5 Jenis Penyakit yang Perlu Melakukan Fisioterapi
Fisioterapi dapat membantu pasien memaksimalkan kesembuhannya.
8 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu pernah mendengar mengenai fisioterapi?
Fisioterapi sendiri adalah jenis perawatan yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.
Metode ini termasuk perawatan medis guna pencegahan cedera, rehabilitasi, kebugaran holistik dan penyembuhan berkelanjutan.
Dilansir dari Versusarthritis, fisioterapi merupakan pengobatan bagi kebanyakan orang dengan artritis. Metode ini bagian dari tim profesional yang membantu mempertahankan kehidupan pasien.
Nah, berikut Popmama.com akan memberikan informasi 5 jenis penyakit yang perlu melakukan fisioterapi. Apa saja?
1. Acquired brain injuiry yang membutuhkan fisioterapi dan terapi okupasi
Acquired Brain injury (ABI) adalah kerusakan pada otak yang telah terjadi sejak lahir dan tidak progresif.
Oleh karena itu, fisioterapi dan terapi okupasi sering diberikan di unit perawatan intensif (ICU) setelah cedera otak traumatis (TBI). Ini untuk mempercepat pemulihan.
Dilansir dari Hobbsrehabilitation, bekerja sama dengan anggota keluarga dan profesional perawatan kesehatan lainnya dapat mengkoordinasikan perawatan setiap individu untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal.
Di mana setiap individu dengan ABI hadir dengan gejala dan kebutuhan yang berbeda, maka akan mendapatkan perawatan yang disesuaikan kebutuhan.
Editors' Pick
2. Cerebral palsy menggunakan pendekatan fisik
Cerebral palsy adalah sekelompok kondisi yang memengaruhi otot dan juga saraf. Penyakit ini bukan bawaan lahir, tetapi berkembang dan dimulai dari sejak bayi lahir.
Berbagai gejala cerebral palsy perlu melakukan fisioterapi untuk mengatasi masalah kesehatannya. Di mana fisioterapi berfokus pada fungsi, gerakan dan penggunaan potensi pasien secara optimal.
Dokter pun akan menggunakan pendekatan fisik yang bertujuan memelihara dan memulihkan kesejahteraan fisik, psikologis maupun sosialnya.
Metode fisioterapi juga bekerja guna mempertahankan keterampilan dan kemampuan yang ada pada diri mereka.
3. Developmental co-ordination disorder membutuhkan ahli fisioterapi
Developmental co-ordination disorder (DCD) atau dyspraxia adalah kondisi yang mempengaruhi koordinasi fisik anak. DCD pun membuat gerakan tidak seperti gerakan anak pada umumnya dan terkesan kaku.
Masalah kesehatan fisik yang satu ini juga bisa diatasi dengan menggunakan fisioterapi anak.
Ahli fisioterapi akan bekerjasama pada anak-anak dengan DCD untuk meningkatkan kekuatan otot, koordinasi dan keseimbangan mereka.
Fisioterapi juga memainkan peran kunci dalam penanganan DCD, yakni membantu meningkatkan kesadaran sensorik pada anggota tubuhnya.
4. Global development delay memerlukan terapi
Global development delay (GDD) adalah keterlambatan perkembangan anak dari segi emosional, mental dan fisik.
Dokter terkadang menggunakan istilah keterlambatan perkembangan dan kecacatan perkembangan untuk mengartikan hal yang sama.
Dilansir dari SSMHealth, tidak ada obat untuk keterlambatan perkembangan. Namun terapi yang diarahkan pada area keterlambatan tertentu, ini sangat efektif dalam membantu anak mengejar ketertinggalannya.
Melalui fisioterapi anak, GDD bisa diatasi untuk meningkatkan perkembangan keterampilan gerak dan motoriknya.
5. Kelainan neuromuskular memiliki pilihan perawatan
Kelainan neuromuskuler adalah penyakit yang mempengaruhi otot dan kontrol sistem saraf.
Masalah dengan kontrol saraf pusat dapat menyebabkan kelenturan atau kelumpuhan tertentu, yakni dari gangguan neuron motorik bawah dan atas. Tapi tergantung pada lokasi dan sifat masalah.
Beberapa pilihan pengobatan atau perawatan memerlukan terapi medis, termasuk obat imunosupresif dan fisioterapi.
Melakukan manajemen fisioterapi bisa dilakukan untuk membantu kelainan neuromuskular dengan mengatasi kondisi ketidakmampuan saraf dan otot yang bekerja sebagaimana mestinya.
Demikianlah kelima jenis penyakit yang perlu melakukan fisioterapi. Jika program fisioterapi dinyatakan selesai, pasien juga disarankan untuk beristirahat dan minum air putih yang cukup.
Baca juga:
- Mengenal Lebih Dekat Tentang Fisioterapi untuk Anak Terlambat Jalan
- Kenali Celebral Palsy Gangguan Motorik yang Menyerang Anak
- Kelainan Saraf Langka Sindrom Tourette: Gejala, Bahaya dan Pengobatan