Perlu Penanganan Khusus, Ini Dia 5 Fakta Mengenai Dislipidemia
Ternyata obesitas bisa memicu dislipidemia, lho!
28 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu pernah mendengar penyakit dislipidemia?
Dislipidemia merupakan kondisi di mana kadar lemak dalam darah meningkat. Dalam hal ini, maka seseorang berisiko mengalami penyakit jantung dan stroke.
Biasanya, dislipidemia baru terdeteksi saat pemeriksaan darah atau medical check up dan beberapa orang pun memerlukan penanganan khusus serta obat-obatan untuk mengatasi keadaan tersebut.
Nah, berikut Popmama.com berikan informasi mengenai 5 fakta dislipimedia. Yuk, cek ulasannya!
1. Apa saja gejala dislipidemia?
Umumnya, dislipidemia tidak memiliki gejala. Sayangnya beberapa penderita sering kali tidak menyadarinya.
Namun sebagian kecil, seseorang juga bisa mengeluhkan rasa nyeri ketika dislipidemia telah memicu komplikasi tertentu seperti penyakit jantung atau stroke.
Berikut beberapa gejala umum yang muncul:
Pusing
Nyeri di bagian leher, pundak, dada dan kaki
Rasa kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
Mengalami keringat dingin
Mual dan muntah
Mudah lelah
Editors' Pick
2. Apa saja penyebab dislipidemia?
Berdasarkan penyebab dislipidemia dibedakan menjadi 2 tipe, yakni dislipidemia primer dan sekunder.
Umumnya dislipidemia primer disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari keluarga.
Sedangkan dislipidemia sekunder disebabkan oleh gaya hidup dan kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam darah.
Di bawah ini ada beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko dislipidemia:
- Faktor genetik
Dislipidemia dapat disebabkan oleh faktor kerutunan. Kondisi kelainan genetik disebut dislipidemia familial dan disebabkan oleh adanya kerusakan pada kromosom 19. Saat alami kelainan tersebut dapat mengalami tubuh tidak mampu membuang LDL dari darah, sehingga kadarnya semakin tinggi.
- Obesitas
Bagi seseorang yang alami obesitas karena makan secara berlebihan dan jarang berolahraga, maka akan mempengaruhi fungsi metabolisme lemak di hati. Itu artinya bisa memicu dislipidemia.
- Pola makan tidak sehat
Bagi orang yang punya pola makan yang banyak mengonsumsi lemak jenuh atau lemak trans, kondisi ini akan meningkatkan kadar LDL dan menurunkan HDL dalam darah.
- Jarang berolahraga
Faktanya, gaya hidup yang minim berolahraga dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam darah. Sebagai akibatnya, ini akan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh dan berujung pada kondisi dislipidemia.
- Gangguan medis tertentu
Selain itu, beberapa kondisi medis juga bisa ikut andil dalam terjadinya dislipidemia. Biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki penyakit diabetes, kecanduan alkohol, penyakit ginjal kronis, hipotiroid hingga sirosis bilier primer.