Mengupas Peran Perempuan di Dunia Digitalisasi dan AI
Penggunaan AI di era digitalisasi ini harus dilakukan dengan bijak!
28 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perempuan Inovasi kembali hadir dengan fokus mendukung peran perempuan dalam transformasi digital Indonesia. Berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Vokasi, acara Demo Day 2024 (26/11/2024) menjadi momen penting untuk menampilkan inovasi para perempuan di bidang teknologi.
Selain menunjukkan hasil pembelajaran peserta, acara ini juga menghadirkan talkshow yang mengangkat isu penting tentang etika pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) di era digital ini.
Melalui tema ‘Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI’, talkshow ini juga mengupas pentingnya literasi teknologi dan peluang yang harus dimiliki perempuan dalam masyarakat, guna menciptakan ekosistem digital yang inklusif.
Talkshow ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Dian Sastrowardoyo, (Founder dari Yayasan Dian Sastrowardoyo), Prof. Stella Christie (Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi), dan Amanda Simandjuntak (Co-founder & CEO of Markoding).
Berikut Popmama.com merangkum rangkaian informasi dari talkshow bertema ‘Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI’ yang mengupas peran perempuan di dunia digitalisasi (26/11/2024). Simak yuk!
Editors' Pick
1. Pentingnya representasi perempuan dalam teknologi
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, pemerintah Indonesia berfokus pada program-program yang memberdayakan perempuan sebagai kekuatan utama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Salah satu inisiatif pemerintah adalah menjalin kemitraan antara universitas, lembaga penelitian, dan industri untuk mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan nasional. Program-program tersebut juga mendukung kesetaraan gender dan inklusi sosial, yang diharapkan dapat meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan SDM.
Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang menjadi salah satu pembicara dalam talkshow ‘Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI’ menekankan pentingnya representasi perempuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).
“Kekurangan representasi perempuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak berantai. Secara khusus, dalam ranah kecerdasan buatan (AI), terutama dengan model bahasa besar (LLM), teknologi ini belajar dari data-data yang sering kali mencerminkan bias yang ada dalam masyarakat. Ambil contoh, sebuah pertanyaan sederhana yang diajukan kepada LLM: Berdasarkan data pendapatan orang-orang dengan latar belakang akademis dan pengalaman saya, berapa seharusnya gaji Stella Christie? Karena LLM dilatih dengan data dari dunia nyata, dan karena data tersebut mencerminkan pola sosial, seperti kesenjangan gaji yang terus ada di mana perempuan, meskipun dengan kualifikasi dan pengalaman yang setara, dibayar lebih rendah daripada laki-laki, model ini hampir pasti akan menyarankan gaji yang lebih rendah untuk saya,” ujar Prof. Stella Christie (26/11/2024).
2. Pemanfaatan AI berdasarkan prinsip moral yang kuat
Dian Sastrowardoyo menekankan pentingnya pemanfaatan AI berlandaskan pada prinsip moral kuat dan regulasi yang jelas dalam talkshow ‘Peran Perempuan di Era Digitalisasi dan AI’.
Selain itu, ia juga menyoroti urgensi peningkatan literasi digital di masyarakat. Di tengah era digital yang semakin kompleks, kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi dengan bijak menjadi sangat penting.
“Pemanfaatan AI harus didasarkan pada nilai moral dan regulasi yang kuat untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan, melainkan optimalisasi demi kemajuan bersama. Penting bagi kita untuk terus meningkatkan literasi digital agar semua orang dapat memahami dan menggunakan AI secara bertanggung jawab,” ungkapnya.
Hal ini menjadi langkah krusial agar teknologi yang berkembang pesat dapat memberikan manfaat secara merata bagi semua pihak, tanpa menimbulkan dampak negatif.
Ia juga menambahkan, sebagai seorang yang berkecimpung di dunia perfilman, naskah yang bagus adalah naskah dengan emosi di dalamnya dan itu tentu bukanlah hasil buatan AI.
“AI bukan sesuatu yang buruk, tapi apabila membahas soal dobrakan terbaru, harus dilakukan manusia,” tambah Dian Sastrowardoyo (26/11/2024).