Mengerikan, Bocah ini Alami Luka Bakar di Tangan Usai Membuat Slime
Tangan bocah ini melepuh akibat boraks yang ditemukan pada bahan yang digunakan untuk membuat slime
14 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama, sebaiknya jangan sembarangan memilih mainan anak. Pasalnya, paparan zat dan senyawa kimia berbahaya pada mainan anak, beresiko menimbulkan gangguan kesehatan seperti iritasi kulit, tersedak hingga menimbulkan penyakit dalam yang serius.
Seperti yang dialami oleh gadis berusia 10 tahun asal Inggris, Layla Fisher.
Sang Mama panik ketika mendapati tangan anak perempuannya itu melepuh setelah bermain slime.
Layla mengaku tangannya tiba-tiba saja terasa panas seperti terbakar setelah membuat slime yang resepnya didapat dari internet.
Editors' Pick
1. Boraks dalam slime sebabkan luka bakar
Dilansir dari The New York Post, kasus luka bakar yang dialami oleh Layla bersumber dari zat dan senyawa kimia yang terkandung dalam bahan-bahan yang digunakan dalam membuat slime. Ketika itu Layla menggunakan lem, shaving foam dan cairan soft lens untuk membuat mainan favoritnya.
Tanpa ia sadari, di dalam cairan soft lens terdapat borax (sodium borate) atau biasa ditulis di komposisi bahan dengan sebutan boric acid.
Zat kimia ini menjadi salah satu komposisi utama untuk meningkatkan elastisitas atau kelenturan dari slime.
Sebenarnya zat kimia ini cukup aman jika digunakan dalam jumlah yang sedikit.
Namun sebaliknya, jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan, boraks dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, seperti iritasi kulit, diare, gangguan otak, hati dan ginjal.
Beruntung kondisi Layla cepat ditangani oleh dokter sehingga keadaannya pun mulai membaik.
2. Tips membuat slime menggunakan bahan yang aman
Mama sebenarnya bisa membuat slime sendiri dengan bahan-bahan yang aman. Misalnya dengan menggabungkan shampo dan tepung maizena sebagai komposisi utamanya. Yuk, simak cara membuatnya.
Cara membuat slime :
- Campur ½ cup shampo dan ½ cup tepung maizena ke dalam sebuah mangkuk, aduk rata
- Tambahkan 3 tetes pewarna makanan sesuai selera
- Tuangkan air sedikit demi sedikit sambil remas bahan hingga mencapai kelenturan yang diinginkan. Jika adonan masih terasa lengket, tambahkan lagi sedikit tepung maizena lalu remas-remas hingga kamu mendapatkan kelenturan yang sesuai.
3. Waspada zat berbahaya dalam mainan anak
Kasus yang dialami oleh Layla bukanlah yang pertama kali terjadi, lho Ma. Membeli slime di toko mainanpun tidak menjamin mainan tersebut mengandung bahan-bahan yang aman.
Di Singapur misalnya, Badan Pengatur Keamanan Produk Konsumen di Singapura menemukan dua merek dagang slime yang terbukti menggunakan boraks dalam jumlah banyak.
Itulah sebabnya Orangtua dianjurkan untuk teliti sebelum membeli mainan dengan mengecek komposisi bahan yang digunakan.
Menurut mantan Ketua Asosiasi Importir & Distributor Mainan Indonesia, Eko Wibowo Utomo, pernah mengatakan bahwa sedikitnya ada dua jenis zat kimia berbahaya yang sering dijumpai pada mainan anak, yakni merkuri dan timbal.
Dua zat ini sering ditemukan pada mainan anak yang tidak memiliki sertifikasi, baik dari luar negeri maupun sertifikasi dalam negeri seperti SNI.
Selain adanya logo sertifikasi, cara lain yang bisa Mama lakukan untuk mengenali kandungan zat berbahaya adalah dengan mengamati warna mainan.
Umumnya, mainan plastik berwarna buram atau tidak cerah beresiko mengandung merkuri.
Selain itu, kriteria lain yang menyatakan mainan layak diberikan pada anak jika mainan tersebut tidak memiliki ujung yang tajam, serta tidak mudah terbakar.
Nah, sudah tau kan Ma bagaimana cara memilih mainan yang aman untuk anak? Jangan malas untuk memperhatikan logo serta komposisi bahan yang umumnya tertera di kemasan mainan.
Mainan yang Mama berikan pada si Kecil ternyata berpengaruh pada kondisi kesehatannya.