Sinopsis dan Fakta Menarik The School for Good and Evil, Keren!
Pencinta dongeng dan film fiksi harus banget nonton The School for Good and Evil, tayang di Netflix!
21 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Konsep sekolah sihir seperti pada buku-buku Harry Potter menghidupkan kembali ide untuk generasi pembaca baru dan film lainnya bermunculan. Sementara itu, film baru Netflix The School for Good and Evil yang tayang di Netflix pada Rabu (19/10/2022) ini, memang memanjakan mata penonton dengan ide dan konsep petualangan fantasi yang menarik.
Berdasarkan keluaran pertama dari seri buku populer Soman Chainani, The School for Good and Evil, Paul Feig merangkul fantasi penuh dongeng dalam filmnya. Feig, yang ikut menulis naskah dengan David Magee (Mary Poppins Returns, live-action Little Mermaid yang akan datang), menciptakan dunia memesona dengan banyak detail keren, visual, dan yang terpenting, dua karakter yang menarik dan rumit.
Dirancang dengan dua pemeran utama The School for Good and Evil dari persahabatan mereka yang kuat mengubah film dari kesenangan fantastik menjadi kesenangan yang tak terlupakan.
Ingin tahu sinopsis dan fakta menarik The School for Good and Evil? Simak rangkuman Popmama.com di bawah ini.
Editors' Pick
Pengenalan Tokoh Utama dan Kronologi
Sophie yang modis (Sophia Anne Caruso) dan Agatha yang suka cemberut (Sofia Wylie) keduanya adalah gadis yang terbuang di desa kecil mereka. Semua orang menyebut Agatha penyihir, karena dia cemberut, dan suka memakai pakaian gelap yang compang-camping, juga ibunya yang kebetulan membuat obat herbal di sampingnya.
Sementara itu, Sophie berasal dari keluarga miskin, tetapi berusaha sebaik mungkin untuk tampil lebih glamor. Meski terbuang, Sophie memimpikan kehidupan di luar kampung halaman mereka yang kecil, tetapi Agatha hanya ingin menjaga ibu dan Sophie tetap aman.
Kemudian mereka berdua dibawa pergi oleh seekor elang raksasa ke School for Good and Evil yang misterius. Sebuah akademi yang melatih calon tokoh-tokoh dongeng yang kemudian membintangi cerita-cerita populer yang dicari manusia untuk bimbingan moral.
Tetapi yang membuat mereka kecewa, Sophie dilemparkan ke dalam program jahat, sementara Agatha berakhir di antara putri-putri yang manja dan berkilauan dari yang baik. Sophie bersikeras bahwa dia termasuk di School for Good, sementara Agatha tidak menginginkan pelajaran putri dan hanya ingin kembali ke rumah ibunya.
Setelah berbicara dengan kepala sekolah (Laurence Fishburne), mereka mengetahui bahwa jika Sophie bisa mendapatkan ciuman cinta sejati, mereka akan dapat membuktikan bahwa dia baik, dan dia dapat beralih program.
Pada awalnya, Agatha agak ragu untuk mereka berdua tinggal di sekolah, tetapi pada akhirnya, Agatha setuju karena ini adalah satu-satunya kesempatan temannya untuk membuat sesuatu dari dirinya sendiri.
Gambaran Umum The School for Good and Evil
School for Evil dipimpin oleh Lady Lesso yang kejam (Charlize Theron, dalam setelan hitam yang tajam dan pas), sekolah jahat diselimuti kegelapan. Para siswa jahat, yang disebut Nevers, semuanya mengenakan pakaian hitam, compang-camping, dan riasan gelap.
Sementara itu, The Good Program atau School for Good dipimpin oleh Professor Dovey (Kerry Washington) yang ceria. Perabotan yang terbuat dari emas mewah dan seragam sekolah perempuan tampak seperti gaun pesta yang memukau. Sementara, anak laki-laki mengenakan tunik pangeran.
Film ini berdurasi 147 menit, tetapi setiap momennya dikemas dengan detail yang memukau dan karakter yang menarik sehingga jarang membuat film ini membosankan. Setiap menit mengungkapkan lebih banyak tentang cara kerja sekolah.
Seperti pada the good-program, para tokohnya belajar sambil tersenyum dengan indahnya, the bad-program menampilkan “kejelekan” pada kelas mereka, karena pada dasarnya jelek adalah “jahat” dalam logika dongeng.