Imposter Syndrome, Perasaan Ragu Berlebihan yang Dialami Gigi Hadid

Baru merilis brand sendiri, Gigi Hadid justru mengalami Imposter Syndrome?

20 Oktober 2022

Imposter Syndrome, Perasaan Ragu Berlebihan Dialami Gigi Hadid
Instagram/gigihadid

Jelena Noura Hadid atau Gigi Hadid yang lahir 23 April 1995 adalah seorang model dan selebritas berkebangsaan Amerika Serikat. Lebih khususnya, pada bulan November 2014 Gigi Hadid membuat debutnya di daftar Top 50 Models di Models.com. Gigi Hadid yang punya hubungan dengan keluarga Jenner, ia memang dikenal sebagai supermodel paling populer.

Gigi pernah menjadi model bersama Baby Guess. Bahkan di tahun 2019, ia tampil di berbagai sampul Vogue internasional. Termasuk Vogue Czechoslovakia, Vogue Arabia dan Vogue Hong Kong. Tapi nggak hanya itu, dirinya pun juga pebisnis fashion Amerika Serikat. Di laman Instagram miliknya, Gigi berbagi bahwa dia mengambil karier sebagai pengusaha dan desainer dengan merek fesyennya sendiri. 

Namun di tengah kesuksesannya, Gigi Hadid mengaku menderita imposter syndrome. Agar nggak penasaran, berikut ulasan selengkapnya yang sudah dirangkum oleh Popmama.com dari berbagai sumber:

1. Mengerjakan lini fesyennya yang disebut Guest in Residence

1. Mengerjakan lini fesyen disebut Guest in Residence
Instagram/gigihadid

Gigi Hadid yang pernah dinobatkan sebagai Model Internasional Tahun 2016 di London's Fashion Awards, ia tidak ingin menjadi ibu dari dua gadisnya saja dan tidak bisa menjadi model selamanya. Gigi Hadid yang tengah berada di generasi media sosial, kini ia terjun langsung ke industri fashion. Dimana Gigi Hadid membuat lompatan profesional dari sekadar mengenakan pakaian menjadi mendesainnya sendiri.

Model tersebut mengumumkan di Instagram miliknya, bahwa dia sedang mengerjakan lini fesyennya sendiri yang disebut Guest in Residence. Ide untuk lini pakaian selalu ada di benaknya, baru setelah dia hamil Khai. Memposting sebuah gambar, Gigi Hadid memberi para penggemarnya pandangan sekilas tentang proses di balik layar pembuatan koleksi pakaian rajut baru. Dia juga memamerkan beberapa potongan sampel dari merek yang akan datang.

Dilansir dari Hola.com, Gigi memposting serangkaian foto di Instramnya tentang dia bekerja dengan tim barunya. Berdasarkan tag, tampaknya adalah desainer CJ Kim, Gabrielle Karefa-Johnson, editor mode dan humas Kevin McIntosh Jr. Foto-foto itu menunjukkan mereka duduk bersama di lantai membahas swatch warna dan kain. Beberapa foto juga mengungkapkan tag dengan logo merek. 

Editors' Pick

2. Gigi Hadid memiliki imposter syndrome

2. Gigi Hadid memiliki imposter syndrome
Instagram/gigihadid

Gigi Hadid yang sukses menjadi seorang model dan mendirikan lini fesyennya, ternyata ia mengaku menderita imposter syndrome. Supermodel itu mengatakan bahwa meskipun meluncurkan merek mode cepat, namun ia meragukan kemampuannya. Terutama sebagai pendiri merek fashion. 

Dalam sebuah wawancara dengan Vogue di acara Forces of Fashion majalah yang dikutip dari Indianexpress.com dia mengaku, "Saya memiliki imposter syndrome". 

