5 Kondisi yang Melatarbelakangi Perilaku Playing Victim
Kamu pernah berhadapan dengan seseorang yang memiliki perilaku playing victim?
24 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Faktanya, tidak ada hubungan pertemanan yang sempurna.
Sebagian orang pernah dijadikan target oleh pelaku playing victim yang notabenenya adalah teman sendiri.
Di mana playing victim adalah sifat selalu menyalahkan orang lain atas semua hal yang terjadi pada dirinya.
Apabila mengalami hal seperti itu, maka kamu perlu berjaga jarak agar di kemudian hari ia tidak melakukan hal yang sama.
Nah, berikut 5 kondisi yang melatarbelakangi perilaku playing victim. Yuk, cek ulasannya dari Popmama.com!
1. Memiliki rasa kecewa atas sebuah pengkhianatan
Pengkhianatan terhadap kepercayaan yang berulang, ini dapat membuat seseorang untuk tidak mempercayai siapa pun.
Ia yang sering dikhianati, sangat berpotensi menyebabkan dirinya menjadi orang yang suka melakukan playing victim.
Hal tersebut karena memiliki pengalaman menyakitkan dan rasa kecewa yang cenderung merasa tidak berharga.
Daripada terkhianati lagi, sekalian saja ia menjebak seseorang dalam suatu kondisi.
Editors' Pick
2. Gangguan kepribadian narsistik dan manipulasi
Beberapa orang suka berperan sebagai korban dan tampak senang menyalahkan orang lain atas masalahnya.
Kondisi tersebut bisa disebabkan karena suka memanipulasi orang lain demi mendapat simpati dan perhatian.
Namun biasanya, ini juga berkaitan dengan gangguan kepribadian narsistik.
Gangguan kepribadian narsistik sendiri menganggap dirinya jauh lebih penting dibanding orang lain. Bahkan memanfaatkan bantuan orang lain untuk mendapatkan keinginannya.
3. Cenderung suka menghancurkan diri sendiri
Jika orang di sekitar kamu sering melakukan playing victim, bisa jadi ada hal yang tidak beres dalam dirinya.
Hal ini membuat ia keras dan memiliki kebiasaan untuk menghancurkan diri sendiri.
Orang yang hidup dengan playing victim juga biasanya sering membicarakan hal-hal negatif dan cenderung membuat dirinya semakin kecil.
Seiring berjalannya waktu, self talk negatif pun merusak ketahanan diri dan membuatnya ia lebih sulit untuk bangkit kembali dari tantangan.
4. Mengalami trauma menyakitkan di masa lalu
Orang yang terlampau sering menyalahkan orang lain ketika ada kejadian, kemungkinan besar ia memiliki trauma di masa lalunya.
Ketika trauma yang mengarah pada gangguan stres pasca trauma, ini melibatkan perubahan fisik di dalam otak dan kimia otak.
Jadi apa yang terjadi pada masa lalunya dan suka melakukan playing victim adalah sebagai metode mempertahankan dirinya.
Kendati demikian, rasa sakit emosional pada dirinya berpotensi mengganggu rasa kontrol dan membuatnya selalu merasa menjadi orang yang tidak berdaya.
5. Dendam kepada orang lain yang terlihat sukses
Faktanya, perilaku playing victim juga sebagai cara menghadapi dan melindungi diri sendiri.
Hal tersebut dikarenaka ia memiliki perasaan bahwa dirinya tidak pantas terkalahkan oleh orang lain, sehingga menimbulkan rasa iri jika ada yang lebih sukses. Lalu berkembanglah menjadi dendam di hatinya.
Sedangkan dendam merupakan tindakan menyakiti orang lain yang disebabkan adanya perasaan sakit hati.
Jika ada kesempatan, dia mungkin akan mengeksploitasi kesalahan orang lain dan merusak nama baik orang tersebut.
Meski yang dilakukannya salah, namun dia pun tidak akan terima jika disalahkan.
Demikianlah kelima kondisi yang melatarbelakangi perilaku playing victim. Hindari memberikan atensi kepada pelaku playing victim, ya!
Baca juga:
- Kenali Gejala dan Penanganan Stres Pasca Trauma atau PTSD
- Cek! 5 Tanda Seseorang Memiliki Sifat Egois
- 5 Cara Mengatasi Kesendirian karena Punya Sifat Pemalu