Beginilah Tata Cara Ibadah Iktikaf Ramadan Sesuai Sunah
Yuk cari tahu mengenai iktikaf Ramadan dalam rangka meraih malam Lailatulqadar
27 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan di penghujung Ramadan, tepatnya dalam 10 malam terakhir adalah iktikaf atau berdiam diri di mesjid. Syaikh Abdus Salam Asy Syuwai’ar mengatakan mengenai iktikaf adalah menetap di dalam mesjid untuk melakukan ketaatan kepada Allah.
Iktikaf bisa dilakukan kapan saja dan tidak harus di bulan Ramadan. Hanya saja sangat dianjurkan ketika memasuki sepuluh malam terakhir saat bulan Ramadan dalam rangka upaya memperoleh malam Lailatulqadar, malam penuh kemuliaan. Hal tersebut berdasarkan hadis yang disebut oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Bulughul Marom, memaparkan :
" Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beriktikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beriktikaf setelah beliau wafat." (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172)
Terkait ibadah iktikaf tersebut, simak ulasan dari Popmama.com mengenai iktikaf dan bagaimana pelaksanaan iktikaf yang sesuai sunah.
1. Iktikaf dilakukan di mesjid yang di dalamnya melaksanakan salat wajib 5 waktu
Iktikaf adalah perkara ibadah yang menetap atau berdiam diri di dalam mesjid dengan penuh ketaatan menjalankan ibadah kepada Allah.
Adapun syarat mesjid yang dimaksud adalah mesjid yang di dalamnya biasa dikumandangkan azan dan iqamah ketika memasuki waktu sholat wajib 5 waktu.
Di mesjid tersebut juga melaksanakan salat jamaah 5 waktu yang terdiri dari Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Iktikaf hukumnya sunah
Pelaksanaan iktikaf adalah hukumnya sunah yang dianjurkan terutama ketika di bulan penuh keberkahan yaitu Ramadan.
Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu alahi wa sallam yang beriktikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan.
Ibnul Mundzir rahimahullah dalam kitab beliau Al Ijma’. Beliau mengatakan : “Ulama sepakat bahwa iktikaf tidaklah berhukum wajib kecuali seorang yang bernadzar untuk beriktikaf, dengan demikian dia wajib untuk menunaikannya.” (Al Ijma’ hlm. 7; Asy Syamilah)
Editors' Pick
3. Orang yang beriktikaf harus muslim yang berakal dan bersih dari hadast besar
Syarat dari individu yang dapat melaksanakan iktikaf adalah muslim baik itu laki-laki ataupun perempuan yang sudah berakal dan suci dari hadast besar.
Maksud dari hadast besar adalah tidak sedang mengalami junub, haid dan nifas. Adapun anak kecil yang sudah tamyiz (sudah mengakhiri masa kanak-kanaknya) dianggap tetap sah dan boleh melakukan ibadah iktikaf.
4. Berniat di dalam hati kemudian masuk ke mesjid dan menetap di dalamnya
Tak ada bacaan khusus untuk melaksanakan iktikaf. Adapun yang wajib dilakukan adalah niat di dalam hati dan bertekad melakukan iktikaf. Sebab niat adalah amalan hati dan hanya Allah yang mengetahui. Bukan dilakukan secara lisan, namun ditekadkan di dalam hati. Karena setiap amalan harus diniatkan di dalam hati.
Hal tersebut berdasarkan hadis Rasulullah shalllallahu alahi wa sallam mengatakan, “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya’.” (HR. Bukhari & Muslim)
5. Menyibukkan diri dengan ketaatan beribadah kepada Allah
Iktikaf adalah perkara ketaatan dalam menjalankan ibadah kepada Allah yang dilakukan di dalam mesjid. Allah mensyariatkan iktikaf bagi mereka yang bertujuan agar hati dan kekuatannya fokus untuk beribadah kepada-Nya.
Untuk itu adab beriktikaf adalah seseorang hendaknya menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdoa, zikir, bersalawat dan membaca Al-Qur’an.
6. Lama waktu Iktikaf
Berapa lama waktu untuk berdiam diri di dalam mesjid dengan penuh kekhusyukan dalam rangka ketaatan ibadah kepada Allah. Tak ada batasan maksimal, namun mayoritas ulama berpendapat mengenai minimal waktu iktikaf adalah hanya berdiam di mesjid beberapa saat yang dikenal dengan istilah lahzhoh.
Sebagaimana pendapat Imam Nawawi yang mengatakan, "Adapun batas minimal Iktikaf yang shahih adalah apa yang ditegaskan oleh jumhur (mayoritas) bahwa persyaratkan tinggal/menetap di mesjid dan boleh lama atau sedikit bahkan sampai beberapa saat ( lahzhoh)." (Al-Majmu’ 6/514)
Itulah penjabaran mengenai ibadah iktikaf yang kerap dilakukan pada saat memasuki sepuluh terakhir di bulan Ramadan dalam rangkai mengapai malam kemuliaan seribu bulan, yaitu Lailatulqadar. Semoga bermanfaat ya.
Baca juga :
- Keutamaan Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir Ramadan
- Jangan Sedih, Ini 5 Amalan Cara Meraih Lailatulqadar saat Haid
- Beginilah Adab dan Tata Cara Berbuka Puasa sesuai Sunnah Nabi