Pesan Ramadan Habib Ja'far, Harus Makan yang Halal tapi Juga Baik
Ini beberapa pesan Ramadan dari Habib Ja'far!
15 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam berpuasa, memerhatikan kualitas makanan terutama dari segi halal menjadi hal terpenting bagi para Muslim. Walau begitu, ternyata halal saja tidak cukup.
Habib Husein bin Ja’far Al Hadar yang akrab disapa Habib Ja’far menjelaskan bahwa perlu unsur thoyyib atau baik yang mengiringi kehalalan suatu makanan.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Buka Puasa Akbar yang diselenggarakan oleh BAZNAS, Bango dan Royco di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada Jumat (15/3/2024).
Menurutnya, makna berpuasa adalah mengendalikan perut dari hal-hal yang haram dan tidak baik. Jadi ada unsur kebaikan dalam setiap yang kita konsumsi selain halal.
"Puasa mengajarkan kita mengendalikan perut kita dari hal-hal yang haram dan tidak baik," ungkapnya.
Selengkapnya diPopmama.com.
Editors' Pick
Makna Halal dan Thoyyib
Dalam urusan halal dan thoyyib, Habib Ja’far menjelaskan perbedaan keduanya. Jika urusannya adalah halal, maka hal yang perlu dipastikan adalah zat yang terkandung dari makanan tersebut. Selain itu, cara saji sampai persiapan makanan juga dapat mempengaruhi kehalalan.
"Makna halal itu dia secara zat halal, dia bukan babi, bukan minuman keras. Cara sajinya juga mempengaruhi, bisa makruh misalnya kalau dari emas," jelas beliau.
Sedangkan makna thoyyib, Habib Ja’far mengutip pernyataan salah seorang ulama besar Islam yaitu Ibnu Katsir. Dalam hal ini, thoyyib atau baik dapat diartikan dengan makanan yang lezat serta baik bagi tubuh dan kesehatan.
"Kalau kriteria thoyyib itu apa? Menurut Imam Ibnu Katsir, thoyyib itu makanan yang baik dan lezat. Apa artinya baik? Baik bagi tubuh, kesehatan dan jiwa," lanjutnya.
Lezat itu Bagian dari Islam
Dalam menjelaskan sesuatu makanan yang halal dan baik, Habib Ja’far juga menjelaskan bahwa kelezatan makanan menjadi perhatian khusus dalam Islam.
"Karena lezat itu bagian dari kebaikan yang diperintahkan dari Al-Qur'an," ungkap Habib Ja’far.
Ia memberi perumpamaan tentang keistimewaan perempuan yang memasak di bulan Ramadan. Mereka diperbolehkan untuk mencicipi suatu makanan lalu mengeluarkannya kembali hanya untuk memastikan rasa.
"Jangan yang penting halal tapi thoyyib, karakter thoyyib itu lezat. Saking pentingnya kelezatan makanan dalam Islam, sampai ibu-ibu punya privilege dengan boleh ngerasain makanan dan minumannya saat berpuasa," jelas beliau.