Terlalu Banyak Makan Daging Merah Berisiko Endometriosis?
Jangan berlebihan ya, Ma!
18 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Daging merah adalah salah satu sumber makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk tinggi protein.
Biasanya bersumber dari daging sapi, kerbau, domba, atau kambing. Daging merah juga memiliki kadar mineral yang tinggi, seperti zat besi dan zinc yang penting bagi produksi hemoglobin.
Namun yang perlu diingat, daging berwarna merah telah terbukti mempunyai tingkat kolesterol serta lemak jenuh lebih tinggi dibanding dengan daging ayam atau ikan.
Sehingga Mama perlu memperhatikan porsi dan frekuensi dalam mengonsumsinya.
Berikut ini Popmama.com bagikan beberapa informasi terkait yang perlu Mama ketahui:
1. Dampak lain dari konsumsi daging merah yang berlebihan
Selain penyakit jantung karena kolesterol yang tinggi, banyak penyakit lain yang bisa ditimbulkan dari konsumsi daging merah yang berlebihan.
Sebelumnya, beberapa masyarakat awam percaya bahwa daging merah dapat berdampak bagi kesuburan. Tetapi, sebuah penelitian baru mengungkap bahwa mengonsumsi 2 atau lebih porsi daging merah dalam seminggu meningkatkan risiko terjadinya endometriosis pada perempuan sebesar 56 persen.
Dalam penelitian, daging merah disebut dapat meningkatkan kadar estrogen pada perempuan, yang menyebabkan endometriosis.
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang melapisi rahim tumbuh di bagian lain dari tubuh, seperti indung telur. Hal ini dapat menyebabkan nyeri yang menyiksa dan membuat perempuan sulit hamil. Kasus ini sudah mempengaruhi 1 dari 10 perempuan usia produktif.
Editors' Pick
Temuan Konsumsi Daging Merah Sebabkan Endometriosis
Temuan ini bersumber dari sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Obstetrics & Gynecology.
Para peneliti dari Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Washington, menganalisis 81.908 perempuan pra-menopause di Amerika Serikat antara tahun 1991 dan 2013. Setiap empat tahun, para perempuan menyelesaikan kuesioner diet.
Para peneliti juga memantau setiap kasus endometriosis yang dikonfirmasi melalui pembedahan di antara para responden tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging merah yang tinggi lebih cenderung berdampak pada endometriosis yang menyebabkan rasa sakit, daripada mempengaruhi kesuburan.
Sementara itu, daging unggas, ikan dan makanan laut lainnya dinilai tidak berpengaruh pada risiko endometriosis seorang perempuan.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah mengurangi daging merah juga bisa mengurangi gejala endometriosis pada perempuan yang sudah memiliki kondisi tersebut.