Jika Punya Penyakit Jantung, Inilah Jenis Obat untuk Pengencer Darah
Hubungi dokter segera jika kamu membutuhkan obat pengencer darah.
1 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski pembekuan darah tidak selalu merupakan hal yang buruk, namun jangan sampai kehilangan terlalu banyak darah.
Sedangkan obat pengencer darah dapat mencegah pembekuan dan menjaga gumpalan darah yang ada agar tidak membesar. Terutama pada penyakit jantung.
Obat pengencer darah tidak benar-benar membuat darah lebih encer. Tapi dapat memperlambat pertumbuhannya, seperti yang dilansir dari Webmd.
Sebelum mengonsumsinya, pastikan mengikuti petunjuk dengan hati-hati dan mengetahui beberapa jenis obat pengencer darah. Berikut Popmama.com berikan informasinya:
1. Antikoagulan mengurangi mengalami kondisi serius
Antikoagulan adalah salah satu jenis obat pengencer darah. Biasanya diberikan kepada orang-orang berisiko tinggi mendapatkan pembekuan darah.
Tujuannya agar mengurangi kemungkinan mereka mengalami kondisi serius.
Obat antikoagulan digunakan untuk mencegah pembentukkan gumpalan darah di vena, arteri dan jantung maupun otak pasien. Sebab pembekuan berjalan ke jantung pasien dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke, seperti yang dirilis oleh Medicinenet.
Kini beberapa antikoagulan tersedia dan menjadi semakin umum. Ini termasuk:
- Rivaroxaban (Xarelto)
- Dabigatran (Pradaxa)
- Apixaban (Eliquis)
- Edoxaban (Lixiana)
- Warfarin dan alternatif yang lebih baru diambil sebagai tablet atau kapsul.
- Ada juga antikoagulan yang disebut heparin dan dapat diberikan melalui suntikan
Editors' Pick
2. Antiplatelet memecah gumpalan darah berbahaya
Antiplatelet adalah jenis obat pengencer darah yang digunakan sebagai pencegah trombosit menempel satu sama lain. Termasuk ke dinding pembuluh darah.
Obat antiplatelet bisa mengurangi risiko pembekuan darah. Obat ini membantu mencegah atau memecah gumpalan darah berbahaya, seperti yang diinformasikan dari Healthline.
Umumnya antiplatelet sering diresepkan untuk orang yang berisiko mengalami pembekuan darah di masa depan, daripada mengobati yang sudah ada.
Cara kerja pengobatan dengan antiplatelet, yakni akan mengganggu pengikatan trombosit dan protein dalam darah yang terlibat pada proses koagulasi.
Sementara ada banyak antikoagulan, termasuk:
- Heparin
- Warfarin (Coumadin)
- Rivaroxaban (Xarelto)
- Dabigatran (Pradaxa)
- Apixaban (Eliquis)
- Edoxaban (Savaysa)
- Enoxaparin (Lovenox)
- Fondaparinux (Arixtra)
Selain itu ada juga dalam bentuk umum, yakni:
- Clopidogrel (Plavix)
- Ticagrelor (Brilinta)
- Prasugrel (efisien)
- Dipiridamol
- Dipiridamol/aspirin (Aggrenox)
- Tiklopidin (tiklid)
- Eptifibatide (Integrilin)
3. Siapa yang membutuhkan obat pengencer darah?
Secara signifikan, banyak orang dengan penyakit jantung dan stroke mengonsumsi obat jenis pengencer darah.
Ini bertujuan agar mereka dapat menurunkan risiko mengalami serangan jantung kedua.
Selain itu, berikut daftar orang yang biasanya diresepkan obat pengencer darah:
- Memiliki penyakit jantung atau pembuluh darah
- Menderita fibrilasi atrium
- Orang dengan orama jantung yang tidak teratur
- Lupus
- Trombosis vena dalam
- Kelebihan berat badan
- Baru saja menjalani operasi
- Memiliki katup jantung buatan
Namun beberapa orang hanya membutuhkan obat-obatan pengencer darah selama beberapa bulan.
Tetapi jika mengalami masalah kesehatan yang berkelanjutan, mungkin perlu meminumnya dalam jangka panjang.
4. Apa saja efek samping obat pengencer darah?
Sebenarnya, segala obat pengencer darah dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang.
Perdarahan adalah efek samping yang paling umum dan bisa terjadi dalam bermacam-macam bentuk seperti mimisan, gusi berdarah dan kencing darah.
Nah, berikut veberapa risiko efek samping pengunaan obat pengencer darah lainnya meliputi:
- Nyeri perut
- Perdarahan berlebih saat menstruasi, saat terluka atau bahkan stroke hemoragik
- Pusing
- Otot melemah
- Rambut rontok
- Ruam merah pada kulit
Itulah pembahasan mengenai jenis obat pengencer darah. Kebanyakan pasien diberikan obat pengencer darah selama 3-6 bulan sebagai pedoman umum. Lakukan konsultasi kepada dokter kamu sebelum mengonsumsi obat-obatan ini ya.
- Baca juga:
- 5 Fakta Terapi TENS untuk Obati Rasa Nyeri karena Berbagai Kondisi
- Golongan Obat kortikosteroid yang Umum Diresepkan Dokter
- 5 Golongan Obat dari NSAID sebagai Pereda Nyeri