Adinia Wirasti Alami Adenomiosis, Bukan Nyeri Haid Biasa

1. Adinia mengalami adenomiosis sejak remaja

Instagram.com/Adiniawrst

Dikutip dari lama my.clevelandclinic.org, adenomiosis adalah kondisi reproduksi perempuan ketika jaringan endometrium tumbuh melapisi bagian dalam dinding rahim, sehingga menyebabkan rahim menebal dan membesar.

Hal ini mengakibatkan pendarahan pada rahim yang tidak normal serta siklus menstruasi yang menyakitkan. 

Gejala adenomiosis yang paling umum dialami oleh perempuan adalah rasa nyeri dan siklus menstruasi yang tidak teratur. 

Adinia berbagi cerita seputar adenomiosis yang sudah dialaminya sejak remaja dalam sesi BFW2021 dalam tema Pentingnya Perempuan dalam Mendeteksi Dini Permasalahan Kesuburan, Sabtu (6/11) lalu. 

Ia mengatakan bahwa saat itu, yang dirasakannya cukup sakit ketika datang bulan. Saking sakitnya, Adinia pernah hingga pingsan.

Ia juga bercerita bahwa adenomiosis yang dialaminya menggangu aktivitasnya sehari-hari. Jika beraktivitas, Adinia kerap mengalami kelelahan. Adinia menyebut bahwa masa-masa itu adalah the most pain baginya, karena ia tidak bisa ke mana-mana dan menjalankan kegiatannya dengan baik.

"Dulu kalau saya datang bulan, sakitnya agak ekstrem, suka pingsan dan tidak bisa bangun dari kasur selama 3 hari. Itu juga yang mengganggu proses syuting ketika diharuskan beradegan action, sementara keadaan badan lagi sakit," kata Adinia

Berbicara mengenai adenomiosis, penyakit ini ternyata hampir sama dengan endometriosis yang lebih banyak dikenal orang. Kedunya memiliki gejala yang sama, namun ternyata keduanya memiliki perbedaan. 

2. Perbedaan adenomiosis dan endometriosis 

Freepik

Ini dia perbedaan adenomisosis dan endometriosis. Adenomisosis terjadi ketika jenis sel yang sama melapisi rahim dan tumbuh di dalam dinding otot rahim dan kemudian membuat rahim menjadi lebih tebal.

Sedangkan endometriosis terjadi ketika sel yang sama melapisi rahim dan tumbuh di luar rahim. Pertumbuhannya bisa mendekati ovarium, kandung kemih bahkan saluran tuba yang bisa mengakibatkan seorang perempuan kesulitan hamil, demikian seperti dilansir dari webmd.com.

Gejala dari adenomisosis ialah:

• Pengencangan pada otot rahim
• Menstruasi yang sangat sakit
• Serta adanya tekanan pada kandung kemih dan rektrum.

Sementara gejala endometriosis adalah:

• Sakit perut pada saat menstruasi
• Nyeri pada punggung atau kaki selama atau setelah berhubungan seks
• Pendarahan saat menstruasi
• Rasa sakit saat buang air kecil dan buang air besar
• Mual, muntah dan juga merasa lelah  

Gejala ini kebanyakan dirasakan oleh perempuan ketika ada di masa menstruasi. Menurut dr M Luky Satria, Sp.OG dalam acara Bocah Fertility Week mengatakan bahwa penyebab dari keduanya belum diketahui pasti, saat ini hanya risikonya saja yang bisa diobati.

"Bisa jadi karena faktor lingkungan, pola hidup dan juga makanan yang dikonsumsi," kata dokter Luky.

Dokter Luky juga menambahkan bahwa mengonsumsi obat-obatan penghilang nyeri saat menstruasi tidak boleh terus dilakukan, harus tetap dicari tahu apa penyebabnya ketika kamu merasakan sakit berlebihan saat haid.

"Ingat ya, obat-obatan tersebut hanya sebagai pereda nyeri bukan menyembuhkan sakit saat menstruasi, lakukan pemeriksaan ketika kamu mengalami masalah saat menstruasi," ujarnya.

3. Adinia melakukan pengobatan untuk mengurangi rasa sakit ketika menstruasi

Instagram.com/Adiniawrst

Awalnya, Adinia menganggap bahwa nyeri saat menstruasi adalah hal yang normal. Namun, ketika rasa sakitnya sudah begitu mengganggu aktivitasnya, ia memutuskan untuk mengobatinya.

Adinia menceritakan perihal rasa nyeri yang ia alami ke orang-orang terdekatnya dan orang terdekat memberikan dukungan untuk datang ke dokter untuk lakukan pemeriksaan. Kemudian ia berkonsultasi ke dokter yang ahli di bidangnya untuk mendeteksi rasa nyeri yang dialaminya.

Setelah berkonsultasi, ia kemudian mengetahui bahwa rasa nyeri yang selama dirasakannnya ini dirasakannya adalah adenomiosis.

Sejak itu, ia dibantu oleh dokter untuk mengatasi rasa nyeri akibat adenomiosis tersebut dengan mengubah gaya hidup sehat dan mengonsumsi suplemen kesehatan, berolahraga serta tidak mengonsumsi gluten. 

Salah satu hal penting dalam mengobati kondisi medisnya adalah Adinia pelan-pelan mengenali diri sendiri supaya tahu lebih dalam mengenai kesehatan dirinya sendiri. Supaya ketika mendapati sesuatu yang mengganjal bisa dicari solusinya secepat mungkin.

"Istilahnya PDKT sama diri sendiri, bukan perkara mudah untuk bisa mengatasi permasalahan kesehatan ini, awal-awal mungkin masih terasa nyeri yang sama, namun saya terus memahami diri, tidak konsumsi makanan atau minuman yang buat kondisi saya makin parah, dan nyeri pun lebih bisa terkendali," katanya. 

4. Perubahan yang dirasakan setelah mengubah gaya hidup sehat

Instagram.com/Adiniawrst

Adinia merasakan perubahan yang sangat besar ketika ia mengubah gaya hidupnya untuk mengobati rasa nyeri akibat adenomiosis.

"Mengatur lifestyle makanan agar lebih teratur, menghindari makanan yang sering dimakan, bangun tidur harus olahraga yang benar, itu massive sekali perbedaannya. Dari komposisi badan saja sudah berbeda," ucap Adini

Dengan perubahan-perubahan yang dilakukan, Adinia sadar untuk mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat karena berpengaruh pada tubuhnya dan juga rahim. 

Trial and error baginya saat pertama kali memang ada. Di bulan pertama dan kedua ia menceritakan hasilnya berbeda, namun jika diamati ternyata memang banyak perkembangan yang cukup baik untuknya. 

Demikianlah cerita Adinia Wirasti saat mengalami adenomiosis hingga mengganggu aktivitasnya. Dengan mengubah gaya hidup sehat, rasa nyeri akibat adenomiosis yang dialaminya kini dapat berkurang. 

Kondisi masing-masing perempuan saat menstruasi berbeda-beda ya, Ma. Apa yang dialami Adinia belum tentu kondisinya sama dengan Mama juga, jadi tetap lakukan pemeriksaan ketika kamu alami masalah saat menstruasi ya.

Baca juga: 

• Bagaimana Endometriosis Bisa Menyebabkan Infertilitas pada Perempuan?
• Haid Sering Terlambat, Ini Pentingnya Cek Endometriosis pada Remaja
• Endometriosis Usus: Kenali Gejala, Pencegahan dan Pengobatan