Mengenal Sharenting dan Dampaknya, Bisa Jadi Modus Kejahatan

Harus hati-hati dalam membagikan setiap foto dan kegiatan sang Anak ya, Ma!

21 Januari 2023

Mengenal Sharenting Dampaknya, Bisa Jadi Modus Kejahatan
Pexels/Photo by EKATERINA BOLOVTSOVA

Sharenting atau share parenting alami terjadi dan dilakukan oleh para ibu, terkhusus bagi mereka yang luwes dalam membagikan momen bersama si Kecil di media sosial.

Hal tersebut tentu tak terhindarkan, dimana para ibu yang memiliki anak kecil biasanya akan selalu memberi informasi mengenai keseharian anaknya dan gaya parenting yang ia lakukan.

Namun, ada batasan tertentu nih Ma yang harus diperhatikan agar sharenting tidak menjadi bumerang bagi Mama dan si Kecil.

Untuk itu, Popmama.com telah merangkum bagaimana mengenal sharenting dan dampaknya yang bisa jadi pengingat Mama semua.

Editors' Pick

Apa Itu Sharenting

Apa Itu Sharenting
Freepik

Mama pasti sering melihat deretan publik figur yang membagikan momen mereka bersama sang anak, mulai dari liburan sampai kegiatan sehari-hari yang lebih menunjukan privasi. Contohnya, adalah seperti salah satu youtuber yang viral di berbagai media sosial karena membawa bayi di bawah satu tahun untuk bermain wahana ekstrem.

Mengenai pola tersebut, mendokumentasikan dan membagikan kegiatan anak di media sosial adalah tindakan sharenting. Berbagi terlalu banyak, atau detail yang terlalu pribadi, dapat membahayakan Mama dan si Kecil, karena bisa saja informasi tersebut menjadi sasaran bagi oknum jahat.

Berbagi memungkinkan orang untuk dengan bangga memamerkan anak-anak mereka kepada teman dan keluarga di seluruh dunia. 

Tetapi di generasi anak-anak sebelumnya mereka tidak memiliki masa kanak-kanak yang begitu terbuka seperti di media sosial saat ini dan tidak semua dari mereka senang mengetahuinya saat mereka dewasa.

Bahaya Melakukan Sharenting 

Bahaya Melakukan Sharenting 
Freepik/Lookstudio

Memang sangat sulit rasanya untuk menahan diri dengan kelucuan si Kecil dan membagikannya di media sosial, hal tersebut sebenarnya wajar.

Terlebih, mendapatkan pujian dari pengguna media sosial lain akan menambah kepercayaan diri ibu.

Bagian yang sulit adalah niat orang tua itu baik. Mereka bangga dengan anak-anak mereka dan ingin tetap terhubung dengan kerabat dan teman di daerah lain yang berjauhan, melalui foto dan video yang diunggah. 

Tetapi percayalah bahwa media sosial bukanlah tempat yang 100% aman untuk membagikan kehidupan anak di media sosial, dan risikonya bisa jauh lebih besar ketimbang manfaatnya.

Dilansir dari qustodio.com, ada beberapa risiko yang bisa Mama pertimbangkan apabila ingin membagikan kegiatan sang anak, seperti:

  • Berbagi foto anak dengan menambahkan nama lengkap dan lokasi foto memudahkan pencurian data.
  • Foto-foto telanjang atau semi-telanjang anak di bawah umur dapat diambil dan digunakan sebagai bahan pornografi, membuat anak-anak mereka menjadi korban pornografi anak.
  • Banyak orang tua mencari dukungan online dan berbicara secara terbuka tentang masalah anak-anak mereka, masalah kesehatan, perilaku buruk atau status akademik.

Dan apa yang dilihat orang tua ini sebagai bantuan sederhana dapat menyebabkan intimidasi dalam jangka pendek dan memiliki dampak negatif jangka panjang pada kehidupan pribadi dan profesional anak mereka di masa depan.

  • Ada beberapa anak di belahan benua Amerika dan Eropa yang telah menggugat orang tua dan juga neneknya yang menolak menghapus foto dan kegiatannya di media sosial. Para anak menganggap bahwa orang tua telah melanggar privasi mereka.
  • Banyak anak merasa malu, bahwa hak privasi mereka telah dilanggar atau oleh aktivitas berbagi orang tua mereka, terutama ketika mereka online untuk pertama kalinya.

Cara yang Bisa Mama Lakukan Apabila Ingin Berbagi Kegiatan Anak di Media Sosial

Cara Bisa Mama Lakukan Apabila Ingin Berbagi Kegiatan Anak Media Sosial
Freepik/senivpetro

Ada beberapa tips yang perlu Mama perhatikan apabila ingin membagikan foto sang anak dengan aman, yakni:

  • Selalu minta izin anak Mama dan pertimbangkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari postingan mama. 
  • Pikirkan dua kali tentang bagaimana apa yang Mama bagikan secara online dapat memengaruhi harga diri dan karier anak Mama di masa depan.
  • Jangan pernah memposting foto di mana anak di bawah umur terlihat telanjang, termasuk bayi yang baru lahir, waktu mandi, di pantai, dan lain-lain. Leah Plunkett, penulis Sharenthood berkata, "jangan memposting gambar dalam keadaan telanjang apa pun."
  • Tinjau kebijakan privasi jejaring sosial yang Mama gunakan secara teratur
  • Batasi akses ke lingkungan kecil dan terpercaya (hanya teman, bukan teman dari teman). 
  • Pertimbangkan untuk meninjau dan memangkas daftar teman Mama. Sangat mudah bagi seseorang yang sebenarnya bukan teman untuk mengambil tangkapan layar foto atau kiriman dan memposting ulang dengan cara yang tidak Mama inginkan.
  • Siapkan lansiran Google untuk nama anak mama agar Mama diberi tahu saat nama anak mama muncul online.
  • Jangan pernah membagikan lokasi anak mama. Fungsi lokasi dan geolokasi dapat dinonaktifkan saat berbagi gambar. 
  • Tidak boleh memberikan petunjuk ke tempat yang sering Mama kunjungi.
  • Jangan pernah membagikan nama lengkap anak Mama.
  • Hindari membagikan dengan detil dan lengkap kegiatan hidup mama, yang mana bisa menciptakan biografi digital yang Mama tidak tahu bagaimana penggunaannya di masa mendatang.
  • Jangan gunakan media sosial sebagai album foto Mama

Itulah tadi artikel mengenai mengenal sharenting dan dampaknya yang bisa jadi perhatian Mama untuk tidak kerap membagikan aktivitas anak yang berujung oversharing dan sasaran kejahatan.

Baca Juga:

The Latest