Cinta Laura Menginspirasi Generasi Muda di IMGS 2024
IMGS 2024 di hari kedua menghadirkan Cinta Laura di salah satu sesinya
23 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hari kedua Indonesia Millennial & Gen-Z Summit (IMGS) 2024 menampilkan sesi inspiratif berjudul Skill Development: Preparing for Sustainable Career of the Future.
Dalam sesi ini, Cinta Laura sebagai seorang entertainer dan sociopreneur, membagikan pengalaman serta wawasannya. Cinta membagikan mengenai pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan karier yang berkelanjutan di masa depan.
Bersama Junaid Murtaza (President Director L’Oreal Indonesia) dan Suherman (Director of HR PT Bukit Asam), mereka membahas berbagai aspek yang dibutuhkan untuk menciptakan karier sukses dan bermakna di dunia yang terus berubah.
Berikut rangkuman dari Popmama.com mengenai sesi bersama Cinta Laura menginspirasi generasi muda di IMGS 2024.
Editors' Pick
1. Pentingnya visi dan misi sosial dalam karier
Cinta Laura memulai dengan menjelaskan bagaimana sukses dalam karier tidak hanya diukur dari pencapaian pribadi, tetapi juga dari dampak sosial yang diberikan.
Melalui perusahaannya, PT Cinta Paras Semesta, Cinta menekankan bahwa setiap lini bisnis yang ia dirikan didasarkan pada keinginan untuk mendukung dan membina anak-anak Indonesia.
“3-4 tahun terakhir aku sama tim ku membangun 7 lini bisnis semuanya berhubungan dengan entertainment,” ujar Cinta Laura di IMGS 2024 (23/10/2024)
Menurutnya, penting bagi generasi muda untuk memiliki growth mindset dan berpikir jauh ke depan dalam setiap langkah karier yang mereka ambil.
Bagi Cinta, hal ini juga termasuk bagaimana kita dapat menggunakan keahlian dan pencapaian kita untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
2. Tidak hanya kepintaran, etos kerja yang baik mendorong kesuksesan
Cinta Laura mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi ketika memulai karier. Terutama sebagai seorang wirausaha atau kreator adalah tidak adanya keseimbangan, antara pekerjaan dan kehidupan pribadi di awal perjalanan karier.
“Tidak ada yang namanya work-life balance di awal,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa banyak pengorbanan harus dilakukan, terutama dalam hal waktu bersama keluarga atau waktu untuk bersenang-senang, demi membangun fondasi karier yang kokoh.