Sangat Terkait, Inilah Hubungan Operasi Plastik dan Kesehatan Mental
Kamu ingin melakukan prosedur operasi plastik?
12 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di berbagai negara, operasi plastik untuk mengubah penampilan sedang booming. Kini seolah banyak perampuan ingin berubah menjadi ratu kecantikan. Maka mereka berencana memilih serangkaian prosedur operasi plastik.
Namun seiring dengan popularitasnya yang terus meningkat, beberapa psikolog kemungkinan telah menghadapi pasien sebelum atau pasca menjalani operasi plastik.
Oleh karena itu, akan semakin penting bagi seseorang mengetahui fakta mengenai hubungan operasi plastik dan kesehatan mental. Berikut Popmama.com berikan ulasan selengkapnya:
Editors' Pick
Memiliki Harga Diri yang Rendah dan Perasaan Negatif
Pada kenyataannya sebagian orang bermimpi untuk melakukan prosedur operasi plastik, yakni dengan harapan akan mengubah hidupnya. Sedangkan dalam mengambil keputusan tersebut, maka adanya keterkaitan terhadap kesehatan mental seseorang.
Salah satunya karena kemungkinan besar memiliki harga diri rendah dan perasaan negatif tentang diri mereka sendiri. Dimana harga diri yang rendah sangat terkait pada masalah kesehatan mental dan kualitas hidup yang buruk. Biasanya, harga diri rendah ditandai dengan kurangnya kepercayaan diri dan sering merasa tidak kompeten.
Menurut peneliti Morris Rosenberg dan Timothy J. Owens mengatakan kepada Psychalive.org bahwa orang dengan harga diri rendah cenderung hipersensitif. Mereka memiliki perasaan diri yang rapuh dan sangat waspada terhadap tanda-tanda penolakan.
Menjadi Kewalahan dan Marah pada Diri Sendiri
Ingatlah, operasi plastik dan kesehatan mental sangat terkait. Maka ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menjalani prosedur operasi plastik. Terutama keluhan yang paling umum setelah operasi plastik biasanya akan merasa gejala mual, muntah, sakit kepala hingga nyeri berkepanjangan.
Bahkan peradangan juga bisa saja terjadi di sekitar area di mana prosedur pembedahan dilakukan. Dalam hal ini, sebagian orang tidak lagi terlalu fokus pada penampilan yang berbeda usai menjalani operasi plastik. Mereka menjadi kewalahan dan marah pada diri sendiri karena efek dari operasi plastik yang menyakitkan.
Dilansir dari Verywellhealth, operasi plastik membawa risiko. Orang yang telah menjalani operasi yang mengakibatkan bekas luka, cacat atau lebih buruk. Meskipun hasil terburuk jarang terjadi, risiko seperti itu tetap menjadi kenyataan. Sementara setiap jenis operasi menanggung risikonya sendiri yang spesifik.
Mengalami Depresi dan Kecemasan
Ketahuilah, bahwa setiap operasi serius dapat menyebabkan depresi. Artinya, mungkin beberapa perempuan rentan mengalami depresi dan kecemasan setelah menjalani operasi plastik. Salah satunya karena mereka merasa tidak puas dengan hasil dari operasi plastik.
Maka tak jarang mereka meminta prosedur berulang, memiliki masalah penyesuaian hingga berperilaku merusak diri sendiri. Namun beberapa orang mungkin mendapatkan depresi membaik setelah operasi. Terutama jika mereka memiliki hasil operasi plastik yang baik.
Dikutip dari Healthline, depresi bisa menjadi efek samping dari operasi. Bagi siapa pun yang menjalani operasi, mereka dan keluarganya perlu mengetahui bahwa depresi adalah suatu kemungkinan dan mengenali tanda-tandanya jika itu terjadi. Dengan cara ini, mereka bisa tahu kapan harus mencari bantuan medis dan mendapatkan perawatan dini.
Itulah fakta mengenai hubungan operasi plastik dan kesehatan mental. Pastikan ahli bedah plastik yang kamu pilih memiliki lisensi dan sudah bersertifikasi, ya!
Baca juga:
- Manfaat Operasi Plastik Payudara, Bukan Hanya Memperbesar Ukuran Saja
- Tren Oplas Challenge dengan FaceApp, 7 Wajah Artis Ini Bikin Pangling!
- Apa Itu Prednisone dan Mengapa Bisa Membuat Wajah Membengkak?