Sejarah Kue Keranjang Bagi Etnis Tionghoa yang Simbolik dan Filosofis
Perayaan Imlek tak lengkap rasanya tanpa kue keranjang
10 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perayaan tahun baru China atau Imlek sangat lekat dengan perlengkapan dan hiasan serba merah dan emas. Dalam budaya Tionghoa, warna merah memiliki makna kebahagiaan, sedangkan warna kuning atau emas dianggap sebagai lambang kemakmuran.
Tak hanya dihiasi dengan bermacam-macam perlengkapan dan perintilan serba merah dan emas saja, melainkan berbagai makanan khas Imlek yang lezat dan menggugah selera juga wajib ada saat perayaan.
Nah, salah satu makanan yang tak boleh ketinggalan dan wajib hadir di perayaan Imlek adalah kue keranjang. Kue berbahan dasar tepung ketan dan gula ini memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang lengket dan kenyal.
Saat menjelang Imlek, masyarakat Tionghoa akan membuat kue keranjang atau membelinya sebagai hidangan untuk dinikmati bersama keluarga dan sanak saudara yang berkunjung ke rumah.
Sebelum itu, apakah Mama sudah tahu bagaimana sejarah kue keranjang dan asal mula kue keranjang bisa ada di Indonesia? Untuk mengetahuinya, simak rangkuman dari Popmama.com berikut ini.
1. Kue keranjang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu
Di negeri asalnya, Tiongkok, kue keranjang dikenal dengan nama 'Nian Gao'atau dalam dialek Hokkian disebut dengan 'Ti Kwe'.
Menurut sejarah, kue keranjang atau Nian Gaosudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Tepatnya pada awal dinasti Liao (907-1125). Saat itu orang-orang China memiliki kebiasaan makan kue pada hari pertama bulan pertama tahun lunar atau yang dikenal dengan tahun baru Imlek. Dari situlah awal mula dibuatnya Nian Gao yang pada saat itu belum populer.
Sejak masa Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911), keberadaan Nian Gaosudah mulai populer di kalangan masyarakat. Mereka menjadikan Nian Gao sebagai camilan dan terus dibuat hingga saat ini sebagai makanan wajib saat perayaan Imlek.
Editors' Pick
2. Sejarah adanya kue keranjang tak terlepas dari mitos masyarakat
Dalam sejarah adanya Nian Gao atau kue keranjang, tak terlepas pula dari sebuah mitos yang beredar di masyarakat Tiongkok. Diceritakan, pada zaman China kuno ada seekor raksasa bernama Nian yang tinggal di sebuah gua.
Ketika lapar ia akan keluar dari gua persembunyiannya dan pergi ke desa untuk mencari mangsa. Semua masyarakat desa takut dengan Nian, hingga akhirnya ada seorang warga bernama Gao memiliki ide untuk membuat beberapa kue sederhana. Kue tersebut terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan gula, kemudian diletakkan di depan pintu agar dimakan oleh Nian.
Saat Nian hendak mencari mangsa, ia melihat kue keranjang yang ada di depan pintu setiap rumah, kemudian ia memakannya hingga kenyang. Setelah itu, Nian pun meninggalkan desa dan kembali ke gua.
Mulai sejak itu, untuk mengingat jasa Gao maka penduduk desa membuat kue setiap musim dingin dan memberi nama kue tersebut ‘Nian Gao’.