Hoax atau berita palsu di media sosial, telah menjadi masalah yang sering kali menyebabkan kebingungan dan salah paham.
Dengan penyebarannya yang sangat cepat, banyak orang sering tanpa sadar menyebarkan informasi yang tidak benar.
Berdasarkan pemaparan Dr. Devie Rahmawati, pengamat sosial dari Universitas Indonesia, arus informasi yang deras dan kurangnya pengetahuan menjadi alasan utama dibalik penyebaran informasi hoax.
Salah satu langkah paling penting untuk menghindari penyebaran hoax adalah selalu memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
Banyak hoax yang tersebar berasal dari sumber yang tidak jelas atau tidak kredibel. Pastikan bahwa setiap informasi yang Mama terima berasal dari sumber resmi atau media yang terpercaya.
Verifikasi merupakan langkah yang dapat membantu mengurangi dampak buruk, penyebaran informasi palsu yang bisa menimbulkan kebingungan di masyarakat.
2. Jangan hanya percaya pada judul yang sensasional
Freepik/lunopark
Hoax sering kali dibungkus dengan judul yang sensasional untuk menarik perhatian. Pastikan Mama selalu membaca keseluruhan isi artikel, untuk memastikan bahwa informasi tersebut akurat dan sesuai dengan judulnya.
Judul yang bombastis sering kali dibuat untuk memancing emosi atau rasa penasaran, namun seringkali isinya tidak sesuai dengan judul tersebut. Oleh karena itu, hindari mempercayai informasi hanya berdasarkan judul.
3. Lakukan pencarian fakta dengan sumber lain
Freepik/rawpixel.com
Selain memverifikasi sumber, penting juga untuk melakukan pencarian fakta melalui sumber lain.
Jangan hanya mengandalkan satu artikel atau postingan di media sosial. Lakukan pengecekan silang dengan berita lain atau situs yang menyediakan layanan pengecekan fakta.
“Perlu kolaborasi antara penulis konten, kreator, pesohor, platform, dan pembaca untuk memastikan informasi yang benar,” kata Dr. Devie Rahmawati selaku Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia.
Editors' Pick
4. Tahan diri dari menyebarkan jika ragu
Freepik/tirachardz
Jika Mama merasa ragu terhadap suatu informasi, lebih baik menahan diri dari menyebarkannya. Rasa ragu adalah sinyal bahwa informasi tersebut mungkin belum diverifikasi atau tidak sepenuhnya benar.
Menahan diri dari menyebarkan informasi yang tidak jelas, dapat membantu mencegah penyebaran hoax yang bisa merugikan banyak orang.
Kebiasaan menahan diri dari menyebarkan informasi yang diragukan, dapat menjaga lingkungan digital tetap bersih dari informasi palsu.
5. Hati-hati dengan informasi yang memicu emosi berlebihan
brit.co
Hoax sering kali dirancang untuk memancing emosi, seperti rasa takut, marah, atau panik. Jika informasi membuat Mama merasa sangat emosional, ada kemungkinan bahwa konten tersebut sengaja dirancang, untuk memanipulasi emosi tanpa dasar fakta yang jelas. Berhati-hatilah dengan informasi yang terlalu memicu emosi.
“Konten negatif membangunkan kewaspadaan dalam diri kita, apalagi bila menyentuh emosi. Orang ingin menjadi ‘pahlawan’ dengan membagikan konten tersebut ke orang-orang terdekat agar mereka tahu. Niatnya tidak jahat,” ujar Dr. Devie Rahmawati selaku pengamat sosial dari Universitas Indonesia (14/10/2024)
6. Gunakan situs pengecekan fakta yang terpercaya
Pexels/Pixabay
Situs pengecekan fakta sangat berguna untuk memeriksa kebenaran informasi. Beberapa situs terpercaya membantu Mama memverifikasi berita yang tersebar di media sosial.
Dengan menggunakan situs pengecekan fakta, Mama dapat memastikan bahwa informasi yang diterima sudah diverifikasi oleh sumber terpercaya.
7. Diskusikan dengan ahli jika ragu
Dok. Ngobras Media Diskusi
Jika Mama menemukan informasi yang menimbulkan keraguan, penting untuk mendiskusikannya dengan orang yang ahli di bidang tersebut. Contoh kasus yang sering muncul adalah klaim tentang BPA yang disebut-sebut dapat menyebabkan infertilitas atau gangguan kesuburan.
“Berdasarkan studi meta-analisis, tidak ada korelasi antara BPA dengan gangguan kesuburan, termasuk infertilitas, endometriosis, atau IVF (in vitro fertilization)” ujar Dr. Ervan Surya Sp.OG, dari Tzu Chi Hospital (14/10/2024).
Selain itu, dr. Ervan juga menambahkan bahwa penelitian terkait dampak BPA terhadap persalinan prematur juga tidak terbukti melalui studi-studi yang ada.
“Ternyata tidak ada kaitan antara paparan BPA dengan usia kehamilan, panjang bayi, berat badan bayi, dan lingkar kepala bayi” sambungnya.
Oleh karena itu, penting untuk memeriksa klaim mengenai informasi apapun dengan berkonsultasi pada para ahli dan sumber terpercaya. Pemeriksaan informasi dengan ahli selain bisa mengobati rasa penasaran, bisa juga sebagai sarana menambah ilmu baru.
8. Pahami bagaimana algoritma media sosial bekerja
Freepik
Algoritma media sosial sering kali mendorong pengguna untuk berbagi konten, terutama yang sensasional.
Inilah yang menyebabkan hoax lebih cepat tersebar, daripada informasi yang lebih akurat dan mendalam. Algoritma dirancang untuk menarik perhatian, sehingga hoax yang sensasional lebih cepat muncul di linimasa pengguna.
Banyak platform media sosial yang secara tidak langsung mendorong pengguna untuk terus berbagi konten, terutama informasi sensasional yang menarik perhatian banyak orang.
Dr. Devie Rahmawati menjelaskan lebih lanjut, bahwa penyebaran misinformasi sering kali terjadi tanpa disadari. Hoax bisa disebabkan oleh lima faktor utama yang ia sebut sebagai 5P, yaitu pahlawan, pengetahuan dan pengalaman yang lemah, pergaulan terdekat, personalitas, serta platform.
Memahami cara kerja algoritma ini akan membantu Mama lebih selektif dalam menilai informasi yang tersebar di media sosial.
9. Kenali ciri-ciri hoax yang umum
Pixabay/memyselfaneye
Hoax biasanya memiliki pola atau ciri yang mudah dikenali, seperti klaim yang berlebihan, ajakan untuk segera membagikan informasi, atau penggunaan bahasa yang provokatif. Informasi semacam ini sering kali tidak didukung oleh bukti kuat atau sumber yang jelas.
"Bila kita punya pengetahuan dan pengalaman, misinformasi tidak gampang merasuk. Sebaliknya bila tidak ada, kita akan mudah terpeleset informasi yang tidak jelas,” ujar Dr. Devie Rahmawati.
Mengenali ciri-ciri umum dari hoax dapat membantu Mama mendeteksi informasi yang mencurigakan dan menghindari penyebarannya.
Itu dia cara menghindari informasi hoax di sosmed. Menghindari hoax di media sosial memerlukan kewaspadaan, verifikasi, dan sikap kritis. Dengan memverifikasi sumber, membaca secara teliti, dan menggunakan situs pengecekan fakta, Mama bisa membantu mencegah penyebaran informasi yang salah.