5 Faktor Ini Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari kebiasaan merokok, lho!
31 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Usus besar adalah tempat tubuh mengeluarkan air dan garam dari limbah padat.
Sedangkan kanker usus besar merupakan tumor ganas yang tumbuh di permukaan usus besar. Ini mencakup pertumbuhan sel kanker yang terjadi di dalam usus, anal dan usus buntu.
Dikutip dari MayoClinic, jika ada gejala yang menunjukkan bahwa kamu mungkin menderita kanker usus besar maka dokter merekomendasikan satu atau lebih tes dan prosedur.
Untuk mencegahnya, kamu perlu mengetahui 5 faktor yang bisa meningkatkan kanker usus besar. Berikut Popmama.com berikan informasinya:
1. Riwayat pribadi akan berisiko lebih tinggi
Faktanya, kanker usus besar merupakan jenis kanker usus yang lebih umum terjadi daripada kanker usus halus.
Meski pemicunya belum diketahui secara pasti, namun riwayat kesehatan pribadi adalah bisa menjadi salah satu faktor risiko yang mungkin akan meningkatkan kanker usus besar.
Jika kamu memiliki riwayat polip adenomatosa (adenoma), maka berisiko lebih tinggi terkena kanker usus besar atau kolorektal.
Ini termasuk riwayat pribadi penyakit radang usus seperti menderita penyakit radang usus (IBD), kolitis ulserativa atau penyakit Crohn.
Editors' Pick
2. Sindrom turunan dari keluarga bisa mutasi beberapa gen
Ingatlah, kamu harus menjalani pemeriksaan kanker usus besar jika memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
Apabila ada orang tua atau saudara kandung yang menderita kanker usus besar maupun halus, hal ini bisa membuat kamu terkena penyakit serupa.
Beberapa mutasi gen yang diturunkan dari generasi ke generasi keluarga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar secara signifikan.
Terutama sindrom turunan yang paling berisiko kanker usus besar adalah poliposis adenomatosa familial (FAP) dan sindrom Lynch atau kanker kolorektal nonpolyposis herediter (HNPCC).
3. Pola makan yang terlalu banyak konsumsi tinggi lemak
Ternyata, kanker usus besar memiliki beberapa faktor resiko yang terkait dengan gaya hidup dan pola makan.
Terutama jika kamu banyak mengonsumsi tinggi lemak dan rendah serat.
Terdapat kaitan antara timbulnya kanker usus dengan pola makan tertentu. Khususnya pada orang yang terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan daging olahan, serta jarang mengonsumsi sayur maupun buah.
Jika kamu memiliki satu atau lebih dari faktor-faktor ini, risiko terkena kanker usus besar pun lebih tinggi.
4. Tidak aktif bergerak sangat berpengaruh
Ketika kanker usus besar masih dalam tahap awal, mungkin terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat.
Tapi jika seseorang kurang olahraga dn aktivitas fisik, maka tidak dipungkiri ini akan menjadi salah satu faktor meningkatnya risiko kanker usus besar.
Diperkirakan bahwa 12%-14% kanker usus besar dapat dikaitkan dengan kurangnya keterlibatan dalam aktivitas fisik yang kuat.
Sedangkan melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur akan mengurangi risiko kanker usus besar.
5. Merokok menyebabkan polip yang lebih agresif
Kanker usus besar termasuk salah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi karena kebiasaan merokok.
Dilansir dari Stopcoloncancernow, saat merokok maka akan menghirup bahan kimia dan racun ke dalam tubuh yang mengundang radikal bebas untuk merusak DNA dan mengubah sel sehat. Radikal bebas pun menyebabkan perkembangan polip prakanker di usus besar.
Selain itu merokok juga dapat menyebabkan polip yang lebih agresif, biasa dikenal sebagai adenoma datar.
Bahkan perokok tidak hanya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar, mereka juga memiliki peningkatan risiko kematian akibat penyakit tersebut.
Itulah kelima faktor yang meningkatkan risiko usus besar. Jika mulai merasa memiliki satu atau beberapa hal yang dijelaskan di atas, kamu harus ke dokter untuk menjalani pemeriksaan kanker usus besar.
Baca juga:
- 5 Gejala Kanker Lambung yang Perlu Diwaspadai Sejak Dini.
- 5 Bahan Alami Ini Dipercaya Bisa Melawan Kanker
- Beragam, Ini 5 Pilihan Perawatan Pasien Kanker Paru