Adinia Wirasti Alami Adenomiosis, Bukan Nyeri Haid Biasa
Adinia Wirasti pernah sampai pingsan saat haid akibat adenomiosis. Apa bedanya dengan endometriosis?
7 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian perempuan masih menganggap bahwa sakit saat menstruasi adalah hal yang normal.
Padahal jika dibiarkan, kondisi sakit atau nyeri berlebihan saat datang bulan bisa menggangu aktivitas, sehingga perlu diketahui penyebabnya sejak dini karena jika dibiarkan akan berdampak pada fertilitas atau kesuburan.
Dalam acara 'Bocah Fertility Week' yang diselenggarakan oleh Bocah Indonesia pada Sabtu (6/11/2021), Artis Adinia Wirasti membagikan cerita saat ia mengalami gangguan saat menstruasi yang ia alami sejak remaja. Adinia mengaku dirinya memiliki adenomiosis.
Adinia mengatakan bahwa masalah adenomiosis yang dialaminya dapat menggangu aktivitasnya sehari-hari, seperti saat menjalani syuting salah satunya.
Pada acara Bocah Fertility Week yang bertujuan untuk mengedukasi seputar fertilitas bagi para pejuang dua garis biru maupun masyarakat yang tertarik dengan dunia fertilitas atau kesuburan, Adinia Wirasti membeberkan kondisi medisnya tersebut hingga akhirnya ia memutuskan untuk melakukan pengobatan.
Ditemui dalam acara yang sama, Popmama.com rangkum cerita Adinia Wirasti yang alami adenomiosis yang bisa menjadi informasi bagi para perempuan untuk lebih awere dengan kesehatan kewanitaan lebih dini meski belum memiliki rencana untuk memiliki anak.
1. Adinia mengalami adenomiosis sejak remaja
Dikutip dari lama my.clevelandclinic.org, adenomiosis adalah kondisi reproduksi perempuan ketika jaringan endometrium tumbuh melapisi bagian dalam dinding rahim, sehingga menyebabkan rahim menebal dan membesar.
Hal ini mengakibatkan pendarahan pada rahim yang tidak normal serta siklus menstruasi yang menyakitkan.
Gejala adenomiosis yang paling umum dialami oleh perempuan adalah rasa nyeri dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Adinia berbagi cerita seputar adenomiosis yang sudah dialaminya sejak remaja dalam sesi BFW2021 dalam tema Pentingnya Perempuan dalam Mendeteksi Dini Permasalahan Kesuburan, Sabtu (6/11) lalu.
Ia mengatakan bahwa saat itu, yang dirasakannya cukup sakit ketika datang bulan. Saking sakitnya, Adinia pernah hingga pingsan.
Ia juga bercerita bahwa adenomiosis yang dialaminya menggangu aktivitasnya sehari-hari. Jika beraktivitas, Adinia kerap mengalami kelelahan. Adinia menyebut bahwa masa-masa itu adalah the most pain baginya, karena ia tidak bisa ke mana-mana dan menjalankan kegiatannya dengan baik.
"Dulu kalau saya datang bulan, sakitnya agak ekstrem, suka pingsan dan tidak bisa bangun dari kasur selama 3 hari. Itu juga yang mengganggu proses syuting ketika diharuskan beradegan action, sementara keadaan badan lagi sakit," kata Adinia
Berbicara mengenai adenomiosis, penyakit ini ternyata hampir sama dengan endometriosis yang lebih banyak dikenal orang. Kedunya memiliki gejala yang sama, namun ternyata keduanya memiliki perbedaan.
Editors' Pick
2. Perbedaan adenomiosis dan endometriosis
Ini dia perbedaan adenomisosis dan endometriosis. Adenomisosis terjadi ketika jenis sel yang sama melapisi rahim dan tumbuh di dalam dinding otot rahim dan kemudian membuat rahim menjadi lebih tebal.
Sedangkan endometriosis terjadi ketika sel yang sama melapisi rahim dan tumbuh di luar rahim. Pertumbuhannya bisa mendekati ovarium, kandung kemih bahkan saluran tuba yang bisa mengakibatkan seorang perempuan kesulitan hamil, demikian seperti dilansir dari webmd.com.
Gejala dari adenomisosis ialah:
- Pengencangan pada otot rahim
- Menstruasi yang sangat sakit
- Serta adanya tekanan pada kandung kemih dan rektrum.
Sementara gejala endometriosis adalah:
- Sakit perut pada saat menstruasi
- Nyeri pada punggung atau kaki selama atau setelah berhubungan seks
- Pendarahan saat menstruasi
- Rasa sakit saat buang air kecil dan buang air besar
- Mual, muntah dan juga merasa lelah
Gejala ini kebanyakan dirasakan oleh perempuan ketika ada di masa menstruasi. Menurut dr M Luky Satria, Sp.OG dalam acara Bocah Fertility Week mengatakan bahwa penyebab dari keduanya belum diketahui pasti, saat ini hanya risikonya saja yang bisa diobati.
"Bisa jadi karena faktor lingkungan, pola hidup dan juga makanan yang dikonsumsi," kata dokter Luky.
Dokter Luky juga menambahkan bahwa mengonsumsi obat-obatan penghilang nyeri saat menstruasi tidak boleh terus dilakukan, harus tetap dicari tahu apa penyebabnya ketika kamu merasakan sakit berlebihan saat haid.
"Ingat ya, obat-obatan tersebut hanya sebagai pereda nyeri bukan menyembuhkan sakit saat menstruasi, lakukan pemeriksaan ketika kamu mengalami masalah saat menstruasi," ujarnya.