Film ‘Tebusan Dosa’, Menggambarkan Harapan dan Perjuangan
Tebusan Dosa merupakan film horor yang menggabungkan genre thriller ke dalamnya
11 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
FilmTebusan Dosa merupakan film genre horor pertama yang dikeluarkan Palari Films. Film ini memadukan unsur horor dan thriller, menceritakan tentang Wening yang mencari anaknya, Nirmala, hilang karena kecelakaan.
Palari Films bekerjasama dengan Showbox Korea, yang merupakan rumah produksi dari Film Exhuma. Film ini menggambarkan bagaimana perjuangan Wening sebagai seorang ibu, anak, dan istri sekaligus.
Berikut Popmama.com merangkum seputar film Tebusan Dosa. Dalam jumpa pers di Epicentrum XXI (09/10/2024), para pemain dan tim produksi membahas berbagai tantangan hingga pesan dalam film ini. Yuk simak!
Editors' Pick
1. Karakter Wening memiliki banyak lapisan peran
Salah satu tantangan terbesar selama proses syuting adalah mendalami karakter, terutama Wening yang diperankan oleh Happy Salma. Wening dalam film ini memiliki banyak lapisan karakter, yaitu sebagai istri, ibu, dan anak.
Menurut Happy Salma, mendalami intelektualitas karakter Wening menjadi aspek tersulit. Happy Salma juga mengungkapkan bahwa dirinya melakukan beberapa latihan khusus untuk hal yang sebelumnya ia tidak bisa, seperti naik motor.
“Eh saya belajar motor khusus loh untuk film ini,” ungkap Happy Salma pada jumpa pers di Epicentrum XXI (09/10/2024)
Para pemain, seperti Putri Marino, juga mengungkapkan tentang pengalaman emosional yang mendalam ketika proses syuting film Tebusan Dosa.
“Aku yg kehilangan satu orang aja rasanya dunia runtuh, gimana Wening yang kehilangan semuanya dalam waktu bersamaan?” ujar Putri Marino mengingat kembali momen dirinya kehilangan sang Ayah.
2. Representasi perempuan dan nilai-nilai keluarga
Anggi Noen dalam jumpa pers di Epicentrum XXI (09/10/2024) mengungkapkan bahwa film ini tidak hanya menawarkan ketegangan horor, tetapi juga mengangkat kekuatan perempuan dalam menghadapi berbagai peran dalam keluarga.
Wening, sebagai karakter utama, digambarkan sebagai sosok istri, ibu, dan anak yang penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Hal ini mencerminkan kekuatan perempuan yang sering kali mampu melakukan hal-hal tak terduga demi orang yang mereka cintai.
“Itulah kekuatannya perempuan, dia tidak pernah mengkotakkan siapa dirinya,” ujar Happy Salma ketika membahas mengenai representasi perempuan di film Tebusan Dosa (09/10/2024)
Penulis naskah, Alim Sudio, juga sempat berbagi tentang beberapa adegan yang terinspirasi dari kejadian nyata di lingkungannya, yaitu hilangnya seseorang di Kali Ciliwung. Inspirasi ini memperkaya kedalaman cerita tentang rasa frustasi kehilangan sesuatu yang berharga di dalam air yang arusnya terus berjalan.
Kehilangan tersebut pun memunculkan banyak harapan dan perjuangan. Film ini juga menggambarkan bahwa ketika menghadapi kesulitan yang besar, seperti kehilangan sesuatu berharga, maka segala cara pun bisa dilakukan bahkan hal yang tidak masuk akal sekalipun.
3. Penggabungan budaya Jepang dan Indonesia
Film ini juga menonjolkan campuran budaya Jepang dan Indonesia. Terlihat dalam karakter Tetsuya, seorang tokoh Jepang yang diambil sebagai bagian dari cerita. Sutradara Anggi Noen menjelaskan bahwa ide untuk mencampurkan elemen budaya ini muncul secara impulsif, namun berhasil memperkaya cerita.
“Mix culture memang saya ramu disitu untuk menunjukkan bahwa setiap orang, dalam keterpurukannya yang di cari adalah harapan,” ungkap Anggi Noen pada jumpa pers di Epicentrum XXI (09/10/2024)
Penggabungan bahasa selama syuting juga menambah tantangan, seperti yang diungkapkan oleh Shogen. Ia harus beradaptasi dengan dialog dalam bahasa Indonesia. Meski demikian, kolaborasi internasional ini menjadi nilai tambah dalam memperkuat atmosfer cerita yang penuh ketegangan.
Itu dia pembahasan seputar film Tebusan Dosa. Film Tebusan Dosa berhasil menyajikan perpaduan horor dan thriller yang penuh dengan makna emosional.
Dengan mengangkat tema kehilangan, harapan, dan kekuatan keluarga, film ini memberikan pengalaman sinematik yang lebih dari sekadar hiburan. Selain itu, filmm ini juga bisa menjadi renungan tentang kehidupan dan keluarga.
Bagi yang ingin menyaksikannya, film ini akan tayang perdana pada 17 Oktober 2024 di bioskop Indonesia.