Yuk, Cintai Bumi dengan Melakukan Gerakan Tanpa Sedotan Plastik!
Kamu berani nggak terima tantangan untuk berhenti menggunakan sedotan plastik?
22 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu pernah nggak sih mendengar tentang "No Straw Movement" alias gerakan tanpa sedotan?
Sedotan yang dimaksud disini adalah sedotan plastik. Tujuan dari gerakan ini adalah meminimalisir penggunaan bahan plastik karena sulit sekali didaur ulang dan memerlukan waktu yang lama untuk bisa terurai dalam tanah.
Perusahaan seperti Starbucks dan Marriott sudah melakukannya, termasuk kota-kota besar di luar negeri seperti Seattle dan Oakland. Bahkan negara Inggris mengumumkan larangan penggunaan sedotan plastik yang berlaku tahun depan.
Beberapa restoran cepat saji pun sudah tidak memberikan sedotan pada konsumennya.
Kenapa ya semua pihak ingin meminimalisir penggunaan sedotan plastik? Dan seberapa besar perbedaan yang akan terjadi?
Yuk simak lebih lanjut penjelasan dari Popmama.com berikut ini.
Editors' Pick
1. Sampah plastik adalah masalah kita bersama
Dunia memiliki masalah sangat serius mengenai banyaknya sampah plastik yang dihasikan.
Pada dasarnya sebagian besar sampah plastik yang ada di muka bumi ini tidak didaur ulang dalam arti tidak akan digunakan kembali. Mengingat hal itu tentu sangat mengkhawatirkan bila suatu saat nanti bumi kita dipenuhi oleh plastik.
Perkiraan jumlah produksi plastik global sekitar 335 hingga 400 juta ton setiap tahunnya dan sekitar 8 juta metrik ton sampah plastik masuk dari daratan ke lautan setiap tahun. Sampah plastik ini tidak benar-benar hilang melainkan hanya terurai menjadi bagian yang lebih kecil dan seringkali secara tidak sengaja dicerna oleh satwa liar atau bahkan manusia.
Kalau ditanya kenapa manusia mencintai plastik? Jawabannya sangat mudah yaitu karena bahan ini harganya murah, mudah diproduksi dalam volume besar, dan tahan lama. Durabilitas plastik menjadi salah satu masalah utama, karena butuh waktu yang sangat lama untuk didegradasi.
Penggunaan bahan plastik sudah sangat umum misalnya sebagai kemasan minuman, makanan, tas, mainan dan lain sebagainya. Oleh karena itu rasanya sangat wajar jika kita ingin melawan konsumsi plastik, dimulai dari yang terkecil dan sekali pakai yaitu sedotan plastik.
Sebanyak lebih dari 93 juta batang sedotan plastik digunakan dan dibuang setiap harinya di Indonesia. Angka yang sangat fantastis bukan?
2. Alternatif untuk sedotan plastik
Jangan khawatir, semua pasti ada barang substitusinya termasuk untuk sedotan plastik. Lalu apa saja sih alternatif untuk sedotan plastik?
- Kamu dapat menggunakan sedotan logam anti karat. Saat ini banyak yang menjual sedotan logam dengan wadah penyimpanan sehingga dapat dibawa kemanapun saat bepergian. Namun tampaknya perlu komitmen kuat untuk menjalankannya bukan?
- Beberapa perusahaan melakukan uji coba membuat sedotan yang dapat dimakan. Wah, ide bagus ya! Cocok sekali untuk diaplikasikan di restoran maupun bar.
- Alternatif yang paling mungkin adalah sedotan kertas. Sedotan kertas sekali pakai masih merupakan limbah, tetapi bahan kertas adalah sampah yang bisa terurai. Kelemahan sedotan ini bisa menjadi lembek jika kamu terlalu lama menghabiskan minuman.
- Terakhir, alternatif yang paling simple adalah dengan tidak menggunakan sedotan sama sekali! Kita bisa minum langsung dari botol, gelas, maupun kaleng tanpa harus menggunakan sedotan.
3. Berhenti memakai sedotan plastik akan membuat perubahan besar
Dengan komitmen yang besar pada diri sendiri untuk mengikuti gerakan tanpa sedotan plastik tentunya akan membawa perubahan besar pada bumi kita. Dimana sampah plastik akan jauh lebih berkurang dibanding sebelumnya.
Tetapi bagi orang yang cacat fisik seperti cerebral palsy dan multiple sclerosis memerlukan penggunaan sedotan plastik untuk minum. Dimana sedotan dengan bahan lain dinilai terlalu berisiko. Misalnya sedotan logam mampu menghantar panas, dan sedotan kertas dapat larut pada minuman jika ditaruh terlalu lama.
Kalau kamu tidak memiliki penyakit dan cacat fisik, tentunya siap dong ikut gerakan tanpa sedotan plastik?
Yuk, cintai bumi dengan Melakukan Gerakan Tanpa Sedotan Plastik!
Baca juga:
- Tak Hanya Selamatkan Bumi, Earth Hour Juga Bisa Cegah Corona!
- Belajar dari Banjir, 5 Cara Membentuk Anak yang Sayang Bumi
- 5 Cara Bijak Membuat si Kecil Mencintai Bumi Sejak Dini