7 Penyebab Kanker Ovarium, Kenali Faktor Risikonya!

Faktor genetik dan lingkungan memiliki peran signifikan dalam perkembangan kanker ovarium!

16 Oktober 2024

7 Penyebab Kanker Ovarium, Kenali Faktor Risikonya
Freepik/brgfx

Kanker ovarium adalah jenis kanker yang dimulai pada ovarium, organ reproduksi penting pada perempuan. Penyebab pasti kanker ovarium masih belum diketahui secara pasti, namun secara umum, kanker ovarium terjadi ketika DNA di dalam sel-sel ovarium mengalami perubahan atau mutasi. 

Mutasi tersebut menyebabkan sel-sel ovarium tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Ketika pertumbuhan ini terus berlangsung tanpa dihambat, sel-sel tersebut dapat membentuk tumor dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. 

Meskipun belum diketahui secara jelas apa yang menyebabkan mutasi genetik tersebut, namun beberapa faktor risiko telah diidentifikasi sebagai penyebab meningkatnya peluang seseorang untuk menderita kanker ovarium.

Berdasarkan Journal of Clinical Oncology, faktor genetik dan lingkungan memiliki peran signifikan dalam perkembangan kanker ovarium. Berikut Popmama.comakan membahas lebih lanjut mengenai penyebab kanker ovariumyang mengacu dari Journal of Clinical Oncology

1. Faktor usia

1. Faktor usia
Freepik/Lifestylememory

Salah satu faktor risiko utama untuk kanker ovarium adalah usia. Perempuan yang memasuki usia 40 tahun ke atas berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium, dengan puncak risiko terjadi pada usia 55 hingga 64 tahun.

Berdasarkan Journal of Clinical Oncology, kasus kanker ovarium paling sering ditemukan pada perempuan yang telah mengalami menopause​. Penuaan alami menyebabkan perubahan pada sel-sel ovarium, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi kanker.

Selain itu, penurunan hormon seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause, juga meningkatkan risiko pertumbuhan sel abnormal di ovarium.

2. Pengaruh riwayat keluarga dan mutasi genetik

2. Pengaruh riwayat keluarga mutasi genetik
freepik/kjpergeter

Mutasi genetik, terutama pada gen BRCA1 dan BRCA2, merupakan salah satu faktor risiko yang paling signifikan dalam kanker ovarium. Gen-gen ini biasanya berfungsi untuk melindungi tubuh dari pertumbuhan sel yang tidak terkendali, namun jika mengalami mutasi, mereka akan kehilangan fungsinya. Perempuan dengan anggota keluarga yang pernah mengalami kanker ovarium atau kanker payudara lebih berisiko terkena kanker ovarium​.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% kasus kanker ovarium dipengaruhi oleh faktor genetik. Mama yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara, disarankan untuk melakukan pemeriksaan genetik guna mengetahui apakah terdapat mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2.

Editors' Pick

3. Penggunaan terapi penggantian hormon pasca-menopause

3. Penggunaan terapi penggantian hormon pasca-menopause
Pexels/FRANKMERIÑO

Terapi penggantian hormon atau hormone replacement therapy (HRT), sering diberikan untuk mengatasi gejala menopause seperti hot flashes dan kekeringan pada area intim.

Namun, penggunaan HRT, terutama yang menggunakan estrogen tanpa progesteron, telah terbukti meningkatkan risiko kanker ovarium. Perempuan yang menggunakan terapi hormon ini selama lebih dari lima tahun, memiliki risiko besar terkena kanker ovarium.

Oleh karena itu, Mama yang mempertimbangkan penggunaan HRT sebaiknya mendiskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter. Perlu adanya keseimbangan antara pengelolaan gejala menopause dan potensi risiko kanker ovarium.

4. Obesitas

4. Obesitas
Unsplash/Towfiqu Barbhuiya

Obesitas atau kelebihan berat badan adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Peningkatan kadar lemak tubuh menyebabkan produksi estrogen berlebihan, yang berperan dalam perkembangan kanker, termasuk kanker ovarium.

Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi, memiliki risiko lebih besar mengembangkan kanker ovarium dibandingkan dengan perempuan dengan berat badan ideal​.

Selain itu, obesitas juga terkait dengan resistensi insulin dan peradangan kronis, dua kondisi yang diketahui dapat memicu perkembangan kanker. Menjaga berat badan yang sehat dengan pola makan seimbang, dan aktivitas fisik teratur adalah langkah penting dalam menurunkan risiko kanker ovarium.

5. Endometriosis

5. Endometriosis
Freepik/Eddows-animator

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, termasuk di ovarium. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan nyeri menstruasi yang hebat, tetapi juga meningkatkan risiko kanker ovarium.

Perempuan dengan endometriosis memiliki risiko lebih tinggi terkena jenis kanker ovarium yang lebih agresif. Endometriosis dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel ovarium, yang kemudian dapat berkembang menjadi kanker.

Meskipun tidak semua perempuan dengan endometriosis akan mengalami kanker ovarium, deteksi dini dan pengelolaan endometriosis sangat penting untuk mengurangi risiko.

6. Kebiasaan merokok

6. Kebiasaan merokok
Freepik/wirestock

Merokok adalah kebiasaan yang diketahui dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium. Bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan mutasi pada sel-sel tubuh, termasuk sel di ovarium.

Perempuan yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena jenis kanker ovarium mucinous, sehingga lebih sulit diobati. Paparan asap rokok juga dapat meningkatkan risiko pada perokok pasif, termasuk keluarga yang tinggal bersama perokok. Oleh karena itu, menghentikan kebiasaan merokok atau menghindari paparan asap rokok sangat penting untuk menjaga kesehatan ovarium.

7. Menstruasi dini atau menopause terlambat

7. Menstruasi dini atau menopause terlambat
Freepik

Perempuan yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun atau menopause setelah usia 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. Kondisi ini disebabkan oleh paparan yang lebih lama terhadap hormon estrogen selama masa subur mereka.

Semakin banyak siklus ovulasi yang dialami perempuan, semakin besar pula risiko terkena kanker ovarium. Siklus ovulasi yang berulang dapat memicu kerusakan pada sel-sel ovarium.

Oleh karena itu, kehamilan, menyusui, atau penggunaan kontrasepsi oral yang dapat mengurangi jumlah siklus ovulasi dapat membantu menurunkan risiko kanker ovarium.

Itu dia pembahasan seputar penyebab kanker ovarium. Kanker ovarium memiliki berbagai faktor risiko, termasuk usia, riwayat keluarga, obesitas, dan gaya hidup seperti merokok.

Dengan memahami penyebab dan faktor risiko ini, Mama bisa lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan. Konsultasi dengan dokter serta pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi kanker ovarium lebih awal, meningkatkan peluang kesembuhan.

Baca juga:

The Latest