Demi Keselamatan, Kenali 10 Tips Cegah Anak Tenggelam di Kolam Renang
Selalu utamakan keselamatan buah hati di mana pun berada
28 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berenang di kolam renang menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak. Hal ini pun bisa menjadi pilihan kegiatan menarik untuk mengisi waktu liburan.
Tapi hati-hati ya, Ma. Meskipun terlihat menyenangkan, ada bahaya yang juga mengintai anak-anak di kolam renang. Ya, anak rentan tenggelam bahkan dalam hitungan waktu yang sangat singkat.
Menurut Druann Letter dari Water Watchers Phoenix Children's Hospital, anak-anak bisa tenggelam tanpa ketahuan orang lain hanya dalam waktu 25 detik saja. Tidak cuma di kolam renang yang dalam, tetapi juga di kolam renang khusus anak-anak.
"Sebagian besar anak tenggelam karena orang tua mereka memalingkan kepala meski hanya sebentar atau orang tua tidak tahu bahwa anak mereka berada di dekat kolam renang," kata Letter, seperti dilansir Parents.
Hal serupa juga disampaikan oleh dokter anak di Children's Medical Center Dallas, Steven Kernie, MD. Menurutnya, anak-anak mudah panik sehingga mereka bahkan tidak mampu berteriak saat tubuhnya mulai tenggelam.
Supaya peristiwa seperti ini bisa dicegah, ada beberapa tips aman saat berenang bersama anak yang perlu dilakukan oleh orang tua. Berikut Popmama.com sudah merangkum infonya untuk Mama:
1. Jangan lepas pandangan dari anak
American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan para orang tua untuk selalu berada di dekat anak saat sedang pergi berenang bersama. Setidaknya usahakan anak selalu berada dalam jangkauan tangan Mama.
Anak-anak yang belum berpengalaman berenang membutuhkan pengawasan dan jangkauan aman secara terus-menerus saat bermain di atau dekat kolam renang. Ini berarti orang tua (atau orang dewasa yang bertanggung jawab lainnya) harus tetap berada di dalam air bersama anak setiap saat. Berikan perhatian 100 persen hanya pada anak.
Demikian disampaikan oleh Tom Krzmarzick, MD, direktur medis Regional Pediatric Trauma and Emergency Center, Children's Medical Center of Dayton. Jika Mama perlu meninggalkan area kolam, lebih baik bawa serta anak, ya.
Jangan biarkan pengasuh mengawasinya berenang sendiri, kecuali Mama yakin mereka akan mengawasinya terus-menerus.
2. Hindari menggunakan ponsel di area kolam
Sepenting apapun pekerjaan Mama, hindari menggunakan ponsel saat sedang di kolam renang bersama anak. Jika perlu, simpan ponsel di luar jangkauan atau di dalam tas sehingga Mama tidak tergoda untuk menggunakannya.
Namun ini tidak berarti Mama sampai harus meninggalkan ponsel di rumah. Situasi terbaik adalah memastikan ponsel bisa digunakan dan ada dalam jangkauan jika terjadi keadaan darurat.
Tapi tetap saja, pastikan Mama tidak menggunakannya saat anak sedang berada di dalam atau dekat kolam. Terlebih hanya untuk memotret aktivitas anak kemudian meng-upload di media sosial.
3. Jangan hanya mengandalkan pelampung
Anak sudah menggunakan pelampung bukan berarti ia 100 persen aman dan terhindar sepenuhnya dari tenggelam, Ma.
Terlalu percaya dan mengandalkan pelampung seringkali membuat orang tua menjadi lengah. Padahal ada kemungkinan lain yang bisa membuat anak tenggelam meski dilengkapi dengan pelampung.
Misalnya, pelampung mengempis perlahan atau mungkin anak terlalu semangat bermain sehingga pelampungnya terlepas. Jadi, tetap berhati-hati, Ma.
4. Gunakan penghalang air yang tepat
Jika Mama memiliki kolam renang sendiri di rumah, pastikan kolam dilengkapi dengan penghalang. Misalnya seperti pagar empat sisi yang memisahkan antara kolam dengan rumah. Termasuk di antaranya perhatikan keamanan dari kolam plastik.
AAP menyebutkan jika Mama di rumah menggunakan kolam plastik, selalu pastikan untuk mengeringkannya setelah digunakan. Jangan dibiarkan terbuka di halaman karena air hujan bisa tertampung dan menjadi area bermain anak tanpa pengawasan.
Ingat, selalu awasi anak bahkan ketika dia berada di kolam air yang sangat dangkal.
