Mengenal Sharenting dan Dampaknya, Bisa Jadi Modus Kejahatan
Harus hati-hati dalam membagikan setiap foto dan kegiatan sang Anak ya, Ma!
21 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sharenting atau share parenting alami terjadi dan dilakukan oleh para ibu, terkhusus bagi mereka yang luwes dalam membagikan momen bersama si Kecil di media sosial.
Hal tersebut tentu tak terhindarkan, dimana para ibu yang memiliki anak kecil biasanya akan selalu memberi informasi mengenai keseharian anaknya dan gaya parenting yang ia lakukan.
Namun, ada batasan tertentu nih Ma yang harus diperhatikan agar sharenting tidak menjadi bumerang bagi Mama dan si Kecil.
Untuk itu, Popmama.com telah merangkum bagaimana mengenal sharenting dan dampaknya yang bisa jadi pengingat Mama semua.
Editors' Pick
Apa Itu Sharenting
Mama pasti sering melihat deretan publik figur yang membagikan momen mereka bersama sang anak, mulai dari liburan sampai kegiatan sehari-hari yang lebih menunjukan privasi. Contohnya, adalah seperti salah satu youtuber yang viral di berbagai media sosial karena membawa bayi di bawah satu tahun untuk bermain wahana ekstrem.
Mengenai pola tersebut, mendokumentasikan dan membagikan kegiatan anak di media sosial adalah tindakan sharenting. Berbagi terlalu banyak, atau detail yang terlalu pribadi, dapat membahayakan Mama dan si Kecil, karena bisa saja informasi tersebut menjadi sasaran bagi oknum jahat.
Berbagi memungkinkan orang untuk dengan bangga memamerkan anak-anak mereka kepada teman dan keluarga di seluruh dunia.
Tetapi di generasi anak-anak sebelumnya mereka tidak memiliki masa kanak-kanak yang begitu terbuka seperti di media sosial saat ini dan tidak semua dari mereka senang mengetahuinya saat mereka dewasa.
Bahaya Melakukan SharentingÂ
Memang sangat sulit rasanya untuk menahan diri dengan kelucuan si Kecil dan membagikannya di media sosial, hal tersebut sebenarnya wajar.
Terlebih, mendapatkan pujian dari pengguna media sosial lain akan menambah kepercayaan diri ibu.
Bagian yang sulit adalah niat orang tua itu baik. Mereka bangga dengan anak-anak mereka dan ingin tetap terhubung dengan kerabat dan teman di daerah lain yang berjauhan, melalui foto dan video yang diunggah.
Tetapi percayalah bahwa media sosial bukanlah tempat yang 100% aman untuk membagikan kehidupan anak di media sosial, dan risikonya bisa jauh lebih besar ketimbang manfaatnya.
Dilansir dari qustodio.com, ada beberapa risiko yang bisa Mama pertimbangkan apabila ingin membagikan kegiatan sang anak, seperti:
- Berbagi foto anak dengan menambahkan nama lengkap dan lokasi foto memudahkan pencurian data.
- Foto-foto telanjang atau semi-telanjang anak di bawah umur dapat diambil dan digunakan sebagai bahan pornografi, membuat anak-anak mereka menjadi korban pornografi anak.
- Banyak orang tua mencari dukungan online dan berbicara secara terbuka tentang masalah anak-anak mereka, masalah kesehatan, perilaku buruk atau status akademik.
Dan apa yang dilihat orang tua ini sebagai bantuan sederhana dapat menyebabkan intimidasi dalam jangka pendek dan memiliki dampak negatif jangka panjang pada kehidupan pribadi dan profesional anak mereka di masa depan.
- Ada beberapa anak di belahan benua Amerika dan Eropa yang telah menggugat orang tua dan juga neneknya yang menolak menghapus foto dan kegiatannya di media sosial. Para anak menganggap bahwa orang tua telah melanggar privasi mereka.
- Banyak anak merasa malu, bahwa hak privasi mereka telah dilanggar atau oleh aktivitas berbagi orang tua mereka, terutama ketika mereka online untuk pertama kalinya.