Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 Dominasi Kasus Covid-19 di Indonesia
Diprediksi akan terus meningkat hingga akhir bulan
22 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus Covid-19 belakangan ini mulai mengalami kenaikan. Hal tersebut dikarenakan adanya subvarian Omicron baru yakni XBB dan BQ.1. Kini, subvarian XBB dan BQ.1 sudah mendominasi 60 persen dari total kasus harian Covid-19 di Indonesia.
Menurut perkiraan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, puncak gelombang subvarian Omicron ini akan terjadi dalam waktu dekat.
"Sekarang XBB, BQ.1, itu saya lihat sudah di atas 60 persen, tapi belum 90 persen. Saya lihat positivity rate yang tinggi seperti ini, harusnya masih akan naik minimal sampai akhir bulan masih naik," ungkapnya.
Berikut Popmama.com sajikan rangkuman beberapa fakta mengenai subvarian XBB dan BQ.1 dominasi kasus Covid-19 di Indonesia.
Simak informasi berikut ini yuk, Ma!
1. Ada 10 provinsi yang sudah teridentifikasi varian XBB dan BQ.1
Dikabarkan saat ini ada 10 provinsi yang sudah terindentifikasi varian XBB dan BQ.1, yaitu Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Utara, dan Riau.
Menurut Juru Bicara Menkes Mohammad Syahril, dalam sebulan terakhir pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 10 ribuan orang, 5 persen di antaranya menjalani perawatan intensif, dan sisanya di non-ICU.
Editors' Pick
2. Tren kasus akan terus meningkat hingga akhir bulan
Disebut oleh Menkes bahwa puncak kasus Covid-19 bisa terlihat dari tren kenaikan posivity rate. Jika terjadi kenaikan konsisten hingga dua kali lipat setiap harinya, maka kasus harian Covid-19 belum mencapai puncak.
Sebaliknya, jika kenaikan menurun atau bahkan melandai, kemungkinan puncak kasus Covid-19 sudah lewat. Hingga saat ini tren kasus harian disebut akan naik terus hingga akhir bulan di saat posivity rate masih jauh di atas standar WHO.
Selanjutnya, Budi mengungkapkan lonjakan kasus subvarian saat ini terjadi di Batam, karena berdekatan dengan Singapura sebagai negara dengan kenaikan kasus XBB yang tinggi.