Apakah Normal Seorang Ibu Rumah Tangga Merasa Depresi?
Depresi yang dialami ibu rumah tangga itu bukan bercanda lho!
3 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki anak adalah anugerah ketika kamu sudah menikah. Bayi terlahir dalam keadaan sangat mungil dan rentan.
Pasti kamu merasa ingin selalu ada di sisinya, melihat perkembangannya, memberikan kebutuhannya, tidak membiarkannya menangis, menyaksikan setiap detil pertumbuhannya.
Kamu pasti tak sabar mendengar si Kecil berkata “Mama” untuk pertama kali.
Melihat anak mama memulai langkah kecil pertamanya menjadi hal paling dinanti.
Namun setelah semua itu Mama lakukan, bisa jadi kamu merasa kehilangan diri kamu sendiri.
Dulu mungkin Mama adalah seorang perempuan yang bekerja, seperti atlet, supervisor, atau seseorang yang kehadirannya selalu membuat orang-orang bangga.
Setelah cuti melahirkan, identitas kamu berubah menjadi title yang menyenangkan namun penuh pengorbanan, begitulah menjadi seorang Mama.
Krisis identitas pun Mama lalui, kadang stres dan depresi melanda karena penilaian orang lain, dan lebih parah lagi Mama merasa tak punya lagi wadah untuk berkreasi.
Berikut ini Popmama.com akan membahas depresi yang dialami oleh stay-at-home-Mom. Simak ulasannya, ya!
1. Apakah normal saat ibu rumah tangga mengalami depresi?
Mama telah memberikan semuanya untuk anak dan pasangan Mama. Waktu, karir, dan tenaga kamu berikan. Kemudian kamu merasa kesepian dan tanpa tujuan, sesuatu yang disebut Stay-at-Home Mom Depression. Orangtua yang mengalami hal ini tidaklah sedikit.
Jadi hal ini adalah sesuatu yang sangat normal, dan Mama pun bisa melakukan sesuatu untuk merasa lebih baik.
Editors' Pick
2. Berubah identitas menjadi seorang Mama
Mungkin sekarang Mama berubah menjadi bangun sepanjang malam karena si Kecil nangis terus, memandikan si Kecil, atau mengatur jadwal untuk imunisasi selanjutnya.
Dirimu masihlah kamu yang apa adanya, meskipun sudah menjadi ibu, Mama masih bisa melakukan hal yang kamu inginkan.
Tak ada sedikit pun yang bisa diubah.
3. Meninggalkan karir demi anak
Menurut peneltiian, 1 dari 5 orang, wanita memilih untuk mengurus anak, dan Stay-at-Home Mom Depression itu ada, nyata, di depan mata. Sebagian orang mungkin berkata, diam di rumah adalah hadiah karena tak perlu usaha mencari uang.
Tapi sayangnya mereka tak melihat sisi bahwa perempuan juga butuh afirmasi untuk menyalurkan keinginannya.
4. Saat depresi melanda bicaralah dengan seseorang
Jika Mama mulai merasa gejala depresi mulai muncul, segeralah lakukan sesuatu. Setiap orang punya caranya tersendiri, lakukan hal yang kamu suka, marathon 5K, membuat kerajinan, atau ngopi bareng teman-teman.
Kuncinya satu, berbicaralah dengan seseorang, rekan atau teman yang bisa memcahkan masalah kamu.
5. Mama masih bisa kok kembali beraktivitas
Rasanya menyenangkan memang berkontribusi akan sesuatu di dunia yang sebentar ini. Bukan hanya uang alasannya, tapi juga menyalurkan passion juga penting. Mama masih bisa melakukannya, kok. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan dan buatlah kondisi memungkinkan.
Ingat, Ma satu-satunya yang konstan dalam hidup adalah perubahan. Mama masih bisa mengubah kembali identitas Mama menjadi bagian di masyarakat. Jadikah diri Mama menjadi seseorang yang utuh dan lengkap.
Tapi Mama juga harus menyadari hal yang Mama ingin lakukan itu berasal dari Mama sendiri dan bukan karena orang lain.