Fatal! Ini Dampak Akibat Kesalahan Diagnosis Medis oleh Dokter
Akibat kesalahan diagnosis tentu sangat merugikan pasien, baik dari sisi kesehatan maupun finansial
17 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Diagnosis merupakan istilah yang lekat dengan bidang kesehatan atau medis. Biasanya, diagnosis dilakukan oleh dokter maupun seorang ahli penyakit tertentu. Kegiatan ini adalah langkah awal dokter untuk menentukan suatu jenis penyakit yang diderita oleh pasien maupun membantu memahami kondisi seseorang.
Umumnya, dokter atau pelayanan kesehatan akan mengidentifikasi gangguan kesehatan melalui tanda atau gejalanya.Dikutip National Cancer Institute, melihat riwayat kesehatan, memeriksa fisik hingga melakukan tes dapat membantu dokter untuk mendiagnosis secara tepat.
Sayangnya, masih kerap ditemukan kasus-kasus kesalahan diagnosis atau misdiagnosis. Kekhilafan ini dapat dilakukan baik oleh dokter, rumah sakit, maupun tenaga medis lainnya. Salah mendiagnosis kondisi pasien sangat berakibat fatal.
PT Prodia Widyahusada Tbk sebagai salah satu penyedia jasa layanan laboratorium pun memiliki pandangan yang sama. Dewi Muliaty selaku Direktur Utama Prodia mengungkapkan, “Dasar dari kualitas yang unggul, yaitu diagnosa yang lebih baik sehingga tidak terulang kembali kasus salah diagnosis yang menjadi cikal bakal pendirian Prodia.”
Dimana pada awal pendirian PT Prodia Widyahusada Tbk, Andi Widjaya sebagai Founder menceritakan kejadian dokter salah mengecek golongan darah. Saat itu, dokter bedah mendiagnosis Andi bersama tiga rekannya mempunyai golongan darah O.
Padahal, golongan darah Andi adalah A. Melihat hal tersebut, ia sebagai ahli dan pengajar klinik medis mewanti-wanti agar dokter lebih teliti dalam mendiganosis kondisi kesehatan seseorang.
“Dari masa ke masa, perjalanan Prodia lima puluh tahun lalu yang berasal dari Kota Solo berkomitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan atau diagnosis terbaik. Prodia pun membangun fondasi internal yang kuat sehingga mampu mengawinkan antara bisnis dan sains. Lantas pada akhirnya mampu mewujudkan perusahaan laboratorium berkelas dunia”, ungkap Andi Widjaya.
Sejalan dengan itu, Indriyanti Rafi Sukmawati, Direktur Bisnis & Pemasaran PT Prodia Widyahusada Tbk menambahkan bahwa brand identity Prodia adalah trust. Kepercayaan ini dibangun dari kualitas layanan pemeriksaan yang prima. Hal tersebut diwujudkan dengan diperolehnya berbagai sertifikasi di bidang kesehatan baik dari lembaga dalam negeri maupun internasional.
Kekeliruan diagnosis sangat berpengaruh fatal. Nah, Popmama.com sampaikan ulasan akibat kesalahan diagnosis yang berpotensi memengaruhi kondisi kesehatan pasien.
1. Salah meresepkan obat untuk pasien
Efek pertama akibat salah diagnosis adalah salah meresepkan obat sehingga pasien tidak mendapatkan penawar yang sesuai atas penyakitnya. Melansir Upton & Hatfield, jika obat yang tepat tidak diberikan kepada pasien mengakibatkan kondisi kesehatan mereka tidak akan membaik dengan cepat.
Misalnya, pasien A berusia 35 tahun mengeluhkan mati rasa, sulit berbicara, penglihatan kabur. Dokter kemudian mendiagnosis pasien tersebut mengalami migrain. Padahal, penyakit sebenarnya adalah stroke. Kesalahan diagnosis itu terjadi karena dokter mengambil kesimpulan stroke jarang dialami orang di bawah usia 50 tahun.
Pasien bahkan memungkinkan mengalami efek samping membuat mereka menghadapi konsekuensi penyakit jangka panjang lainnya. Dimana, sebenarnya hal ini tidak perlu apabila obat yang diresepkan tepat. .
Editors' Pick
2. Keterlambatan memperoleh perawatan
Dilansir Boohoff Law, kesalahan diagnosis menyebabkan pasien tidak mendapatkan perawatan yang tepat waktu. Lantas, mengakibatkan kondisinya semakin memburuk. Bahkan sangat mungkin ia tidak memiliki kesempatan lebih untuk bertahan dari penyakit yang dideritanya.
Bentuk perawatan meliputi obat yang diberikan, kontrol perkembangan kesehatan, hingga penggunaan alat-alat kesehatan guna menunjang proses kesembuhan.
Hal ini berbeda jika, pasien mendapat pemeriksaan dengan benar. Ia justru bisa sembuh lebih cepat karena penyakit dapat ditangani dengan segera atau setidaknya mempunyai kesempatan bertahan hidup lebih lama. Pasalnya, perawatan yang ia terima sesuai dengan gangguan kesehatan sehingga penyakit tidak menjalar ke bagian lainnya