Sedang banyak dibicarakan mengenai makanan dan minuman yang mengandung karmin. Sebenarnya, apa itu pewarna karmin?
Beberapa waktu lalu, PWNU Jawa Timur mengimbau warga untuk menghindari produk yang mengandung karmin karena dianggap tidak halal. Sebenarnya, dari mana sih asalnya karmin?
Karmin adalah pewarna merah alami yang berasa dari serangga cochineal. Serangga ini memiliki banyak persamaan dengan belalang, namun darahnya tidak mengalir, demikian dilansir dari Halalmui.org. Lalu, kenapa karmin jadi bahan pembicaraan yang cukup panas? Mari kita ulas lengkap bersama Popmama.com.
1. Termasuk sumber pewarna alami
Pexels/Ono
Karmin memiliki nama lain carmin dan merupakan kelompok pewarna alami yang terbuat dari serangga atau sejenis kutu daun. Serangga ini dihancurkan dan kemudian dijadikan campuran makanan, kosmetik, dan perawatan tubuh.
Menurut Prof dr Ir Sedarnawati Yasni, M.Agr, karmin dibuat dari serangga atau kutu daun yang menempel pada kaktus pir berduri.
2. Peru merupakan penghasil karmin terbesar
Pexels/Sini-1424682
Serangga cochineal ini banyak ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan. Sejauh ini, Peru menjadi negara penghasil karmin terbesar di dunia. Setidaknya, negara ini berhasil memproduksi 70 ton karmin per tahun.
Sedangkan karmin mengonsumsi kaktus sebagai sumber makanannya.
Editors' Pick
3. Bagaimana proses pembuatan karmin?
Pexels.com
Mungkin banyak orang yang penasaran bagaimana karmin bisa berujung menjadi pewarna alami. Pertama, serangga ini akan diinduksikan pada kaktus agar bisa berkembang biak dan bertumbuh menjadi serangga dewasa.
Saat tubuhnya membesar dan berisi, serangga ini akan dipanen dengan cara disikat, dikeringkan dengan sinar matahari dan ditampi untuk menghilangkan bulu-bulu mereka.
Setelah itu, serangga yang sudah siap diproses akan dihancurkan dengan mesin. Setelah itu, karmin jadi berbentuk serbuk dan siap digunakan.
4. Tentang kehalalannya
halalmui.org
Beberapa orang mengaku cukup kaget mengetahui fakta bahwa banyak makanan dan barang yang berwarna merah berasal dari serangga.
Namun dr Sedarnawati yang juga merupakan auditor senior LPPOM MUI ini pernah memeriksa kehalalan karmin. Menurutnya, serangga ini tidak memiliki darah yang mengalir sehingga hukumnya halal.
Pada tahun 2011 MUI melalui Keputusan Komisi Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2011, menjelaskan bahwa serangga cochineal merupakan serangga yang hidup di atas kaktus dan makan pada kelembaban dan nutrisi tanaman. Cochineal merupakan binatang yang mempunyai banyak persamaan dengan belalang dan darahnya tidak mengalir. Adapun pewarna makanan dan minuman yang berasal dari serangga cochineal hukumnya halal, sepanjang bermanfaat dan tidak membahayakan.
5. Yang harus diperhatikan adalah bahan pelarut karmin
Freepik/master1305
Karmin yang belum diolah memiliki bentuk serbuk. Kalaupun jika ingin mengeluarkan warna yang diinginkan, maka akan diberi tambahan alkohol.
Namun tetap saja, karmin perlu menggunakan bahan pelarut untuk dijadikan salah satu bahan pewarna di pakaian, makanan, minuman, dan produk kecantikan. Bahan pelarut ini biasanya menggunakan etanol, triacetin atau gliserin.
Gliserin ini salah satunya dihasilkan melalui proses hidrolisis lemak hewani. Sedangkan bahan pelapis bisa menggunakan sumber gelatin yang umumnya berasal dari gelatin hewani.
Bahan pengemulsi ini bisa menggunakan turunan asam lemak yang berasal dari asam lemak hewan. Maka masih ada kemungkinan pengelmusi ini tidaklah halal.
Namun semua produk yang sudah melewati MUI biasanya telah ditelaah secara maksimal sehingga bisa mendapatkan label halal.
6. Daftar produk yang mengandung karmin
dairyfoods.com
Meski sudah dikatakan halal dan ada fatwa MUI, beberapa orang memilih menahan diri untuk tidak mengonsumsi produk yang mengandung karmin.
Untuk memudahkan, inilah beberapa jenis produk yang mengandung karmin:
Pelembap kulit
Permen atau jelly
Makanan ringan
Susu dan produk olahannya
Produk makeup atau kosmetik
Sampo
Cat
Tekstil
Benda seni dan kerajinan seperti krayon dan cat air
Obat-obatan
Itu dia ulasan lengkap mengenai karmin. Apakah Mama tim tak masalah atau tim yang harus menahan diri dan mencari produk penggantinya saja?