PBB Melegalkan Ganja, Apa Manfaatnya untuk Kesehatan?
Ganja memiliki manfaat untuk kesehatan jika dipantau dengan dosis yang tepat dan sesuai
4 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan untuk menghapus ganja dari kategori obat paling berbahaya di dunia pada Rabu, 2 Desember 2020, dan saat ini ganja bisa digunakan untuk kebutuhan medis dan pengobatan.
Ganja sendiri masih sangat kontroversial di Indonesia. Orang yang menggunakan dan memiliki ganja merupakan perbuatan ilegal karena ganja termasuk narkotika golongan 1, yang jika digunakan dapat menyebabkan perubahan kesadaran hingga ketergantungan.
Berbeda halnya dengan beberapa negara di Eropa dan Amerika yang melegalkan ganja dan memanfaatkan sebagai tanaman obat. Tumbuhan yang berasal dari spesies Cannabis sativa ini mengandung zat Tetrahidrokanibinol (THC) yang merupakan salah satu zat kimia yang dinilai dapat membantu pengobatan.
Sebenarnya, apa ya manfaat yang terkandung dalam ganja yang dapat digunakan sebagai obat dan kesehatan dengan dosis yang tepat?
Berikut Popmama.com berikan informasinya:
1. Kandungan THC dalam ganja mampu memperlambat alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit yang menyerang otak dan sebagian besar dialami oleh orang berusia lanjut. Gangguan yang terjadi oleh penderitanya, seperti kepikunan, sulit fokus, dan tidak mampu melakukan aktivitas dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Kim Janda dari Scripps Research Institute, menyebutkan bahwa ganja berpotensi memperlambat perkembangan penyakit alzheimer.
Kandungan Tetrahidrokanibinol (THC) dalam ganja dapat membuat pembentukan plak amiloid lebih lambat. Plak inilah yang menyebabkan kerusakan sel-sel otak hingga terjadi alzheimer.
Penggunaan ganja dalam dosis tepat mampu mengurangi kematian sel neuron otak serta mencegah datangnya alzheimer.
2. Ganja dapat membantu menenangkan kecemasan
Orang yang memiliki gangguan kecemasan ditandai dengan perasaan yang tidak tenang dalam dirinya, seperti selalu merasa khawatir dan resah, susah tidur, mudah marah, jantung berdebar, dan lainnya.
Untuk itu, sejumlah Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School mengungkapkan bahwa ganja dapat membantu meredakan dan menenangkan kecemasan seseorang jika diberikan dalam dosis yang dipantau secara tepat.
Editors' Pick
3. Kejang epilepsi dapat dikendalikan oleh senyawa CBD dari ganja
Umumnya seseorang yang mengalami epilepsi ditandai dengan kejang-kejang tak terduga dan diikuti dengan gejala seperti kebingungan dan kehilangan kesadaran.
Sebuah penelitian yang pernah dilakukan, mengungkapkan bahwa zat cannabidiol atau CBD yang secara alami terdapat pada tanaman ganja mampu mengendalikan kejang atau epilepsi pada manusia.
Hal ini juga diperkuat dengan studi yang dilakukan pada 2003 oleh Robert J. Delorenzo dari Virginia Commonwealth University yang memberikan ekstrak ganja dan bentuk sintetisnya pada tikus yang kejang selama 10 jam. Hasilnya, CBD dalam ganja mampu mengontrol kejang dan mengatur relaksasi.
4. Menghambat hingga mematikan sel kanker dalam tubuh
Manfaat ganja bagi medis yang terbesar salah satunya adalah melawan kanker. Berdasarkan penelitian dari California Pasific Medical Center di San Fransisco pada 2007, mengungkapkan bahwa zat cannabidol dalam ganja dapat menghambat hingga menghentikan sel kanker dengan mematikan gen yang disebut Id-1.
Para peneliti bereksperimen dengan menggunakan hewan dan menunjukkan bahwa ekstrak ganja dari zat cannabidiol tersebut dapat membantu membunuh sel kanker dan mengurangi ukuran sel lainnya.
Terdapat pula bukti yang menunjukkan bahwa ganja juga dapat membantu melawan rasa mual dan muntah sebagai efek samping dari kemoterapi, namun masih banyak yang berpendapat bahwa hal ini kurang efektif.
5. Penelitian menyebut, ganja bisa mencegah mata dari glaukoma
Ganja bisa digunakan untuk mengatasi dan mencegah mata dari glaukoma, yaitu kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh tekanan bola mata yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Eye Institute pada 1970-an, ganja mampu menurunkan intraocularpressure (IOP) atau tekanan bola mata pada orang dengan tekanan mata normal dan dengan mata yang mengidap glaukoma. Didapatkan hasil bahwa ganja mampu memperlambat proses sekaligus mencegah kebutaan.
6. Mampu meredakan nyeri kronis karena susunan kimianya
Menurut tinjauan dari National Academies of Sciences, Engineering, and Medicines, zat cannabidiol selain dapat mengontrol kejang dan mematikan sel kanker, juga dipercaya dapat mengurangi rasa nyeri kronis.
Cannabidiol telah dikaitkan untuk meredakan nyeri kronis karena susunan kimianya. Itulah sebabnya salah satu produk sampingan seperti ganja medis biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit kronis.
Harvard Health Publishing juga mengatakan bahwa tanaman ini dapat meringankan sakit akibat multiple sklerosis, nyeri syaraf, iritasi usus, fibromyalgia, dan endometriosis.
7. Mengonsumsi ganja bisa meningkatkan kapasitas paru-paru
Dalam studi Journal of the American Medical Association pada 2012 menyebutkan bahwa sebenarnya ganja tidak mengganggu fungsi paru-paru. Tanaman ini bahkan dapat meningkatkan kemampuan paru-paru saat menampung udara ketika bernapas.
Mayoritas laki-laki mengalami kerusakan paru-paru akibat merokok tembakau. Namun, hal ini tidak terjadi pada pengguna ganja. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pengguna ganja memiliki peningkatan pada kapasitas paru-paru.
Perlu diperhatikan, tentunya hal ini diiringi dengan dosis yang tidak berlebihan. Apabila mengonsumsinya secara berlebih maka akan memberikan efek buruk bagi tubuh bahkan justru dapat merusak paru-paru.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, terbukti bahwa ganja memiliki banyak manfaat terutama untuk keperluan medis. Kendati demikian, terdapat bahaya penggunaan ganja untuk kesehatan tubuh. Menggunakan ganja memiliki risiko yang sangat banyak jika dikonsumsi secara berlebihan.
Seseorang yang mengonsumsi ganja secara berlebihan memiliki risiko kesehatan seperti halusinasi dan hilang kendali. Paling parahnya lagi, penggunaan ganja berlebihan dapat mengalami gangguan jiwa.
Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia sangat melarang masyarakat mengonsumsi ganja terlebih narkoba. Untuk itu, tetap jauhi narkoba untuk menyelamatkan diri sendiri dan generasi bangsa.
Baca juga:
- 7 Cara Mengurangi Risiko Penyakit Alzheimer
- Definisi, Penyebab dan Gejala Epilepsi yang Perlu Diketahui
- 30 Obat Tradisional yang Ampuh Mengatasi Gangguan Kesehatan