Apa Itu Catcalling? Tindakan yang Sering Dianggap Sepele
Catcalling merupakan bentuk pelecehan verbal yang sering dianggap sepele, padahal berdampak negatif!
9 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Catcalling adalah bentuk pelecehan verbal yang dapat dialami siapapun di ruang publik, namun catcalling lebih sering dialami perempuan. Fenomena ini mencakup tindakan memanggil, bersiul, berteriak, atau memberikan komentar yang bersifat tidak senonoh atau merendahkan.
Seringkali ditujukan kepada orang yang tidak diinginkan dan dalam situasi yang tidak pantas. Meski kelihatannya sepele bagi sebagian orang, catcalling berdampak negatif pada kesehatan mental dan rasa aman korban, serta memperkuat norma-norma sosial yang mendukung pelecehan berbasis gender.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Gender & Society menegaskan, bahwa tindakan seperti catcalling dapat menciptakan perasaan ketidakamanan dan memperkuat dominasi gender di ruang publik, yang menjadikan perempuan merasa terpinggirkan dan tereksploitasi secara seksual.
Berikut adalah informasi lebih mendalam yang telah dirangkum Popmama.commengenai apa itu catcalling? Mulai dari definisi, asal usul, contoh tindakan, hingga cara menyikapi perilaku tersebut, yuk simak!
Apa Itu Catcalling?
Catcalling adalah tindakan pelecehan verbal di ruang publik yang ditujukan pada seseorang, dalam bentuk komentar tidak senonoh, siulan, atau ucapan yang tidak pantas. Istilah ini sering kali merujuk pada gangguan yang terjadi di jalan, tempat umum, atau di transportasi umum.
Tidak hanya terbatas pada kata-kata, catcalling juga dapat berupa gerakan tubuh, ekspresi wajah, atau isyarat yang bertujuan untuk menarik perhatian seseorang dengan cara yang tidak sopan.
Misalnya, seorang perempuan yang sedang berjalan di jalan sering kali mendapatkan komentar seperti, "Hai cantik, sendirian aja nih?" atau siulan yang mengganggu.
Catcalling dapat dialami oleh perempuan maupun laki-laki, namun umumnya lebih sering terjadi kepada perempuan. Dalam penelitian Women’s Experiences with Street Harassment oleh Stop Street Harassment, ditemukan bahwa lebih dari 65% perempuan pernah mengalami pelecehan di tempat umum, termasuk catcalling, dengan mayoritas dari mereka melaporkan perasaan tidak nyaman, takut, dan tidak aman setelahnya.
Editors' Pick
Asal usul catcalling
Istilah catcalling berasal dari praktik di teater pada abad ke-17 di Eropa. Penonton yang tidak puas dengan pertunjukan akan membuat suara mengejek seperti "meong" atau bersiul, menyerupai suara kucing, sebagai bentuk ketidaksetujuan. Seiring waktu, istilah ini bergeser maknanya menjadi tindakan verbal yang tidak diinginkan, sering kali berupa komentar seksual, yang ditujukan kepada perempuan di tempat umum.
Meski begitu, bentuk pelecehan verbal semacam ini sudah ada jauh sebelum istilah catcalling dikenal. Dalam masyarakat patriarki di masa lampau, perempuan sering kali diperlakukan sebagai objek seksual, dan pelecehan verbal semacam ini hanyalah salah satu cara di mana kontrol terhadap tubuh perempuan diperkuat.
Seiring berjalannya waktu, tindakan catcalling ini pun juga sudah dialami oleh laki-laki walaupun memang secara umum, masih lebih sering dialami perempuan.