BNPB Upayakan Hujan Buatan untuk Bantu Kurangi Polusi Udara di Jakarta
Walau sudah berupaya untuk menciptakan hujan buatan masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya
23 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah penting dalam menghadapi masalah serius polusi udara di beberapa wilayah, khususnya di Jakarta.
Salah satu upaya yang dilakukan, yakni dengan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa hujan buatan. Namun, meskipun upaya ini menjanjikan, terdapat tantangan teknis yang perlu diatasi dalam melaksanakan teknologi ini.
Nah, Popmama.com telah merangkum beberapa informasi terkait BNPB upayakan hujan buatan untuk bantu kurangi polusi udara di Jakarta secara lebih detail.
Editors' Pick
1. Penerapan teknologi hujan buatan oleh BNPB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama berbagai lembaga terkait, seperti BMKG dan BRIN, telah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
TMC dilakukan untuk menciptakan hujan buatan sebagai cara dalam mengatasi polusi udara di wilayah-wilayah tertentu, termasuk Jakarta, Bandung, dan Semarang.
Langkah ini diambil dengan arahan dari Presiden dan bertujuan untuk membersihkan udara dari polutan-polutan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
2. Pentingnya pembersihan udara melalui hujan
Dengan menerapkan modifikasi cuaca berupa hujan buatan, BNPB berharap bahwa udara yang terkontaminasi oleh polutan dapat dibersihkan melalui air hujan.
Pada dasarnya, hujan dapat membantu membersihkan udara dari partikel-partikel polutan, seperti debu dan partikel berbahaya lainnya.
Abdul Muhari selaku Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, menjelaskan bahwa hujan memiliki peran penting dalam mengurangi polusi udara, terutama saat periode musim penghujan.
Ia juga menunjukkan bahwa kadar polusi udara pada dasarnya tetap sama dengan yang terjadi sebelum masuknya musim penghujan.
"Mengapa pada awal tahun tidak terasa? Ini karena terus terjadi pembersihan oleh curahan hujan, sehingga dari Januari hingga pertengahan Mei, kita masih mendapatkan frekuensi hujan hampir setiap hari. Paling tidak kalau paginya panas, sorenya hujan. Kalau sorenya panas, malamnya hujan," jelasnya.
"Ini membuat partikel-partikel polutan di udara terus terangkat dan langit tetap terlihat biru," tambah Muhari.
Namun, saat memasuki musim kemarau dan hujan jarang turun, maka tidak ada yang dapat membersihkan polusi udara ini.
Dengan adanya modifikasi cuaca itu, Muhari mengatakan bahwa polusi udara setidaknya dapat dibersihkan dengan air hujan tersebut.
Muhari mengatakan bahwa modifikasi cuaca untuk menimbulkan hujan buatan ini akan dilakukan setidaknya supaya dapat menurunkan hujan dalam durasi 2-3 kali dalam seminggu.