Disebabkan Oleh Respons Autoimun, Inilah 5 Fakta Penyakit Addison
Waspada, penyakit addison dapat menyerang siapa pun!
7 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Faktanya, penyakit addison dapat menyerang siapa pun. Tetapi lebih sering dialami oleh perempuan berusia 30–50 tahun.
Penyakit addison adalah kelainan kelenjar adrenal yang di mana tubuh tidak dapat memproduksi cukup dua hormon penting, yaitu kortisol dan aldosteron.
Secara medis, pasien dengan addison akan membutuhkan terapi penggantian hormon seumur hidup.
Dalam kesempatan kali ini, Popmama.com membahas mengenai penyakit addison. Yuk, langsung simak!
1. Apa saja gejala penyakit addison?
Kerusakan pada kelenjar adrenal pada penyakit addison, ini terjadi secara perlahan dari waktu ke waktu. Termasuk gejalanya terjadi secara bertahap.
Seiring waktu, penyakit addison menjadi lebih parah. Mungkin mengalami gejala pusing, pingsan dan kram yang lebih lanjut. Kamu harus menemui dokter agar dapat diselidiki, seperti yang dikutip dari Nhsinformscot.
Namun di sisi lain, terdapat juga gejala yang paling umum meliputi:
- Sakit perut
- Periode menstruasi yang tidak normal
- Dehidrasi
- Depresi
- Diare
- Sifat lekas marah
- Pusing saat berdiri
- Mual, muntah
- Kehilangan selera makan
- Glukosa darah rendah
- Tekanan darah rendah
- Kelemahan otot
- Bercak kulit gelap. Terutama di sekitar bekas luka, lipatan kulit dan persendian
- Sensitivitas terhadap dingin
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Memburuknya kelelahan (kelelahan ekstrim)
Sedangkan dalam beberapa kasus, gejala penyakit addison bisa muncul dengan cepat. Bahkan menyebabkan peristiwa serius yang disebut krisis addisonian atau insufisiensi adrenal akut.
Gejala krisis addisonian meliputi:
- Merasa gelisah, bingung, takut atau perubahan mental lainnya
- Mengalami kesulitan untuk tetap terjaga
- Kehilangan kesadaran total
- Demam tinggi
- Kepucatan
- Muntah dan diare parah
- Tiba-tiba rasa sakit yang dalam di punggung bagian bawah, perut atau kaki
Editors' Pick
2. Apa saja penyebab dari penyakit addison?
Pada banyak kasus, penyakit addison disebabkan oleh respons autoimun. Di mana terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringannya sendiri.
Penyebab penyakit addison karena kerusakan pada kelenjar adrenal yang mengakibatkan tidak cukupnya hormon kortisol. Sering kali tidak cukup aldosteron, seperti yang dilansir dari Mayoclinic.
Namun penyebab lain penyakit addison meliputi:
- Cedera pada kelenjar adrenal
- Infeksi, termasuk tuberkulosis, infeksi terkait HIV/AIDS dan infeksi jamur
- Sel kanker dari bagian tubuh lain yang telah menyerang kelenjar adrenal
- Pendarahan ke kelenjar adrenal
- Operasi pengangkatan kelenjar adrenal
- Amiloidosis (penumpukan abnormal protein tertentu di organ)
- Cacat genetik
3. Bagaimana diagnosis penyakit addison?
Untuk menentukan apakah seseorang memiliki penyakit addison, dokter mungkin mendiagnosis dengan cara:
- Dokter bertanya mengenai riwayat dan fisik. Dokter juga akan meninjau gejala dan melakukan pemeriksaan fisik. Bercak gelap pada kulit mungkin menjadi petunjuk bagi dokter. Ini untuk mempertimbangkan pengujian penyakit addison.
- Tes darah juga aakan dilakukan untuk mengukur kadar natrium, kalium, kortisol dan ACTH dalam darah.
- Tes stimulasi ACTH yang dapat menguji respons kelenjar adrenal setelah diberi suntikan ACTH buatan. Jika kelenjar adrenal menghasilkan tingkat kortisol yang rendah setelah suntikan, mereka mungkin tidak berfungsi dengan baik.
- Sinar-X dapat dilakukan untuk mencari endapan kalsium pada kelenjar adrenal.
- Computed tomography (CT scan) mungkin dilakukan guna mengevaluasi adrenal atau kelenjar pituitari. Misalnya, dapat menunjukkan apakah sistem kekebalan telah merusak kelenjar adrenal atau jika kelenjar terinfeksi.
4. Bagaimana pengobatan penyakit addison?
Sebenarnya, penyakit addison dapat diobati menggunakan obat-obatan untuk menggantikan hormon yang hilang.
Dengan pengobatan, gejala penyakit addison sebagian besar akan lebih bisa dikendalikan.
Agar sebagian besar orang dengan kondisi ini menjalani masa hidup normal dan mampu menjalani kehidupan yang aktif, berikut pengobatannya:
- Dokter mungkin meresepkan hormon yang mirip dengan yang dibuat oleh kelenjar adrenal. Salah satunya pil hidrokortison untuk menggantikan kortisol.
- Jika kekurangan aldosteron, mungkin menerima pil fludrocortisone acetate. Saat menggunakan fludrokortison, dokter mungkin akan meminta pasien untuk meningkatkan asupan garam, terutama dalam cuaca panas dan lembap dan setelah berolahraga berat.
- Dalam keadaan darurat dan selama operasi, obat diberikan secara intravena (langsung ke pembuluh darah).
- Namun banyak orang dengan penyakit addison juga harus belajar mengelola serangan kelelahan dan mungkin ada kondisi kesehatan terkait seperti diabetes atau tiroid yang kurang aktif.
5. Bagaimana pencegahan penyakit addison?
Waspada, orang dengan penyakit addison bisa memiliki risiko gejala yang memburuk secara tiba-tiba. Jika dibiarkan, bisa berakibat fatal.
Oleh karena itu, berikut langkah pencegahannya:
- Penyakit addison perlu minum obat selama sisa hidup mereka dan dapat hidup sehat secara normal.
- Jika menderita penyakit ddison, maka harus membawa kartu identitas dan memakai gelang setiap saat untuk memberi tahu petugas medis bahwa kamu mengidap penyakit tersebut.
- Selalu siapkan obat tambahan jika kamu sakit dan membutuhkan lebih banyak. Tanyakan kepada dokter tentang menyimpan suntikan kortisol untuk keadaan darurat. Pastikan orang terdekat kamu juga mengetahuinya.
Demikianlah 5 fakta mengenai penyakit addison. Meski gejala ini tidak selalu disebabkan oleh penyakit addison, kamu harus menemui dokter agar dapat diperiksa.
Baca juga:
- 5 Penyakit yang Perlu Diberi Prosedur Suntik Steroid
- Jenis Penyakit yang Memerlukan Terapi Radiasi
- Mengenal Penyakit Asam Urat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya