Apa itu Cuci Perut atau CAPD?
CAPD bisa dilakukan di rumah hingga pada saat berpergian!
20 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cuci perut atau Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) adalah salah satu metode dialisis yang digunakan untuk menangani gagal ginjal.
Metode ini membersihkan darah dari limbah dan cairan berlebih dengan memanfaatkan lapisan dalam perut (peritoneum) sebagai filter alami.
Jadi, apa itu cuci perut atau CAPD? Berikut Popmama.com sudah merangkum penjelasan lebih rinci mengenai CAPD lengkap dengan komplikasi yang bisa terjadi. Simak yuk!
Editors' Pick
1. Apa itu CAPD?
Melansir dari Mayo Clinic, CAPD merupakan salah satu jenis dialisis peritoneal, yaitu metode pengobatan untuk gagal ginjal. Proses ini dilakukan dengan memasukkan cairan pembersih (dialysate) ke dalam rongga perut melalui kateter.
Lapisan peritoneum dalam perut akan menyaring limbah dan cairan dari darah. Setelah proses penyaringan selesai, cairan yang telah mengandung limbah dikeluarkan dari perut dan dibuang. Proses ini berlangsung selama 24 jam, dengan pergantian cairan dilakukan sekitar empat kali sehari.
Tidak seperti hemodialisis yang dilakukan di rumah sakit menggunakan mesin, CAPD dilakukan di rumah, di tempat kerja, atau bahkan saat bepergian. Metode ini sangat berguna bagi pasien yang ingin menjalani pengobatan secara mandiri. Namun, CAPD hanya cocok untuk pasien yang memiliki kemampuan fisik yang baik atau memiliki pendamping terpercaya.
Menurut informasi dari Royal Berkshire NHS, setiap sesi penggantian cairan membutuhkan waktu sekitar 30 menit, tanpa rasa sakit yang signifikan.
Selain efektif membersihkan tubuh, CAPD memberikan fleksibilitas lebih dibandingkan metode dialisis lainnya. Pasien dapat menjalani aktivitas harian tanpa terganggu oleh proses perawatan.
2. Bagaimana cara kerja CAPD?
Berdasarkan informasi dari Royal Berkshire NHS, proses CAPD dimulai dengan pemasangan kateter Tenckhoff di perut melalui operasi sederhana. Kateter ini digunakan untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan dialisis.
Cairan tersebut bekerja dengan prinsip osmosis dan difusi, di mana racun dalam darah diserap ke dalam cairan dialisis melalui peritoneum. Cairan kemudian diganti secara berkala untuk memastikan efektivitas pembersihan.
Setiap pergantian cairan memerlukan dua kantong, yaitu satu kantong berisi larutan dialisis segar dan satu kantong kosong untuk cairan yang sudah digunakan.
Cairan biasanya dibiarkan berada di dalam rongga perut selama 4–6 jam pada siang hari dan hingga 10 jam pada malam hari. Saat cairan berada di dalam tubuh, proses dialisis berlangsung secara terus-menerus, bahkan ketika pasien bergerak.
Hasil cairan yang dikeluarkan biasanya jernih dan steril, menyerupai urin yang encer. Demi menjaga efektivitas dan kebersihan, penting bagi pasien untuk mengikuti prosedur higienis yang telah diajarkan oleh tenaga medis.