Novel "Sapaan Sang Giri", Angkat Kisah Budak Jawa di Afrika Selata

Novel sejarah dengan penggabungan prosa dan puisi karya Isna Marifa

4 Agustus 2024

Novel "Sapaan Sang Giri", Angkat Kisah Budak Jawa Afrika Selata
Dok. Arsip Kabar Media

Kabar Media Books kembali menerbitkan novel terbarunya, yaitu novel sejarah edisi ke dua Sapaan Sang Giri karya Isna Marifa yang menceritakan tentang perbudakan masyarakat Jawa di Afrika Selatan pada masa penjajahan Belanda. Isna Marifa menulis sejarah penting terbentuknya kaum Cape Malay di Tanjung, Afrika Selatan yang bersangkutan dengan Nusantara. 

Sapaan Sang Giri adalah novel tentang sejarah perbudakan di Afrika Selatan yang melibatkan orang Nusantara, khususnya kaum Cape Malay. Menggambarkan pengalaman orang-orang yang diambil paksa dari tanah air dan menjadi budak, berfokus pada perjalanan seorang anak perempuan dan papanya dari Jawa. 

Apakah kamu penasaran dengan cerita dan apa saja dibalik novel Sapaan Sang Giri? Berikut Popmama.com berhasil merangkumnya di bawah ini! 

1. Novel yang dipersembahkan untuk menghubungkan kembali antara orang Indonesia dan orang Cape Malay

1. Novel dipersembahkan menghubungkan kembali antara orang Indonesia orang Cape Malay
Dok. Arsip Media Kabar

Novel yang mengangkat perjuangan budak-budak Nusantara di Afrika Selatan yang tetap menjalankan tradisi Jawa untuk mewariskan budaya yang hingga kini dikenal sebagai suku Cape Malay. Penulis ingin kembali menyadarkan dan menghantarkan rasa kepada masyarakat Indonesia dan generasi baru dengan kaum Cape Malay. 

"Sebenarnya novel ini saya tulis untuk menghubungkan kembali orang Indonesia dengan saudara jauh (Cape Malay) yang ada di Afrika Selatan, yang keturunan Nusantara. Harapannya adalah ada ketersinambungan dengan generasi baru untuk saling mengenal dan berbagi sejarah," ungkap Isna Marifa sebagai penulis novel Sapaan Sang Giri, Sabtu (3/09/2024), di Dialogue, Jakarta Selatan.

Editors' Pick

2. Sepenggal sejarah yang terlupakan

2. Sepenggal sejarah terlupakan
Dok. Arsip Media Kabar

Pembaca akan terpukul mengenai pahitnya perjuangan dan terbelenggunya para budak Nusantara di Afrika Selatan saat zaman kolonial Belanda. Penulis membagikan pandangan bahwa orang Indonesia akan merasakan keselarasan dalam latar budaya dan tempat dengan orang Cape Malay. 

"Ini sepenggal sejarah yang kita banyak nggak tahu, sedangkan orang-orang yang keturunan Cape Malay ini kelihatannya sedang mencari jejak leluhur-leluhur mereka. Jadi kalau kita di Indonesia mengetahui sejarah ini dan berjumpa dengan orang Cape Malay kita bisa terhubung, bisa berkomunikasi dengan lebih enak," tambahnya. 

3. Novel dengan penggabungan antara prosa dan puisi

3. Novel penggabungan antara prosa puisi
Popmama.com/Erenzwei Ernawan
Potret isi novel Sapaan Sang Giri

Pembaca akan disuguhkan keindahan tulisan yang terdiri dari elemen prosa liris, yaitu penggabungan tulisan naratif dan puisi. Penulis ingin membawakan gambaran perasaan yang lebih dalam dari perjuangan karakter di novel ini serta untuk mengapresiasi sastra Jawa. 

"Dari segi kepenulisan, saya coba untuk menggabungkan prosa biasa, liris, dan format metro pacapat yang intinya untuk mengapresiasi sastra jawa yang kita sudah hampir lupa," terangnya. 

4. Sinopsis novel Sapaan Sang Giri

4. Sinopsis novel Sapaan Sang Giri
Dok. Arsip Media Kabar

Saat itu tahun 1751. Wulan, usia sembilan tahun, mendapati dirinya di belahan dunia lain, jauh dari desanya di Jawa. Ia terpisah dari kakek-nenek yang disayanginya, para kerabatnya yang suka bercengkrama, serta suara dan wewangian dari kampung halaman yang ia cintai.

Wulan dan ayahnya, Parto, diperbudak di lahan pertanian di ujung selatan Afrika, tanpa harapan untuk pulang. Mereka terus berpegang teguh pada identitas dan ajaran Jawa, menghadapi getirnya hidup di Afrika. Mereka menjalin ikatan dengan orang-orang dari belahan bumi lainnya, membentuk komunitas yang kemudian dikenal sebagai kaum Cape Malay.

5. Riset mendalam untuk novel Sapaan Sang Giri

5. Riset mendalam novel Sapaan Sang Giri
Popmama.com/Erenzwei Ernawan
Potret Isna Marifa saat Media Gathering, Sabtu (3/09/2024), di Dialogue, Jakarta Selatan.

Tentu sebelum menciptakan sebuah novel mengenai sejarah memerlukan riset yang detail agar tidak menginformasikan pesan yang palsu. Isna Marifa sebagai penulis rela melakukan perjalanan riset hingga ke Afrika Selatan. 

"Tentunya masalah riset, sumber-sumber baik dari Afrika Selatan dan dari sini, saya harus banyak cari. Mungkin di kunjungan pertama saya mulai ada sedikit pemahaman tentang sejarah Cape Malay dan keterhubungannya dengan Indonesia, kemudian saya gali dengan laporan dan dokumentasi tertulis, seperti buku-buku," ungkap Isna Marifa. 

Nah, itu dia cerita dibalik novel Sapaan Sang Giri karya Isna Marifa yang akan memberikanmu wawasan sejarah bengis yang jarang ada di buku sejarah. Apakah kamu ingin membaca novelnya? 

Baca juga:

The Latest