah dipastikan bahwa benar Mama mengalami penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium, dokter akan memutuskan seperti apa rencana pengobatan yang bisa dilakukan. Semua bergantung pada usia dan tingkat keparahan hiperplasia yang dialami.
Pada sebagian besar kasus, penebalan dinding rahim bisa diatasi dengan terapi hormon. Misalnya dengan terapi progestin melalui oral, suntik maupun intrauterine.
Namun apapun terapi dan resep obat yang diberikan oleh dokter, pastikan Mama mematuhinya supaya cepat membaik, ya.