Gatal di area dubur bisa menjadi masalah yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Meskipun sering dianggap sepele, kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga masalah kesehatan tertentu.
Jika tidak ditangani dengan baik, gatal di anus dapat semakin parah dan berisiko menyebabkan iritasi atau infeksi.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebabnya agar bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya.
Berikut adalah 15 penyebab dubur gatal beserta cara mengatasinya, simak ulasan lengkap dari Popmama.comdi bawah ini!
1. Kebersihan yang kurang terjaga
Freepik
Kurangnya kebersihan setelah buang air besar dapat menyebabkan sisa kotoran menempel di sekitar anus. Sisa ini bisa menyebabkan iritasi, peradangan, hingga infeksi yang memicu rasa gatal. Selain itu, kelembapan di area tersebut dapat memperburuk kondisi, terutama jika tidak dikeringkan dengan benar setelah dibersihkan.
Dilansir dari Helathline solusi untuk mengetasinya adalah, gunakan tisu toilet tanpa pewangi yang dibasahi dengan air hangat untuk membersihkan daerah anus dengan lembut. Hindari penggunaan tisu basah yang mengandung alkohol atau parfum, karena dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut.
Setelah kamu membersihkan, pastikan area anus benar-benar kering dengan menepuknya menggunakan handuk lembut atau tisu kering. Lakukan dengan rutin setiap mandi, pasca setelah BAB, maupun saat merasakan gatal pada anus.
2. Terlalu sering atau keras mengelap
Freepik/Drazen Zigic
Menggosok anus terlalu keras atau terlalu sering dengan tisu kasar bisa menyebabkan iritasi pada kulit sensitif di area tersebut. Kulit yang terluka atau meradang akan semakin rentan terhadap infeksi dan memperparah rasa gatal yang sudah ada.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Solusinya adalah dengan membersihkan anus dengan cara yang lebih lembut menggunakan tisu basah tanpa alkohol atau cukup dengan air hangat. Jika memungkinkan, kamu bisa gunakan bidet atau shower toilet untuk membersihkan area tersebut dengan lebih nyaman dan higenis.
3. Psoriasi
Freepik
Kondisi selanjutnya yang sering menyebabkan anus gatal adalah psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang menyebabkan munculnya bercak merah bersisik yang bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk area celah bokong. Kondisi ini dapat menyebabkan bagia gatal yang cukup parah dan sering kali memburuk jika terkena gesekan atau keringat.
Kondisi ini sangat membutuhkan penanganan ahli, jadi cara mengatasinya dengan konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, seperti krim steroid rngan atau terapi lainnya.
Hindari penggunaan sabun atau produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia keras yang dapat memperburuk iritasi pada anus.
4. Eskim dan dermatitis kontak
Freepik
Dikutip dari Health Conditions eskim dan dermatitis kontak sering kali terjadi akibat reaksi alergi terhadap sabun, deterjen, atau pewangi pada pakaian. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit di sekitar anus menjadi merah, gatal, dan terkadang bersisik.
Untuk mengatasinya, kamu bisa mengganti deterjen pakaian dengan produk hipoalergenik dan hindari penggunaan pelembut pakaian yang mengandung pewangi. Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat dengan baik untuk mencegah iritasi lebih lanjut.
5. Lichen sclerosus
Freepik
Apakah kamu baru mendengar istilah ini? Lichen sclerosus adalah kondisi kulit langka yang menyebabkan perubahan warna kulit menjadi putih, berkerut, dan kadang terasa nyeri atau gatal. Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan, tetapi laki-laki juga bisa mengalaminya di area perianal.
Sama dengan psoriasis, jika ini menjadi menyebabnya maka kamu perlu konsultasi dengan dokter, dokter biasanya akan merespkan krim streroid untuk mengurangi peradangan dan mencegah perkembangan penyakit. Pemeriksaan rutin penting dilakukan karena kondisi ini bisa meningkatkan risiko kanker kulit jika tidak ditangani dengan baik.
6. Pakaian yang terlalu ketat
Freepik
Kenapa memakai pakaian ketat dapat memicu gatal pada dubur? Menggunakan pakaian dalam atau celana yang terlalu ketat, terutama yang berbahan sintetis, dapat menyebabkan gesekan dan meningkatkan kelembapan di area bokong. Kelembapan ini bisa menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur, yang akhirnya memicu gatal.
Maka, solusi untuk mengatasinya dengan memilih pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat dengan baik. Hindari juga untuk menggunakan pakaian ketat dalam waktu yang lama, terutama saat cuaca panas atau ketika sedang banyak aktivitas.
