Obat jenis ini biasanya dipakai untuk mengobati demam dan meredakan rasa nyeri gigi maupun sakit kepala.
Dikutip dari Medicalnewstoday, aspirin mengandung salisilat yang berupa senyawa pada tanaman seperti pohon willow dan myrtle.
Aspirin sendiri obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Cara kerjanya dengan menghalangi zat alami tertentu dalam tubuh untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Nah, berikut Popmama.comberikan informasi selengkapnya mengenai aspirin:
1. Apa saja kegunaan aspirin?
Pexels/Roger Brown
Obat aspirin biasanya digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang. Termasuk pembengkakan atau keduanya.
Dilansir dari Time, aspirin telah terbukti menurunkan risiko mengalami serangan jantung. Secara signifikan mengurangi risiko memiliki gejala lain.
Bahkan aspirin juga terkait dengan banyak masalah kesehatan seperti:
Sakit kepala
Migrain
Pilek atau flu
Keseleo dan ketegangan
Kram menstruasi
Kondisi jangka panjang seperti radang sendi
Selain itu, aspirin dapat membantu mengobati rasa sakit dan pembengkakan yang terkait kondisi kesehatan kronis berikut:
Kondisi rematikm termasuk rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan kondisi peradangan sendi lainnya
Lupus eritematosus sistemik
Peradangan di sekitar jantung atau yang dikenal sebagai perikarditis
Namun untuk rasa sakit yang parah, dokter merekomendasikan penggunaan aspirin bersama obat seperti pereda nyeri opioid atau NSAID lainnya.
Editors' Pick
2. Apakah aspirin aman untuk anak-anak?
Unsplash/Thought Catalog
Aspirin dengan dosis rendah sendiri cukup aman dikonsumsi oleh orang berusia 16 tahun atau lebih.
Tetapi aspirin tidak aman untuk anak-anak. Jadi jangan pernah memberikan aspirin kepada anak di bawah 16 tahun, kecuali jika dokter meresepkannya.
Ada kemungkinan hubungan antara aspirin dan sindrom Reye pada anak-anak. Sindrom Reye adalah penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan otak serius.
Untuk anak-anak, dokter biasanya merekomendasikan acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil) dalam dosis yang sesuai sebagai pengganti aspirin.
3. Apa saja efek samping dari aspirin?
Pexels/Andrea Piacquadio
Seperti semua obat-obatan, aspirin juga dapat menyebabkan efek samping.
Orang dengan kondisi berikut harus berhati-hati dalam mengonsumsi aspirin dan hanya boleh dilakukan jika dokter merekomendasikannya.
Berikut efek samping yang umum dari aspirin:
Ruam
Ulserasi gastrointestinal
Sakit perut
Maag
Kantuk
Sakit kepala
Kram
Mual
Gastritis
Gangguan perdarahan seperti hemofilia
Bicaralah dengan dokter jika efek samping mengganggu atau tidak hilang.
4. Bagaimana interaksi aspirin dengan obat lain?
Unsplash/Adam Nieścioruk
Aspirin dikaitkan dengan beberapa interaksi yang diduga atau mungkin mempengaruhi kerja obat lain.
Sebaiknya aspirin tidak digunakan dalam kombinasi dengan:
Metotreksat (Rheumatrex, Trexall)
Antibiotik aminoglikosida (misalnya, gentamisin)
Pasalnya kadar metotreksat atau aminoglikosida dalam darah dapat meningkat. Ini akan mengalami lebih banyak efek samping metotreksat atau aminoglikosida.
Sedangkan orang yang memakai pengencer darah atau antikoagulan oral seperti warfarin harus menghindari aspirin.
Sebab aspirin juga mengencerkan darah dan pengenceran darah yang berlebihan bisa menyebabkan pendarahan serius.
5. Berapa dosis yang tepat untuk aspirin?
Pexels/Karolina Grabowska
Dokter mungkin akan meresepkan dosis aspirin yang tepat untuk kamu.
Pasalnya, sangat penting untuk meminum aspirin dosis rendah yang direkomendasikan oleh dokter.
Berikut aturan dosis untuk aspirin:
Dosis biasa guna mencegah serangan jantung atau stroke adalah 75mg sekali sehari. Ini dapat menghilangkan rasa sakit adalah 300mg.
Dosis harian mungkin lebih tinggi hingga 300mg sekali sehari. Terutama jika kamu baru saja mengalami stroke, serangan jantung atau operasi bypass jantung.
Aspirin harus diminum bersama makanan. Dosis berkisar dari 50 mg sampai 6000 mg setiap hari tergantung pada penggunaan.
Dosis biasa untuk nyeri ringan sampai sedang adalah 350 atau 650 mg setiap 4 jam atau 500 mg setiap 6 jam.
Dosis untuk rheumatoid arthritis termasuk 500 mg setiap 4-6 jam, 650 mg setiap 4 jam. Sedangkan 1000 mg setiap 4-6 jam dan 1950 mg dua kali sehari.
Serangan jantung dicegah dengan 75, 81, 162 atau 325 mg setiap hari.
Dosis 160 hingga 325 mg aspirin berlapis non-enterik harus segera dikunyah saat mengalami gejala serangan jantung.
Dosis untuk mencegah stroke lain adalah 75 sampai 100 mg setiap hari.
Demikianlah informasi mengenai aspirin. Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter terlebih dahulu jika kamu membutuhkan aspirin.