Inovasi Pengobatan untuk Penyakit Gagal Ginjal Kronik Diabetes Tipe 2
Dapat membantu memperlambat progres penyakit!
15 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lebih dari 422 juta orang dewasa di dunia hidup dengan diabetes melitus yang 40% diantaranya berkembang menjadi penyakit gagal ginjal kronis (PGK).
Berdasarkan survei dari International Diabetes Foundation (IDF) tahun 2021, Indonesia menjadi negara kelima dari negara-negara dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia atau sekitar 19,5 juta orang di tahun 2021 dan diperkirakan mencapai 28,6 juta di tahun 2045.
“Penyebab utama progresi pada PGK pada pasien diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal,” papar dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi.
Maka dari itu, Finerenone dari Bayer Indonesia merupakan pengobatan inovatif yang disetujui secara global dan Indonesia untuk mengatasi tingginya risiko perburukkan ginjal pada pasien PGK dengan diabetes tipe dua.
Berikut ini Popmama.com siap menyajikan informasi selengkapnya mengenai inovasi pengobatan untuk penyakit gagal ginjal kronik pada diabetes tipe 2.
1. Kenali apa itu penyakit ginjal kronik (PGK) pada pasien diabetes tipe 2
Penyakit ginjal kronik (PGK) didefinisikan sebagai penururan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal secara bertahap dalam jangka waktu lama. Pasien PGK dan diabetes tipe 2 memiliki peningkatan risiko kematian akibat kejadian kardiovaskular 6 kali lebih tinggi dibandingkan mereka tanpa PGK ataupun diabetes tipe 2.
Berdasarkan data IHME Global Burden of Disease tahun 2019, penyakit PGK masuk dalam 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Masyarakat dengan penyakit ginjal kronik (PGK) berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk Indonesia dengan umur di atas 15 tahun.
Editors' Pick
2. Perlunya deteksi dini penyakit gagal ginjal kronik (PGK)
PGK sendiri merupakan kondisi hilangnya fungsi ginjal secara bertahap. Penyakit yang terjadi pada ginjal awalnya tidak bergejala, akibatnya banyak orang yang tidak mengetahui bahwa mereka mengalami gangguan ginjal.
Maka dari itu, perlunya mendeteksi dini dengan melakukan medical checkup untuk mengetahui kondisi kesehatan kita.
“Nah justru disuruh cek dini ini, karena tidak bergejala. Ya kan jadi kalau nggak periksa, nggak tau. Kalau nunggu gejala, kalau fungsi ginjalnya sudah masuk mendekati gagal ginjal. Sekitar kurang dari 30 atau kurang dari 20, itu baru bergejala, baru dirasakan pasien. Mulai ada bengkak, muntah, kadang-kadang gatal, toksin-toksin racun tinggi. Makannya, dianjurkan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan. Medical Check up,” kata dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, di press conference, Senin (15/1/2024).
Ia menambahkan “Jadi kalau sudah melakukan pemeriksaan, kalau sudah tahu, harus dimengerti bahwa penyakit ini belum ada bisa disembuhkan, dia akan berjalan terus. Nah, kita berusaha menghambatnya dan untuk menghambatnya itu ada beberapa langkah.”