5 Obat yang Menimbulkan Risiko Pendarahan, Terutama pada Hematoma
Sebaiknya hindari mengonsumsi ginkgo biloba sebelum menjalani operasi, ya!
6 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Waspada, gangguan pendarahan adalah sebuah kondisi di mana ada masalah dengan proses pembekuan darah tubuh.
Sedangkan pembekuan darah normal melibatkan komponen darah yang disebut trombosit dan sebanyak 20 protein plasma berbeda.
Namun pada umumnya, masalah pendarahan bisa berkisar dari ringan hingga berat.
Nah, 5 daftar obat ini berpotensi menimbulkan risiko pendarahan. Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya:
1. Aspirin bisa memperlambat pembekuan darah
Ternyata, aspirin bisa dikaitkan dengan peningkatan risiko pada kondisi hematoma.
Jika merawat hematoma di rumah, jangan minum aspirin atau ibuprofen. Obat bebas ini tidak dianjurkan karena dapat memperlambat pembekuan darah, seperti yang dikutip oleh Healthline.
Terkadang aspirin juga membuat seseorang jadi lebih mudah berdarah. Misalnya, mungkin mengalami mimisan dan memar.
Bahkan aspirin dapat mengencerkan darah dan meningkatkan risiko perdarahan internal. Biasanya menyebabkan pendarahan di saluran pencernaan atau di area tubuh lainnya.
Editors' Pick
2. Clopidogrel membuat seseorang lebih mudah berdarah
Clopidogrel seperti plavix juga dapat menyebabkan pendarahan yang serius dan terkadang fatal.
Bahwa pasien yang tidak memiliki penyakit arteri perifer, plavix plus aspirin menimbulkan peningkatan risiko 20% menderita cedera pendarahan. Termasuk serangan jantung dan stroke, seperti yang dilansir dari Courthousenews.
Selain itu, clopidogrel berpotensi membuat seseorang lebih mudah memar dan berdarah. Biasanya ini akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghentikan pendarahan.
Bahkan hematoma spontan dapat terjadi selama terapi clopidogrel. Artinya, perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan efek samping obat ini.