Conscious Living Ubah Pola Konsumsi Masyarakat, Wajib Kelola Sampah

Masyarakat kini diharapkan jadi konsumen yang bijak dalam membeli suatu barang

9 September 2023

Conscious Living Ubah Pola Konsumsi Masyarakat, Wajib Kelola Sampah
Dok. ISF 2023

Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah penduduk di Indonesia yang 50 persen penduduknya tinggal di urban area. Tentu ada konsekuensi yang dirasakan dari pasarnya pertumbuhan penduduk, salah satunya adalah pemicu kerusakan lingkungan. 

Berbicara soal isu sampah, belakangan ini diketahui total sampah yang ada di Jawa Barat sudah menyentuh angka 25.000 ton per hari. Kebijakan pengolahan sampah sendiri sudah diatur dalam Jakstrada atau kebijakan strategis daerah. 

Sayangnya, langkah tersebut belum maksimal dan masih ada banyak porsi sampah yang belum dikelola dengan baik. 

"Nah ini baru sekitar 57 persen untuk penanganan yang tercapai dan 17 persen untuk pengurangan. Artinya masih banyak porsi sampah yang belum terkelola dengan baik," kata Maria Angela Novi Prasetiati dalam acara Indonesia Sustainability Forum 2023 pada Kamis (7/9/2023).

Dari permasalahan tersebut ada banyak dampak yang ditimbulkan, salah satunya ialah penumpukan sampah yang dikirim dari kota ke TPA Sarimukti. 

Jawa Barat sendiri kini sudah berkolaborasi dengan salah satu perusahaan multinasional untuk bahu membahu untuk menangani permasalahan tersebut dengan program bertajuk Conscious Living

Dengan adanya program tersebut, nantinya sampah-sampah yang dipakai oleh konsumen atau masyarakat, diharapkan tidak akan berakhir di TPA, melainkan diolah kembali demi dampak positif terhadap lingkungan. 

Untuk itu, simak informasi yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini mengenai program conscious living, mengubah pola konsumsi masyarakat untuk kembali mengelola produknya setelah digunakan.

Disimak, yuk!

1. Perubahan paradigma dari pola konsumsi masyarakat

1. Perubahan paradigma dari pola konsumsi masyarakat
Freepik/prostooleh

Kepala Bidang Konservasi Lingkungan dan Pengendalian Perubahan Iklim DLH Provinsi Jabar, Maria Angela Novi Prasetiati, ingin semua masyarakat mengubah paradigma soal sampah yang dikumpulkan, lalu dibuang begitu saja. 

Karena pada dasarnya, paradigma tersebut berdampak pada penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir di Sarimukti. Saat ini diperlukan adanya perubahan paradigma mulai dari pola konsumsi masyarakat.

Cara yang pertama adalah mendorong masyarakat menjadi konsumen yang bijak dengan mempertimbangkan segala sesuatu termasuk dampak lingkungannya, sebelum membeli suatu barang. 

Cara berikutnya ialah reduce, reuse, recycle, repair, dan refuse. Dalam hal ini, konsumen juga punya kekuatan atau daya tawar untuk menolak produk-produk yang tidak ramah lingkungan. 

Dengan cara tersebut, konsumen atau masyarakat bisa berkontribusi dengan hal-hal kecil demi berlangsungnya program keberlanjutan lingkungan ini. 

Editors' Pick

2. Jawa Barat melakukan kolaborasi program Conscious Living

2. Jawa Barat melakukan kolaborasi program Conscious Living
Pexels/SHVETS production

Langkah selanjutnya dalam mengatasi penumpukan sampah di Jawa Barat adalah program Concious Living. Sejak tahun 2021, Jawa Barat telah kolaborasi dengan sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen untuk mengelola sampah plastik. 

Perusahaan tersebut kini turut bertanggung jawab mulai dari pengemasan produk hingga produk tersebut selesai dipakai. Sebagai contoh, beberapa kemasan yang mereka gunakan kini menggunakan material daur ulang. 

Untuk ikut andil dalam program tersebut, masyarakat kini bisa menyetorkan kemasan produk rumah tangganya untuk kemudian di daur ulang melalui aplikasi digital bernama Octopus. 

Aplikasi tersebut turut memberikan dampak sosial dengan memberdayakan ribuan Pelestari (yang kerap dikenal pemulung) secara ekonomis, membantu mereka mendapatkan penghasilan tambahan sampai Rp 800.000 per bulan.

Mereka nantinya akan mendapatkan sejumlah poin usai menyetorkan produk kemasan plastik sampah, lalu poin tersebut bisa dikonversi ke mata uang rupiah.

Bukan hanya di Jawa Barat saja, program ini selanjutnya akan melakukan ekspansi ke wilayah DKI Jakarta, di mana kolaborasi tersebut telah didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

3. Program Conscious Living berhasil mengumpulkan lebih dari 250 ton sampah plastik

3. Program Conscious Living berhasil mengumpulkan lebih dari 250 ton sampah plastik
Freepik/frimufilms

Sejak mulai kolaborasi pada tahun 2021, program ini membawa perubahan yang luar biasa terhadap lingkungan di Jawa Barat.

Hingga Agustus 2023, program tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 250 ton sampah plastik dengan melibatkan sekitar 2.500 bank sampah lokal dalam pengelolaannya. Tercatat ada 70.000 konsumen yang ikut berpartisipasi dalam program ini. 

Conscious living juga telah memberdayakan sekitar 10.000 Pelestari dari beragam latar belakang seperti ibu rumah tangga, ojek online, dan lainnya. Mereka mendapatkan insentif sampai Rp 800.000 per bulan. 

Dari jumlah keseluruhan pelestari tersebut, sekitar 5.400 orang adalah perempuan dan kurang lebih 870 Pelestari adalah orang yang hidup dengan disabilitas.

4. Inisiatif terbaru, fasilitas sekolah di Cianjur akan menggunakan material daur ulang

4. Inisiatif terbaru, fasilitas sekolah Cianjur akan menggunakan material daur ulang
Popmama.com/Dwi Oktaviani

Tak berhenti sampai situ, perusahaan yang berkolaborasi dengan Jawa Barat ini kembali mengeluarkan inisiatif terbaru dari program keberlanjutan lingkungannya. Inisiatif ini tentu kembali membantu Jawa Barat dalam pengelolaan sampah. 

"The second one is we want to continue and extend the partnership that we have with the West Java government and our partners Save the Children to be able to use the recycled plastic to create hardware, which is furniture, school furniture for the schools that are impacted by the earthquake in Cianjur," ungkap Saranathan Ramaswamy selaku Presiden Direktur P&G Indonesia.

Bekerja sama dengan Save The Children Indonesia, perusahaan P&G memberikan dukungan berupa fasilitas penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), seperti meja dan kursi, yang terbuat dari sampah kemasan plastik. 

Barang-barang tersebut nantinya akan dikirimkan kepada beberapa sekolah yang terkena dampak gempa bumi di Cianjur yang terjadi pada November 2022 lalu.

Itulah informasi mengenai program Conscious Living yang dilakukan di Jawa Barat hasil kolaborasi dengan sebuah perusahaan multinasional. 

Dengan begitu masyarakat kini diharapkan untuk mulai mengubah pola konsumsi sebelum membeli suatu barang dan memulai untuk menggunakan produk ramah lingkungan. 

Baca juga:

The Latest