Kasus Covid-19 di Indonesia Turun Drastis, Apa Kata Epidemiolog?
Epidemiolog ingatkan jangan euforia angka kasus Covid-19 di Indonesia turun dratis
17 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki awal bulan September 2021, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dratis dengan cepat. Kondisi yang baik ini terlihat dari jumlah pasien Covid-19 yang tak lagi antre seperti sebelumnya untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Mengutip data Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat nasional, sejak tanggal 1 sampai 6 September 2021, rata-rata angka kematian menurun di bawah 1.000 jiwa.
Menurut Juru Bicara Satgas, Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa rata-rata angka kematian di Indonesia berada di angka 563 jiwa.
Lalu bagaimana tanggapan dari pakar epidemiolog mengenai angka penurunan yang terjadi dengan cepat di Indonesia ini?
Lebih lengkap, berikut kata epidemiolog mengenai hal itu yang telah Popmama.com rangkum informasinya di bawah ini.
1. Herd immunity telah terjadi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang telah terpapar Covid-19
Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo mengakui adanya angka penurunan yang sangat dratis setelah lonjakan kasus pada pertengahan Juli 2021.
Penurunan kasus Covid-19, kata Windhu, juga terlihat dalam Our World in Data per 14 September 2021. Tercatat dalam dua pekan terakhir, kasus harian di Tanah Air turun hingga 57 persen.
Menurut Windhu, alasan dibalik penurunan yang dratis ini disebabkan oleh kekebalan alamiah atau herd immunity di Indonesia sudah terjadi setelah berhasil pulih dari Covid-19.
"Kita ini mungkin sudah mencapai atau paling tidak anggota populasi banyak yang sudah mengalami kekebalan alamiah karena terinfeksi (Covid-19). Baik itu yang mereka tahu atau yang tidak mereka sadar. Mungkin herd immunity sudah tercapai tapi bukan karena proses vaksinasi, tapi karena kematian di Indonesia yang sempat tinggi banget itu," kata Windhu.
Meskipun begitu, Windhu menambahkan semua ini tetap perlu didukung dengan adanya tes serologi karena angka vaksinasi di Indonesia masih rendah yaitu sekitar 20 persen.
Editors' Pick
2. Windhu mengingatkan antibodi di dalam tubuh manusia bisa menurun terlebih virus Sars-CoV-2 yang terus bermutasi.
Windhu mengakui hipotesa sebelumnya tetap perlu dilakukan tes serologi yang dilakukan di tingkat nasional. Menurutnya, alasan masuk akal penurunan dratis ini dapat diketahui penjelasannya melalui tes tersebut.
"Bandingkan dengan cakupan tes di Indonesia yang telah mencapai 38 persen. Tingkat tes di Inggris mencapai 400 persen, sedangkan Australia 130 persen," kata dia.
Ia menduga demikian selain karena cakupan vaksin yang masih rendah, tes Covid-19 di Indonesia pun juga masih tergolong rendah.
Windhu juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terlalu senang dulu karena antibodi di dalam tubuh manusia pelan-pelan akan menurun. Terlebih karena virus Sars-CoV-2 yang terus bermutasi.
3. Menurut Windhu, jumlah tes yang masih rendah di Indonesia tidak dapat menggambarkan situasi sebenarnya saat ini
Sementara itu, menanggapi jumlah kasus di negara tetangga yang lebih tinggi saat ini dibandingkan Indonesia, Windhu menggarisbawahi untuk mencermati jumlah tes. Tes yang dilakukan di India dan Singapura lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
"Misalnya begini, di India rate tesnya 39 persen. Indonesia hanya 12 persen. Jadi, kasus di Indonesia bila ingin dibandingkan dengan India, jumlah kasus saat ini harus dikalikan tiga. Bila dibandingkan dengan (jumlah kasus) di Inggris karena tingkat tesnya di sana 400 persen, maka jumlah kasus di Indonesia harus dikalikan 35. Jadi, jangan membandingkannya angka absolut antar negara yang tercatat," jelas dia.
Maka, Windhu mengingatkan seharusnya jumlah tes di Tanah Air semakin giat untuk dilakukan. Terlebih varian baru virus Covid-19 yang lebih ganas terus bermunculan.
4. Tes serologi juga dapat sebagai acuan untuk strategi vaksinasi
Sementara tes serologi dijelaskan Windhu juga bisa menjadi acuan untuk strategi vaksinasi. Termasuk berapa lama antibodi pasca divaksinasi Covid dapat bertahan.
"Untuk kepentingan strategi, nanti strategi untuk vaksinasi menjadi lebih baik kalau kita tahu sekarang sebetulnya sudah berapa persen sih yang kebal. Karena kekebalan itu kan hati-hati juga itu turn juga nggak bertahan lama," kata Windhu.
Demikianlah rangkuman tanggapan dari pakar epidemiologi terkait penurunan dratis kasus Covid-19 di Indonesia.
Tetap berhati-hati dan selalu patuhi prokes yang berlaku di manapun kamu berada ya.
Baca juga:
- Lewati Masa Darurat Covid-19, Jokowi Minta Masyarakat Jangan Euforia
- Cegah Covid-19, Ini Protokol Kesehatan 5M yang Perlu Anak Ketahui
- Belum Vaksin? Yuk Daftar via Aplikasi dan Datangi Sentra Vaksinasi Ini