Sejarah Tahun Baru Masehi, Beragam Tradisi dan Makna!
Ini dia sejarah menarik Tahun Baru Masehi yang wajib kamu ketahui!
29 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahun Baru Masehi yang dirayakan setiap 1 Januari merupakan momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang di seluruh dunia.
Perayaan ini tidak hanya menandai pergantian tahun, tetapi juga menjadi simbol harapan dan resolusi baru. Namun, tahukah kamu bahwa sejarah di balik perayaan ini sangat kaya dan beragam?
Berikut Popmama.com sudah merangkum informasi mengenai sejarah tahun baru masehi yang bisa menambah pengetahuan kamu! Simak yuk!
Editors' Pick
1. Sejarah awal perayaan Tahun Baru
Perayaan Tahun Baru Masehi dapat ditelusuri kembali sekitar 4.000 tahun yang lalu atau 2.000 tahun sebelum masehi, ketika masyarakat Babilonia Kuno merayakan kedatangan tahun baru. Mereka mengadakan festival keagamaan yang dikenal sebagai Akitu dan berlangsung selama 11 hari.
Festival ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Langit Marduk, yang dianggap telah mengalahkan Dewi Tiamat, dewi laut yang jahat. Pada masa itu, perayaan tahun baru jatuh pada pertengahan Maret, bertepatan dengan pergantian musim.
Tradisi Babilonia ini menjadi salah satu cikal bakal perayaan tahun baru yang kita kenal saat ini. Dalam festival tersebut, berbagai ritual dilakukan untuk menyambut tahun baru, termasuk penobatan raja dan pengakuan terhadap kekuasaan ilahi. Dengan demikian, perayaan ini bukan hanya sekadar acara sosial, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam bagi masyarakat saat itu.
2. Peralihan ke kalender Masehi
Seiring berjalannya waktu, perayaan tahun baru mengalami perubahan signifikan ketika bangsa Romawi Kuno mulai mengadopsi sistem penanggalan baru. Pada tahun 45 SM, Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian dengan bantuan ahli astronomi Sosigenes dari Iskandariyah.
Kalender ini menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru, sebagai penghormatan kepada Dewa Janus, dewa permulaan yang memiliki dua wajah untuk melihat ke masa lalu dan masa depan.
Melalui penetapan ini, masyarakat Romawi merayakan tahun baru dengan berbagai cara, termasuk mengadakan pesta dan memberikan hadiah satu sama lain. Tradisi ini pun terus berkembang seiring dengan pengaruh Kekristenan di Eropa pada abad ke-6 Masehi, di mana perayaan tahun baru mulai dihubungkan dengan makna religius.