Bolehkah Puasa di hari Natal dan Tahun Baru?

Bolehkah berpuasa di hari raya umat lain? Ini dia hukumnya!

17 Desember 2024

Bolehkah Puasa hari Natal Tahun Baru
Freepik

Natal dan Tahun Baru sering dirayakan dengan meriah oleh berbagai komunitas di seluruh dunia. Namun, bagi umat Muslim, muncul pertanyaan mengenai berpuasa di hari-hari ini. 

Jadi, sebenarnya bolehkah puasa di hari Natal atau Tahun Baru? Berikut  Popmama.com sudah memberikan penjelasan lengkap berdasarkan pandangan ulama mengenai hukum berpuasa di hari-hari tersebut. Simak yuk!

Editors' Pick

1. Hukum puasa di hari Natal

1. Hukum puasa hari Natal
Freepik/Denamorado

Berpuasa pada hari Natal secara khusus hukumnya makruh dalam Islam. Hal ini merujuk pada larangan meniru kebiasaan atau tradisi umat lain. Jika puasa dilakukan tanpa alasan syar’i, misalnya untuk mengagungkan hari Natal, maka hukumnya tidak dianjurkan. 

Namun, apabila puasa tersebut adalah bagian dari kebiasaan puasa sunnah rutin seperti puasa Daud atau Senin-Kamis, yang kebetulan bertepatan dengan Natal, maka tidak ada larangan untuk melakukannya.

Pendapat ini dijelaskan oleh Al-Kasani dalam kitabnya Bada’i Shana’i:

يكره صوم يوم السبت بانفراده, لأنه تشبه باليهود, وكذا صوم يوم النيروز, والمهرجان, لأنه تشبه بالمجوس, وكذا صوم الصمت وهو أن يمسك عن الطعام, والكلام جميعا, لأن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن ذلك، ولأنه تشبه بالمجوس

"Makruh berpuasa pada hari Sabtu secara khusus, karena menyerupai kebiasaan Yahudi. Begitu pula puasa di hari Nairuz atau Mihrajan (hari raya orang Majusi), karena menyerupai tradisi mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang puasa dalam bentuk tidak makan dan tidak bicara sekaligus, karena hal itu menyerupai tradisi Majusi." (Bada’i Shana’i, 2:217).

2. Hukum puasa di hari Tahun Baru

2. Hukum puasa hari Tahun Baru
Freepik/ArthurHidden

Puasa pada hari Tahun Baru juga hukumnya makruh, jika dilakukan secara sengaja untuk mengikuti perayaan atau tradisi tertentu. Larangan ini bertujuan untuk menghindarkan umat Muslim dari unsur tasyabbuh, yaitu menyerupai tradisi non-Muslim.

Namun, jika puasa tersebut adalah bagian dari kebiasaan puasa sunnah rutin, misalnya puasa Ayyamul Bidh, maka hal ini tidak menjadi masalah meskipun bertepatan dengan Tahun Baru. Ar-Rahaibani menjelaskan dalam Mathalib Uli sn-Nuha:

ويكره إفراد كل عيد لكفار بصوم, أو كل يوم يفردونه بتعظيم, ذكره الشيخان وغيرهما, إلا أن يوافق عادة فلا كراهة
"Dimakruhkan mengkhususkan hari raya non-Muslim untuk berpuasa atau semua hari yang diagungkan oleh mereka. Namun, jika puasa tersebut sesuai dengan kebiasaan, maka hukumnya tidak makruh." (Mathalib Uli sn-Nuha, 5:439).

3. Niat sebagai kunci utama dalam puasa

3. Niat sebagai kunci utama dalam puasa
Pexels/RDNE Stock project

Niat memegang peranan penting dalam menentukan sah atau tidaknya sebuah ibadah, termasuk puasa. Apabila seseorang berpuasa dengan niat murni untuk beribadah kepada Allah dan kebetulan bertepatan dengan Natal atau Tahun Baru, maka hal ini diperbolehkan. 

Sebaliknya, jika niat puasa dilakukan untuk menghormati atau mengikuti tradisi tertentu, maka hukumnya menjadi makruh. Sebagai contoh, seseorang yang menjalankan puasa sunnah Daud yang kebetulan jatuh pada hari Natal tetap diperbolehkan karena niat utamanya adalah menjalankan ibadah sunnah, bukan untuk merayakan Natal.

Itulah jawaban dari pertanyaan bolehkah puasa di hari Natal atau Tahun Baru? Hal ini menekankan pentingnya niat dalam setiap ibadah. Yuk, pelajari hukum dan panduan yang jelas, sehingga umat Muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan sesuai syariat!

Baca juga:

The Latest