"Kebanyakan orang tua berpikir bahwa anak minimal berusia 3 atau 4 tahun bisa berdiri dan keluar dari kolam dangkal. Tapi jika anak jatuh dan menelan air, ia tetap bisa takut dan tidak tahu harus berbuat apa,” tutur Krzmarzick.
Editors' Pick
5. Daftarkan anak belajar berenang
Apabila memang memungkinkan, tak ada salahnya Mama mendaftarkan anak untuk belajar berenang secara khusus. Keterampilan berenang dasar seperti kemampuan untuk memasuki air, naik ke permukaan, dan sebagainya akan dilatih.
Usia berapa anak sebaiknya mulai belajar berenang? AAP tidak merekomendasikan program berenang formal untuk anak-anak di bawah usia 1 tahun. Pada usia ini, kelas berenang untuk orang tua dan bayi dianggap bertentangan dengan pelajaran keselamatan.
Menurut AAP, keputusan untuk mendaftarkan anak di atas usia 1 tahun dalam pelajaran berenang harus dibuat oleh orang tua berdasarkan kesiapan perkembangan anak.
Yang pasti, anak harus siap secara fisik dan mental.
Anak harus memiliki kekuatan dan koordinasi dalam standar tertentu untuk dapat masuk dan keluar dari kolam, menerima arahan dari instruktur, menunggu giliran dan bekerja sama dengan anak-anak lain.
Baca juga:
6. Minta pengawasan tambahan dari teman atau saudara
Sebagai lapisan perlindungan tambahan, para ahli merekomendasikan agar anak-anak mengikuti sistem ‘buddy’. Ini berarti saat berenang anak selalu berpasangan dengan teman sebaya, akan jauh lebih baik jika usianya lebih tua.
Pasangkan anak dengan seorang teman atau saudara kandung. Jelaskan bahwa setiap mereka saling bertanggung jawab untuk mengetahui di mana pasangannya berada setiap saat.
Tapi jangan lupa, ini berlaku sebagai pengawasan tambahan saja ya, Ma. Pengawasan utama tetap harus diberikan oleh orang dewasa.
7. Selalu siapkan peralatan keamanan darurat
Saat mengajak anak ke kolam renang umum maupun di kolam renang rumah, wajib bagi orang tua untuk menyediakan peralatan keamanan darurat. Ini untuk mengatasi hal-hal yang mungkin saja terjadi terkait keselamatan anak.
Misalnya seperti pelampung siap pakai, jaket pelampung dan juga telepon. Telepon berfungsi untuk menelepon petugas misalnya seperti ambulans.
8. Ajarkan aturan mutlak saat berenang
Orang tua perlu menerapkan aturan yang wajib dipatuhi anak saat sedang berenang. Aturan tersebut di antaranya seperti jangan berlari, jangan menyelam sendirian, jangan mendorong anak lain ke kolam, jangan menarik anak lain ke dasar kolam dan jangan berenang tanpa pengawasan orang dewasa.
Menanamkan pentingnya menerapkan aturan-aturan ini akan membuat anak sadar akan utamanya keselamatan. Bukan hanya keselamatan dirinya sendiri, tapi juga keselamatan orang lain.
9. Pelajari metode resusitasi jantung paru (RJP)
Resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah salah satu pertolongan pertama untuk mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi darah dalam tubuh.
Tujuan tindakan ini adalah menjaga serta mengendalikan darah dan oksigen di tubuh.
RJP biasanya dilakukan kepada mereka yang tidak bernapas atau denyut nadinya terhenti, termasuk saat tenggelam.
Secara darurat, lakukan kompresi dada (100 kali per menit), dan berikan bantuan pernapasan melalui mulut.
10. Tetap waspadai bahaya tenggelam di rumah
Bukan cuma di kolam renang, orang tua perlu tahu bahwa tenggelam juga bisa terjadi di lingkungan yang terlihat aman seperti di dalam rumah. Misalnya seperti di area-area berikut ini:
- Bak mandi atau bathtub
Jangan pernah meninggalkan anak, khususnya di bawah usia 4 tahun, sendirian di bak mandi atau berlari di dekat bak mandi. Selain itu, anak yang usianya lebih tua mungkin sudah bisa mandi sendiri, tapi orang tua harus tetap mendengarkan dan mengawasi
- Ember dan wadah penampung air
Anak yang bermain dengan air atau sekadar penasaran sangat mungkin jatuh ke dalam ember berisi air dan tidak bisa keluar lagi. Jadi selalu pastikan untuk mengosongkan wadah seperti ini setelah digunakan
Nah, selalu utamakan keselamatan anak di mana pun ya, Ma. Termasuk di kolam renang meskipun tampaknya dangkal dan juga di dalam rumah.