Tips Atasi Insomnia Akibat Arthritis Rheumatoid alias Rematik
Kualitas tidur juga penting dalam proses penyembuhan rematik lho, Ma
25 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama saat ini sedang mengalami penyakit arthritis rheumatoid (AR) alias rematik? Jika ya, berbagai masalah kesehatan lainnya pun bisa saja dialami. Salah satunya adalah susah tidur dan insomnia.
Pada dasarnya, arthritis rheumatoid memang dapat memengaruhi banyak bagian tubuh dan kesehatan. Banyak orang yang menderita arthritis rheumatoid selalu merasa sakit atau tidak nyaman.
Dikombinasikan dengan stres, gangguan pola tidur pun bisa terjadi.
Dikutip dari Mayo Clinic, artritis rheumatoid adalah penyakit radang atau bengkak pada otot dan atau sendi. Peradangan ini pun bisa menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa dan membuat pengidapnya sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
Bagaimana cara supaya kualitas tidur tidak terganggu meski mengidap arthritis rheumatoid, ya? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
1. Pahami dulu pentingnya tidur yang nyenyak
Tidur bukan sekadar menutup mata dan beristirahat sejenak. Momen ini merupakan salah satu bagian dari aktivitas sehari-hari yang sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental.
Selama tidur, sistem kekebalan tubuh Mama menghasilkan bahan kimia pelindung yang membantu melawan infeksi.
Jika Mama kurang tidur, sistem kekebalan pun tidak dapat melakukan fungsi penting ini.
Padahal saat mengidap artritis reumatoid, sangat penting bagi Mama untuk tidur cukup dan memiliki tidur yang juga berkualitas. Sebab saat mengidap artritis reumatoid, sistem kekebalan tubuh Mama sudah terganggu.
The Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa orang dewasa butuh tidur setidaknya 7-8 jam setiap malam.
Editors' Pick
2. Jangan lupa cek obat
Saat diberi resep obat oleh dokter, jangan lupa amati efeknya bagi kualitas tidur. Bisa saja, kandungan obat yang dikonsumsi oleh Mama untuk mengatasi arthritis rheumatoid justru memicu masalah pada kualitas tidur.
Misalnya, dokter Mama mungkin meresepkan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan pada sendi. Namun obat-obatan jenis ini justru meningkatkan risiko gangguan tidur dan mengganggu siklus tidur.
Di sisi lain, beberapa obat penghilang rasa sakit dapat membuat Mama merasa mengantuk di siang hari.
Setelah tergoda untuk tidur siang, yang mungkin terlalu lama, nantinya saat malam hari justru Mama akan menjadi lebih sulit tidur nyenyak.
Jika Mama mengalami hal ini, diskusikan pada dokter apakah mungkin perlu dilakukan perubahan resep obat atau langkah lain supaya kualitas tidur tidak terganggu oleh obat.
Sebab seperti diketahui, pengobatan untuk mengatasi arthritis rheumatoid dilakukan dalam jangka panjang.