Bagaimana Cara Menangani Luka dan Cedera KDRT?
KDRT bisa meninggalkan dampak yang sangat serius, tidak hanya secara emosional, tetapi juga fisik
9 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah bentuk kekerasan fisik, emosional, atau psikologis yang terjadi di dalam hubungan rumah tangga. KDRT bisa meninggalkan dampak yang sangat serius, tidak hanya secara emosional, tetapi juga fisik.
Korban KDRT sering kali mengalami luka-luka fisik, yang memerlukan penanganan medis dan perawatan khusus. Selain itu, memahami akar penyebab KDRT dan cara menangani korban sangat penting untuk memberikan perlindungan dan bantuan yang efektif.
Lalu, bagaimana cara menangani luka dan cedera KDRT? Berikut Popmama.comakan membahas beberapa langkah pertolongan pertama, yang dapat dilakukan untuk menangani luka dan cedera akibat KDRT.
1. Apa itu KDRT?
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah tindakan kekerasan yang terjadi dalam lingkungan keluarga atau rumah tangga. Di mana salah satu anggota keluarga melakukan tindakan yang merugikan fisik, psikologis, atau emosional kepada anggota lainnya.
KDRT bisa berupa kekerasan fisik seperti pukulan atau tendangan, hingga kekerasan psikologis dan seksual. Menurut Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU No. 23 Tahun 2004), KDRT meliputi berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan atau anggota keluarga lainnya.
KDRT sering kali terjadi secara berulang dan bisa semakin parah jika tidak dihentikan. Korban KDRT biasanya merasa takut untuk melapor karena tekanan atau ancaman dari pelaku, yang membuat mereka terjebak dalam situasi yang berbahaya.
Editors' Pick
2. Mengapa KDRT bisa terjadi?
Ada banyak alasan mengapa KDRT bisa terjadi dalam sebuah hubungan. Beberapa faktor yang paling umum adalah:
- Kekuatan dan kontrol: KDRT sering terjadi ketika salah satu pasangan berusaha mengendalikan atau mendominasi pasangannya. Pelaku menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan atas korban.
- Faktor budaya dan sosial: Dalam beberapa kasus, KDRT dipengaruhi oleh norma budaya yang memperbolehkan kekerasan terhadap pasangan atau anak. Adanya pemahaman bahwa salah satu pihak memiliki hak untuk menghukum pasangan juga bisa menjadi alasan terjadinya KDRT.
- Masalah psikologis atau emosional: Pelaku KDRT seringkali memiliki masalah emosional atau psikologis yang tidak terselesaikan, seperti kecemasan, gangguan kontrol amarah, atau trauma masa lalu yang membuat mereka cenderung melakukan kekerasan​.