Editors' Pick
7. Keringat berlebih
Freepik/jcomp
Area sekitar dubur adalah tempat yang cenderung lembap, terutama jika seserorang berkeringat berlebih akibat suhu panas, olahraga, atau pakaian yang tidak menyerap keringat. Kondisi ini bisa memicu iritasi kulir serta meningkatkan risiko infeksi jamur.
Cara mengatasi penyebab keringat berlebih adalah dengan menjaga kebersihan dan keringkan area tersebut setelah berkeringat. Jika diperlukan, gunakan bedak antijamur atau kain penyerap keringat untuk membantu mengurangi kelembapan di sekitar anus.
8. Makanan yang mengiritasi
Freepik/stockking
Beberapa jenis makanan, seperti makanan pedas, asam, berkafein, atau berkarbonasi, dapat menyebabkan diare atau iritasi pada anus. Selain itu, konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi dapat meningkatkan risiko infeksi jamur.
Untuk kamu yang suka konsumsi makanan pedas dan sejenisnya, maka mulailaih untuk membatasinya karena dapat memicu iritasi pada saluran pencernaan dan perbanyak konsumsi makanan tinggi serat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dan menghindari diare.
9. Cacing kremi
Freepik/rawpixel.com
Infeksi cacing kremi adalah penyebab umum gatal di area dubur, terutama pada anak-anak. Cacing ini bertelur di sekitar anus pada malam hari, sehingga menyebabkan gatal yang intens saat tidur.
Mengonsumsi obat cacing menjadi salah satu cara untuk mengatasi kondisi ini, dan menjaga kebersihan tangan serta kuku juga dapat mencegah infeksi ulang. Cuci pakaian dan seprai dengan air panas untuk membasmi telur cacing yang mungkin menempel.
10. Infeksi ragi (jamur)
Pinterest
Infeksi jamur seperti Candida dapat berkembang di area anus, terutama jika kondisinya lembap. Infeksi ini ditandai dengan gatal, kemerahan, dan terkadang munculnya bercak putih.
Gunakan krim antijamur yang direkomendasikan oleh dokter dan pastikan area anus tetap kering. Hindari penggunaan pakaian basah dalam waktu lama untuk mencegah pertumbuhan jamur.
11. Infeksi menular seksual (IMS)
Freepik/jcomp
Beberapa infeksi menular seksual seperti gonore, herpes, atau kutil akibat HPV dapat menyebabkan iritasi dan gatal di area anus. Gejala lainnya bisa berupa luka kecil, lepuh, atau benjolan di sekitar anus.
Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai. Gunakan pelindung saat berhubungan seksual untuk mencegah IMS. Namun, ingat bahwa ini bukat untuk self-diagnosis, ya!
12. Wasir (Ambeien)
Freepik/jcomp
Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah di anus yang bisa menyebabkan nyeri, gatal, dan terkadang perdarahan ringan. Wasir sering kali dipicu oleh konstipasi atau kebiasaan duduk terlalu lama.
Siapa yang mengalami wasir? Maka, solusinya adalah perbanyak konsumsi serat, minum air yang cukup, dan hindari mengejan berlebihan saat buang air besar. Jika wasir membesar, gunakan salep khusus atau konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
13. Fisura ani
Freepik/jcomp
Adakah yang beru mendengar istilah fisura ani? Fisura ani adalah luka kecil di anus yang bisa menyebabkan rasa perih dan gatal. Biasanya terjadi akibat sembelit atau buang air besar yang keras.
Konsumsi makanan tinggi serat untuk melunakkan feses dan hindari mengejan terlalu kuat. Jika nyeri berlanjut, dokter dapat merekomendasikan salep atau prosedur medis tertentu.
14. Penyakit kronis
Freepik/benzoix
Selain itu, beberapa kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes atau penyakit hati, dapat menyebabkan peradangan dan gatal di area anus akibat gangguan metabolisme tubuh.
Untuk mengatasinya, kamu bisa kendalikan kondisi kesehatan utama dengan pengobatan yang tepat dan konsultasikan dengan dokter jika gatal tidak kunjung hilang.
15. Kerusakan saraf
Freepik/jcomp
Biasanya cedera punggung atau kondisi neurologis tertentu dapat menyebabkan sensasi gatal di area anus tanpa adanya ruam atau iritasi yang jelas.
Jika gatal disertai dengan gangguan saraf lainnya, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang lebih spesifik. Bila gatal di area anus berlangsung lebih dari satu minggu atau disertai gejala lain seperti perdarahan, segera periksa ke dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Dengan mengetahui penyebabnya dan menerapkan cara mengatasi gatal pada dubur yang tepat, kamu bisa kembali merasa nyaman dan terbebas dari gangguan ini.