Jangan Panic Buying Ma! Ini Barang yang Harus Ada saat Isolasi Mandiri
Mulai sekarang pilihlah yang memang benar-benar dibutuhkan
7 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, telah dihebohkan video warga Indonesia yang sedang panic buying dengan membeli segala kebutuhannya saat pandemi seperti ini.
Sebelumnya, jika Mama tidak tahu apa itu panic buying, itu adalah di mana masyarakat melakukan aksi memborong sesuatu karena takut tidak kebagian, takut harganya menjadi naik, dan sebagainya.
Dilihat dari semakin meningkatnya angka kasus positif Covid-19, sejumlah masyarakat berburu berbagai kebutuhan seperti obat-obatan, vitamin, susu Bear Brand, kelapa hijau, bahkan juga ada yang menimbun tabung oksigen.
Kejadian ini sama seperti pada awal pandemi, beberapa orang memutuskan untuk menimbun masker dan hand sanitizer, namun justru sekarang bisa dengan mudah menemukan kedua barang tersebut.
Fenomena panic buying ternyata masih terjadi sampai sekarang, padahal Pemerintah sudah menghimbau untuk yang sedang melakukan isolasi mandiri, tidak perlu panik dan membeli produk secara berlebih.
Lantas, sebenarnya barang apa saja yang diperlukan ketika sedang melakukan isolasi mandiri? Kali ini, Popmama.com akan memberikan informasinya. Disimak yuk, Ma!
1. Oximeter alat mendeteksi kadar oksigen
Barang pertama yang perlu ada di rumah adalah oximeter. Oximeter (pulse oximeter) adalah alat pengukur atau mendeteksi kadar oksigen yang ada dalam darah manusia.
Sejak 26 Januari 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pedoman baru mengenai perawatan pasien Covid-19, salah satunya dianjurkan untuk memiliki pulse oximeter.
Menurut WHO, pasien yang positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri dengan gejala ringan sebaiknya menyediakan pulse oximeter. Alat ini untuk mengecek kadar oksigen secara rutin, dan melihat apakah kondisi saat terinfeksi cukup aman menjalani perawatan di rumah, atau harus dirawat di rumah sakit.
Dilansir dari Insider, Lauren Ferrante, MD, seorang ahli paru di Yale Medicine mengatakan tingkat oksigen darah normal untuk orang dewasa atau anak yang sehat biasanya sekitar 95% hingga 100% SpO2.
Jika SpO2 turun ke 90-an atau lebih rendah, dapat menyebabkan kondisi yang disebut hipoksemia, yang berarti kadar oksigen darah rendah, dapat merusak otak dan jantung. Tentunya bisa sangat fatal.
Editors' Pick
2. Termometer alat pengukur suhu tubuh
Barang selanjutnya yang sebisa mungkin disediakan di rumah adalah termometer. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun mendeteksi terjadinya perubahan suhu.
Mungkin Mama sudah tidak asing dengan alat ini, karena biasanya jika anak demam alat ini menjadi barang yang wajib digunakan.
Ada berbagai jenis termometer yang dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh, yaitu sebagai berikut:
- Termometer digital: terbuat dari plastik dan menyerupai pensil. Termometer ini dapat diguanakn di area ketiak dan mulut.
- Termometer dahi: menggunakan sensor infrared untuk mengukur suhu pada area dahi dan arteri temporal di pelipis.
- Termometer telinga: dengan mengarahkan sensor infrared ke lubang telinga, tepatnya di gendang telinga (membran tipani)
- Termometer dot: cocok untuk anak-anak atau bayi dengan cara mengisap termometer selama 3 menit.
Setelah mengukur suhu, pastikan Mama tahu bahwa ukuran suhu tubuh normal adalah 36,5 hingga 37 derajat celcius.
Jika suhu tubuh melebihi dari itu dan adanya batuk atau flu sebaiknya segera di bawa ke dokter dan jangan lupa tetap menggunakan protokol kesehatan.
3. Vitamin untuk daya tahan tubuh
Selama melakukan isolasi mandiri juga harus menyediakan berbagai vitamin, guna meningkatkan kesehatan daya tahan tubuhnya.
Selain dari pola makan yang sehat dan seimbang, asupan vitamin juga sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan.
Dalam Pedoman Tatalaksana Covid-19 Edisi 3 yang telah disusun oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), telah merekomendasikan vitamin untuk isolasi mandiri, di antaranya adalah:
- Rekomendasi vitamin untuk terinfeksi Covid-19 tanpa gejala
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral
- Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam
- Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink
- Vitamin D; Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari
- Vitamin D; Obat: 1000-5000 IU/hari
- Rekomendasi vitamin untuk terinfeksi Covid-19 gejala ringan
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam
- Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C, B, E, zink
- Vitamin D; Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari
- Vitamin D; Obat: 1000-5000 IU/hari
- Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
4. Obat dan konsultasi gratis dari Telemedicine
Kementerian Kesehatan RI telah bekerja sama dengan 11 platform Telemedicine untuk bisa mendapatkan konsultasi dan obat gratis khusus untuk yang menjalani isolasi mandiri.
Namun, mesti ada pendaftaran dan persyaratan untuk bisa mendapatkan konsultasi dan obat gratis ini.
Alur pendaftarannya yaitu harus melakukan tes PCR atau swab antigen di laboratorium yang terafiliasi dengan Kemenkes RI. Kemudian barus bisa melakukan konsultasi, keluarnya resep, dan sampai obat dikirim.
Sayangnya, inovasi ini baru dikhususkan untuk di daerah DKI Jakarta. Semoga di daerah lainnya cepat menyusul ya, Ma!
5. Jangan lupa untuk melapor ke puskemas untuk di data
Pada akhirnya, agar cepat pulih, harus dengan menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan resep dokter.
Dengan demikian, masyarakat sebisa mungkin melapor ke puskesmas agar dapat dilakukan pemeriksaan dan di data.
Jika hasil tes sudah diketahui, pihak puskesmas akan menganjurkan apakah dapat isolasi mandiri, atau harus di rawat di rumah sakit.
Nah itu dia Ma, berbagai alat kesehatan beserta vitamin apa yang dapat dikonsumsi. Jangan punic buying ya, Ma! Masih banyak orang lain yang lebih membutuhkan dan jaga kesehatan selalu agar tidak terinfeksi Covid-19.
Baca juga:
- Benarkah Susu Bear Brand Bisa Cegah Covid-19? Ini Kata Dokter
- Pasien Covid-19 Bisa Dapatkan Layanan Medis Gratis via Telemedicine
- Obat Covid-19 Dinaikan Harganya oleh Penjual, Kemenkes Ambil Tindakan