Imposter syndrome merupakan perasaan keraguan yang terus-menerus tentang kemampuan dan pencapaian seseorang. Biasanya bersama rasa takut yang terinternalisasi. Banyak orang dengan imposter syndrome tumbuh dalam keluarga yang menekankan kesuksesan dan prestasi. Tekanan masyarakat untuk berprestasi juga bisa berkontribusi.

3. Gigi merasa sulit menghadapi imposter syndrome yang diidapnya

3. Gigi merasa sulit menghadapi imposter syndrome diidapnya
Instagram/gigihadid

Gigi Hadid sama seperti rata-rata orang, dimana ia juga bisa dalam menghadapi stres kerja. Hal itu karena sang supermodel tersebut mengidap imposter syndrome. Bahkan dirinya merasa betapa sulitnya menghadapi imposter syndrome.

Pada titik tertentu, Gigi Hadid terkadang lupa dirinya adalah direktur kreatif dan bos sebuah perusahaan besar. Dia mengatakan bahwa pekerjaan kantor akan membuatnya merasa jauh lebih mapan meskipun memiliki karier modeling yang sangat bermanfaat.

Gigi Hadid juga memilih jenis mode yang lebih mewah untuk Guest in Residence. Ini membuat pengalamannya lebih menantang daripada jika dia memilih sesuatu yang kurang mewah.

“Rasanya seperti bahan yang tepat dan bisa saya mainkan melalui banyak cara berbeda yang sesuai dengan saya, sesuai dengan gaya saya.” Ucapnya seperti yang dibahas dari Usmagazine.

4. Apa itu imposter syndrome?

4. Apa itu imposter syndrome
Freepik/drobotdean

Sebenarnya imposter syndrome melibatkan perasaan tidak berdasar dari keraguan diri dan ketidakmampuan. Sementara seseorang dapat mengurangi perasaan ini dengan berbicara dengan teman atau keluarga. Seorang profesional kesehatan mental juga dapat membantu kamu mengidentifikasinya.

Jadi imposter syndrome itu sendiri adalah pengalaman internal untuk percaya bahwa kamu tidak kompeten seperti yang orang lain anggap. Istilah imposter syndrome biasanya diterapkan secara sempit pada kecerdasan dan pencapaian, meski juga memiliki kaitan dengan perfeksionisme dan konteks sosial.

Psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pertama kali menggunakan istilah ini pada 1970 yang dirilis dari Verywellmind.com bahwa sederhananya imposter syndrome merupakan pengalaman merasa seperti orang palsu di beberapa bidang kehidupan terlepas dari kesuksesan apapun yang telah dicapai.

5. Penyebab dari imposter syndrome?

5. Penyebab dari imposter syndrome
Freepik/benzoix

Imposter syndrome adalah pengalaman internal untuk percaya bahwa tidak kompeten seperti yang orang lain anggap. Meskipun merupakan sindrom, itu bukan penyakit mental yang dapat didiagnosis. Sebaliknya, istilah ini biasanya diterapkan secara sempit pada kecerdasan.

Dimana imposter syndrome memiliki kaitan dengan perfeksionisme dan konteks sosial. Sedangkan penyebab impostor syndrome tumbuh dalam dinamika keluarga yang menekankan pencapaian dan kesuksesan. Jika orang tua bolak-balik antara memuji dan mengkritik, kemungkinan besar seseorang akan merasa dicurangi di kemudian hari.

Diinformasikan dari Psycom, penyebab imposter syndrome kemungkinan merupakan hasil dari banyak faktor. Termasuk ciri-ciri kepribadian (perfeksionisme) dan latar belakang keluarga. Artikel penelitian lain mengatakan, bahwa itu dimulai ketika keluarga dicirikan oleh rendahnya dukungan dan konflik yang tinggi.

Nah, demikianlah pembahasan mengenai Gigi Hadid yang mengrilis merek fashion dan mengidap imposter syndrome. Apakah ada orang terdekat kamu yang memiliki imposter syndrome?

Baca juga:

The Latest