Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Antara Kista dan Miom
Beda kondisi, beda pula cara penanganannya lho
28 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa yang terlintas dalam pikiran Mama jika mendengar kata kista dan miom? Biasanya rasa takut akan muncul.
Tapi seringkali kedua kondisi ini dianggap sama, Ma. Padahal meskipun mirip, kista dan miom berbeda lho, Ma.
Beda kondisi, beda pula nanti perawatan dan pengobatannya. Nah, apa sebenarnya perbedaan dari kista dan miom, ya? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
1. Apa itu miom?
Dilansir Mayo Clinic, miom, mioma atau fibroid rahim adalah pertumbuhan berlebih non-kanker pada rahim yang sering muncul selama masa subur. Miom sebenarnya tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kanker rahim dan hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker.
Fibroid memiliki ukuran mulai dari kecil yang tidak terdeteksi oleh mata manusia, hingga massa besar yang dapat merusak dan memperbesar rahim. Bentuk fibroid yang muncul bisa berupa tunggal atau ganda.
Dalam kasus yang ekstrem, beberapa fibroid dapat terus membesar hingga mencapai tulang rusuk dan terus bertambah berat.
Sebagian perempuan kadang-kadang memiliki fibroid rahim sepanjang hidupnya. Tetapi kebanyakan dari mereka tidak tahu sedang memiliki fibroid karena hampir tidak menimbulkan gejala.
Seringkali dokter bahkan menemukan fibroid secara tidak sengaja selama pemeriksaan panggul atau USG prenatal.
Editors' Pick
2. Apa itu kista?
Sementara itu, kista ovarium adalah kantung berisi cairan di ovarium atau di permukaannya. Faktanya, perempuan memiliki dua ovarium yang masing-masing sebesar kacang almond di setiap sisi rahim.
Banyak perempuan yang juga memiliki kista ovarium pada suatu waktu. Kebanyakan kista menunjukkan gejala tidak nyaman namun tidak berbahaya. Mayoritas bahkan menghilang tanpa pengobatan dalam beberapa bulan.
Namun demikian, kista ovarium yang telah pecah perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan gejala serius. Pemeriksaan panggul secara teratur pun perlu dilakukan untuk menemukan diagnosis tepat.
Gejala kista ovarium yang perlu diperhatikan yakni nyeri panggul, ada tekanan pada panggul, pembesaran perut, gangguan pada usus dan/atau kandung kemih.
3. Perbedaan antara kista dan miom
Dilansir situs resmi Mount Alvernia Hospital, Singapura, secara umum miom atau fibroid terdiri dari jaringan padat dan hanya terjadi di rahim, sedangkan kista terbentuk di ovarium dan terisi cairan.
Belum jelas mengapa fibroid berkembang, tetapi beberapa faktor diduga memengaruhi pembentukannya.
Fibroid tumbuh di bawah pengaruh estrogen dan progesteron. Pada kehamilan, kadar estrogen dan progesteron lebih tinggi dan fibroid dapat tumbuh dan membesar. Perempuan yang memiliki riwayat keluarga dengan fibroid mungkin berisiko lebih tinggi mengalaminya juga.
Sementara itu, kista ovarium paling banyak muncul dari proses ovulasi dan dikenal sebagai kista fungsional atau fisiologis.
Selama siklus haid, hormon merangsang folikel atau kantung di setiap ovarium untuk tumbuh dan memproduksi estrogen. Satu folikel akan menjadi yang paling dominan atau terbesar. Selama ovulasi, folikel ini pecah untuk melepaskan sel telur.
Nah, folikel yang tertinggal dapat terisi dengan cairan atau darah dan membentuk kista. Kista fungsional ini biasanya sembuh sendiri setelah satu atau dua siklus haid.
4. Pengaruh kista dan miom terhadap kesuburan
Jika fibroid berukuran besar atau berada di lokasi tertentu di dalam rahim, mereka dapat memengaruhi peluang kehamilan.
Selain itu, beberapa kista ovarium juga kerap dikaitkan dengan subfertilitas, tergantung pada jenisnya. Pada kista endometriotik, potongan-potongan jaringan yang melapisi rahim tumbuh pada organ panggul lainnya, seperti ovarium atau saluran tuba. Kondisi ini kerap dikaitkan dengan infertilitas.
Sindrom ovarium polikistik adalah suatu kondisi di mana ada banyak kista kecil pada ovarium, menstruasi tidak teratur dan ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesuburan. Jenis-jenis kista lain seperti kista fisiologis, yang biasanya hilang dalam beberapa siklus menstruasi berikutnya, biasanya tidak memengaruhi kesuburan kecuali ukurannya bertambah.
5. Pencegahan kista dan miom
Untuk membantu mencegah terjadinya kista dan miom, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mempertahankan berat badan ideal. Terapkan juga pola makan sehat dan jauhi konsumsi berlebihan dari junk food.
Dalam kasus kista ovarium fungsional, seringkali kasus ini dapat dicegah dengan menggunakan pil KB, terutama untuk fungsi menekan ovulasi.
Namun demikian, tidak ada tindakan pencegahan yang benar-benar terbukti efektif secara langsung mencegah kista dan miom.
Nah, apabila Mama masih ragu untuk menentukan apakah ada kista atau miom pada sistem reproduksi, segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter, ya.